SDH
.
.Begitu sampai di rumah Sandra menghempaskan tubuhnya ke atas sofa, tanpa melepaskan satu pun pakaian sekolahnya. Hari yang cukup melelahkan ia mengerjap-erjapkan matanya ke palvon dengan pikiran kosong. Namun segera ia menyandarkan tubuhnya saat menyadari bahwa ia sedang bersama Fajar kali ini. Pulang cepat dari sekolah setidaknya bisa membantu untuk membuat perasaannya lebih baik dari sebelumnya. Karena Fajar tidak membawa motor, maka ia yang harus mengantar Fajar pulang setelah ganti baju nanti. Sayangnya rasa mager lebih dulu menyelinap merasukinya.
"Lo kayak stres banget bertengkar sama Arvind, kalian kenapa sih?" Tanya Fajar seraya membuka toples kacang yang ada di depannya.
"Dia telat jemput gue, capek nunggunya gue." Jawab Sandra dengan malas.
"Yaelah kutil. Masa gitu doang lo ngambekan sih." Celetuk Fajar gemas dengan tingkah Sandra sembari mengunyah kacang yang ada di mulutnya.
"Masalahnya dia udah sering banget, giliran orang lain dia cepet. Kan seharusnya gue yang diistimewain, bukan yang lain. Kalau mau baik-baik sama orang lain seharusnya lebih baik sama pacar sendiri bukannya tidak dipedulikan, Dan walaupun dia bilang itu caranya dia yah gak gitu juga kalau sama pacar sendiri." Keluh Sandra sembari memainkan ponselnya.
"Yaelah lebay amat lu kutil ikan. Coba lu pahami pacar lo itu, jangan cuma mau di pahami. Kalau lo udah pahami dia, tapi masih gitu-gitu aja yah baru lo salahin dia. Heran gue sama cewek, nyalahin cowok mulu." Sahut Fajar sembari menikmati kacang yang sudah ia peluk toplesnya itu.
"Udah kali, lo kayak gak kenak gue aja. Emang dianya aja yang gak ngertian."
"Ya serah lo deh." Fajar tidak peduli yang penting cemilan tetap jalan.
Kring kring!
Tiba-tiba saja ponsel Sandra berdering menandakan sebuah notifikasi telah bertandang di pagar ponselnya. Hanya saja malas geraknya telah menghampiri lebih dulu hingga ia hanya memandangi ponselnya yang berdering diatas lemari.
Kring kring!
"Astaga kenapa berisik banget sih tuh ponsel." Gerutu Fajar gemas karena Sandra hanya mendiamkan ponselnya.
Sandra segera memperbaiki posisinya untuk mengecek siapa yang menghubunginya, sampai-sampai harus menganggu kegiatan stalkingnya. Ia segera membuka notifikasi yang terpampang jelas dilayar. Pesan yang berasal dari orang yang sementara ia stalk.
Arvind
Kenapa gak kekelas?
Gak nungguin juga?Arvind
San. .
Sandra
Sandraaa.
Yang.
Manasih?Arvind
Oi. Nih orang budek kali ya?
Sandra balas dong.Arvind
Ngapain cuma diread-_-"Udah balas aja kali, giliran lo gak dihubungin baru deh lo ngomel." Celetuk Fajar dengan mudahnya.
Sandra gregetan melihat pesan dari Arvind yang sudah banjir di layar ponselnya ditambah dengab Fajar yang dengan sengaha membuatnya panas. Akhirnya karena tidak bisa membiarkan Arvind terus menerus seperti itu Sandra membalas pesan itu walau hanya sekadarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐎𝐫𝐚𝐧𝐠 𝐊𝐞𝐭𝐢𝐠𝐚 (✔)
Teen Fiction(Complete) Sandra pikir, berpacaran dengan Arvind adalah salah satu kebahagiaan untuknya. Walaupun tahu bagaimana kisahb sang kekasih yang masih sering dikejar masa lalu, tetapi ia masih bisa menerima. Namun hal itu tidak bisa berlangsung lama, samp...