"Sam, pinjem dulu ya, kembaran lo"
..............................................................
"Sha?" panggil Laluna pelan
"hm?" jawab Shabila pelan, ia sedang sibuk mencatat apa yang ditulis Pak Budi di papan tulis. Suasana kelas sangat hening sekali, hanya suara pak Budi yang sedang menjelaskan pelajaran kimia yang terdengar
"gw mau nanya"
Dengan hati-hati Luna berbisik, tak boleh ketahuan, ia tak mau diusir Pak Budi dari kelas
"nanya aje" Shabila masih terus menggerakan pulpen berwarna pink miliknya di atas buku catatan
"lo pernah kemakan omongan sendiri?"
"gimana tuh contohnya?"
"ya misalnya nih, lo dulu gasuka suatu hal, eh tau taunya sekarang lo jd suka gitu"
"oh pernah. gw dulu bilang gw gasuka makan ikan, pas gw makan secara ga sengaja, ternyata enak, yauda gw jadi suka, gw makan mulu sampe sekarang"
"terus lo malu ga?"
Kali ini Shabila menoleh ke arah Luna, mungkin pertanyaan Luna kurang jelas
"ya malu ga sama diri lo sendiri? udah bilang gasuka, taunya suka"
Sepertinya Shabila sudah paham, akan kemana topik pembicaraan ini akan berlabuh, tidak lain, pasti ada sangkut pautnya dengan gengsi sahabatnya ini
"gaada salahnya lagi meralat pikiran lo sendiri..." Shabila kembali menatap papan tulis
"yang salah itu, ngebohongin diri sendiri, padahal suka, ngotot ga suka, yg ada kesiksa deh batin lo tiap hari" katanya lebih lanjut
Laluna hanya diam, mencerna semua omongan Shabila
"eh btw, ngapain lo nanya itu?"
Seketika Luna panik, ia putar otaknya, mencari jawaban yang tepat agar Shabila tidak mencurigainya
"ah gw tau! lo suka sama Daniel, anak baru itu ya?!! Tapi gengsi karna dia adek kelas kita, kan lo anti pacaran sama brondong" celetuk Shabila
"HAH?! GILA LO YA?! ENGGA LAH!" Laluna refleks berdiri dari tempat duduknya, seraya berteriak lumayan keras, bisa dibilang.
"apanya yg gila, Luna?!" tanya Pak Budi dari depan papan tulis, bingung
Tak perduli sekeras apa Luna berusaha memberi alasan kepada Pak Budi, Luna tetap diusir dari kelas
.....................
Melewati lapangan utama SMA Pelita, dilihatnya anak anak baru sedang melaksanakan MOS terakhir. Laluna memang pengurus OSIS, namun ia bukan lah anggota inti OSIS, hari ini hanya inti OSIS lah yang menghadiri sekaligus yang memimpin jalannya penutupan MOS. Itulah mengapa ia, Shabila dan Debora belajar di kelas seperti biasa
'huuuffff...' ntah untuk sudah untuk yg ke berapa kali Laluna menghela nafas panjang
Ia terus melangkahkan kakinya melewati koridor kelas kelas SMA Pelita, ia hanya menunduk, pandangannya hanya terpusat oleh lantai sekolah dan langkah kakinya
"hih! ini semua fix gara gara Daniel Mahendra!!!"
Kali ini ia tak hanya menyentakan kakinya kesal, namun juga sedikit bergumam
"gara gara gw?" tanya Daniel yang tiba-tiba sudah berdiri di depan Laluna
Laluna kaget, langsung ia hentikan langkahnya dan mengalihkan pandanganya dari lantai sekolah ke arah Daniel berdiri
KAMU SEDANG MEMBACA
Junior X Me [Kang Daniel]
Novela Juvenil[Completed] Baca aja pokoknya, autornya ga jago buat sinopsis [cover by @kamubiru] [Don't forget to vote and leave comments if you like this story] [Happy Reading!]