Chapter 26 [Kesepian]

945 30 1
                                    

Terkadang egois bisa menghancurkan sebuah hubungan secara perlahan-lahan. Tidak ada yang akan pernah mengira atau bahkan menyadari satu hal itu karena pada dasarnya tidak ada yang ingin disalahkan. Mempertahankan argumen sendiri merupakan sesuatu hal yang tidak perlu diragukan lagi dalam suatu hubungan. Dan tanpa sadar semua itu adalah bentuk keegoisan semata dan membuat sebuah hubungan saling menjauh dan mencari jalan masing-masing.

Dan itulah yang terjadi pada hubungan Arvind-Sandra saat ini. Arvind tidak ingin memulai lagi seperti biasa, ia ingin Sandra bisa menyadari titik kesalahannya yang membuat hubungan mereka begitu terombang-ambing. Sementara di lain sisi, Sandra juga tidak ingin memulai lebih dulu karena menuruti gensinya yang tidak pernah bisa dikurangi.

Arvind mengacak rambutnya frustasi karena tidak tahu lagi harus bagaimana. Jika harus disuruh jujur, ia juga tidak mau membuat keadaan hubungan mereka seperti itu. Hanya saja ia juga perlu menyadarkan Sandra agar ia tidak berjuang sendirian lagi. Ia hanya ingin Sandra sedikit memahaminya dan setidaknya Sandra bisa menpercayainya tanpa harus berpikir aneh-aneh.

Bahkan sampai sekarang, Arvind hanya mengira bahwa mereka hanya sedang marahan. Ia tidak pernah mengira bahwa ia tidak akan saling berkomunikasi lagi dengan Sandra, bahkan dalam tiga hari terakhir. Sedangkan Arvind sangat mengkhawatirkan keadaan Sandra.

Tiba-tiba satu kejadian terlintas di pikirannya, dan menghadirkan seseorang yang membuatnya merasa bertanggung jawab dengan apa yang menimpanya.

"Ah! Gue belum hubungin Tasya soal motornya." Ujar Arvind bermonolog dengan dirinya sendiri.

Entah dapat dorongan darimana hingga Arvind mencari sebuah kontak yang berlabelkan Tasya di nama kontaknya. Arvind hendak memberikan kabar pada Tasya bahwa motornya sudah ia masukkan ke dalam bengkel.

Arvind
Dek
Tasya
Ini Arvind

Tidak berlangsung lama setelah Arvind mengirimkan pesan pada nomor itu, dengan sigap sebuah balasan sudah kembali bertamu di ponselnya.

Tasya
Eh iya kak

Arvind
Motor kamu udah dimasukin bengkel

Tasya
Wah makasih banget ya kak
Jadi ngerepotin

Arvind
Gak apa-apa saya jg salah
Udah nabrak kamu

Tasya
Gak gitu jg kok
Aku malah gak liat ada mobil

Arvind
Yaudah salah berdua aja
Biar adil

Tasya
Eah kak pintar ngelucu jg ya

Arvind
Gak lucu
Garing banget malah

Tasya
Beneran kak

Arvind
Gimana keadaan kamu?

Tasya
Keadaan apanya kak

Arvind
Luka2 mu udah diobatin lagi?

Tasya
Udah kok kak
Makasih ya tadi
Sampai repot ngebersihin lukaku

Arvind
Santai aja

Tasya
Hehe:)

Dan sepertinya Arvind mulai lupa dengan keadaannya, lupa pada rasa sepi yang dirasakannya karena sedang break dengan Sandra.

Arvind mengubah posisinya menjadi duduk dan bersandar di sofa sambil terus mengetikkan balasan untuk setiap chat masuk dari Tasya. Menurut Arvind wajar saja bukan jika ia merasa bertanggung jawab dengan orang yang baru saja ditabraknya. Dan lagi Arvind sedang butuh pelarian untuk melupakan beberapa bebannya yang memang ingin ia lupakan.

 𝐎𝐫𝐚𝐧𝐠 𝐊𝐞𝐭𝐢𝐠𝐚 (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang