Chapter 13 [Ketahuan]

1.9K 49 2
                                    

SDH
.
.
.
.


Inilah saatnya Arvind berusaha memperbaiki keadaan hubungannya dengan Sandra yang berada dalam masalah gara-gara Diandra.

Arvind yang tidak ingin jika memiliki masalah terlalu lama dengan orang lain apalagi dengan Sandra yang bukan orang lain baginya. Arvind akan selalu berusaha bagaimanapun caranya untuk bisa berbaikan. Namun walaupun seperti itu, Arvind hanya ingin memperbaiki hubungan dengan orang-orang yang bisa menghargainya.

"Hei."

Arvind tersadar dari lamunannya saat Sandra telah berada di smping pintu mobilnya. Arvind bahagia bisa melihat senyuman Sandra lagi setelah beberapa hari tidak pernah mendapatkan senyuman itu gara-gara masalah yang terjadi di antara mereka.

"Maaf maaf tadi aku melamun," jawab Arvind cengengesan melihat Sandra memperhatikannya.

Arvind memperhatikan Sandra yang memutari mobilnya agar bisa naik dan duduk di sampingnya.

Aku harap ini adalah pertengkaran terakhir kita.

"Kita mau kemana?" Tanya Sandra saat sudah berada di atas mobil, namun kebiasaan Arvind yang hanya menggantung jawaban pertanyaan Sandra.

Lagi-lagi Sandra hanya bisa mendengus kesal dengan tingkah Arvind, mau bagaimana lagi itulah Arvind yang selalu membuat Sandra dalam posisi yang tidak karuan. Untuk beberapa saat tak ada percakapan yang terjadi di antara mereka berdua hanya keheningan yang menyelimuti keduanya.

Sandra mengeluarkan ponselnya dari dalam saku celananya, untuk mengalihkan kebosanan sekaligus untuk menutupi kekesalannya karena tak ada perbincangan di antara mereka berdua.

"Vind nengok sini." Ujar Sandra akhirnya memecah keheningan di dalam mobil itu.

Sandra mengajak Arvind untuk berfoto bersama namun Arvind kerap menolak ajakan Sandra. Sandra mengerucutkan bibir yang sempat dilirik oleh Arvind yang mungkin telah membuatnya luluh untuk diajak berfoto.

"Yah yah yah." Ujar Sandra menampilkan dengan setengah memohon, membuat Arvind mendengus kesal mau tidak mau harus diajak berfoto.

Kedua berfoto bersama membuat Sandra tertawa bahagia, Arvind yang melihat itupun menampilkan segaris senyuman yang menyiratkan ketenangannya.

"Jangan ngambek lagi, nanti cepet tua."

Mendengar ucapan Arvind membuat Sandra mengerucutkan bibirnya lagi, mencibir ucapan Arvind berkali-kali yang ditanggapi dengan gelengan kepala Arvind melihat tingkah Sandra.

"Jangan buat kesalahan supaya aku gak marah, gak kasian sama aku?" Sandra membalikkan ucapan Arvind yang tadinya menyindir dirinya kini sudah kembali menyindir Arvind, namun Arvind tetap tenang menghadapi Sandra yang labil.

Arvind menepikan mobilnya di depan sebuah warung, lalu memandang Sandra dengan tatapan tak bersalah. "Kita makan dulu ya, laper."

"Yaudah gih keluar."

Arvind mengambil posisi tepat di samping Sandra yang sudah menopang dagu mimilih makanan apa yang ingin dimakannya. Arvind sudah berkali-kali menggelengkan kepala karena tingkah Sandra yang kadang menggemaskan sekaligus mengesalkan.

"Mau makan apa?"

"Nasi goreng gila, boleh?" Jawab Sandra dengan cengingisan.

Arvind menarik napas dan membuangnya kasar, makin hari tingkah Sandra semakin membuatnya gemas. "Boleh, tapi gak usah dipedesin."

Sandra mempelototkan matanya mendengar jawaban Arvind baru saja. "Yah itu bukan nasi goreng gila lagi namanya, tapi nasi goreng udah waras."

Bukannya mendengarkan ocehan Sandra, Arvind malah menertawakan Sandra yang bertingkah seperti anak SD yang dicuri pulpennya.

 𝐎𝐫𝐚𝐧𝐠 𝐊𝐞𝐭𝐢𝐠𝐚 (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang