8. Protective Brothers.

30K 1.6K 18
                                    

Sampai di sekolah Ataya dan Ayra menjadi pusat perhatian karna pagi ini mereka berdua datang bersama. Siswi yang mengidolakan Ataya langsung bergosip sambil mencibir Ayra yang menurut mereka sangat tidak cocok jika berjalan bersama Ataya.

Sedangkan siswi yang mengikuti oraganisasi pramuka terlihat kaget melihat dua pemimpin di organisasi mereka. Mereka bertanya-tanya mengapa Ayra dan Ataya datang bersama. Sedangkan selama dua tahun mereka terlihat bermusuhan karna Ayra yang sering ditangkap Ataya saat mengikuti tawuran.

"Gila! Gak nyangka gue kalo mereka deket" gumam Fatin salah satu anggota pramuka yang dekat dengan Ayra.

"Hooh gue juga gak nyangka. Selama ini mereka gak pernah ngomong kan kalo di tempat latihan?" Timpal Fitan kembaran Fatin yang juga salah satu anggota pramuka. Fatin mengangguk.

Sedangkan Ayra yang tengah berjalan dibelakang Ataya terlihat risih dengan tatapan siswa siswi di sekolahnya. Tapi Ataya terlihat santai sambil memasukkan kedua tangannya di kantung celana.

"Nyesel Gue datang sama Ataya. Pasti deh bakalan heboh" gumam Ayra yang masih didengar Ataya. Ataya melirik Ayra sebentar lalu menghentikan langkahnya. Ayra yang berada di belakang Ataya tidak menyadari jika Ataya berhenti. Alhasil ia menabrak punggung kokoh milik Ataya.

"Duh!" Geramnya. "Ata! Lo kalo mau berhenti bilang dong! Jadi nabrak kan. Mana sakit lagi ni kepala" kesal Ayra sambil mengusap dahinya.

Ataya ikut mengusap dahi Ayra dengan tangan kanannya. "Sorry" ucapnya setelah itu ia kembali berjalan. Ayra dibuat melongo olehnya.

"Ataya kenapa sih? Aneh banget. Tadi berhenti tiba-tiba, terus barusan mengusap dahi gue tiba-tiba juga" oceh Ayra. Ia kembali berjalan menuju kelasnya.

"Pagi Wu!" Sapa Ayra ceria saat melihat sahabatnya tengah menyalin tugas sekolah mungkin.

"Eh? Ayra? Lo udah datang? Tumben banget. Kesambet apaan lo? Lo gak sakit kan? Atau lo ada tawuran pagi ini?" Rentetan pertanyaan itu keluar dengan cepat dari mulut Wulan.

"Elah! Lo nanya apaan sih? Kaga ngerti gue. Udah jangan banyak tanya gue mau tidur!" Ucap Ayra seraya merebahkan kepalanya di meja. Wulan yang melihat hanya mengendikkan bahu lalu kembali sibuk dengan kerjaannya.

Tidak lama bel berbunyi. Wulan yang sudah selesai menyalin tugasnya mengembalikan buku Andika yang ia pinjam. Wulan mengguncang tubuh Ayra agar Ayra bangun karna sebentar lagi Bu Soimah akan masuk.

"Ayra! Bangun! Itu bu Soi bentar lagi masuk!" Ucap Wulan. Ayra mula mengangkat kepalanya dengan mata yang masih terpejam. "Bangun! Lo mau kena hukum?" Tanya Wulan. Dengan berat hati Ayra membuka matanya.

"Selamat pagi anak-anak" sapa guru semok dengan perawakan tidak terlalu tinggi dan memiliki wajah oval.

"Pagi bu!" Sapa semua Murid.

"Sebelum ibu menjelaskan materi untuk ulangan kenaikan kelas. Ibu ingin kalian mengumpulkan perkerjaan rumah yang kemarin ibu suruh" ucap Bu Soimah.

Ayra membulatkan matanya. Ia melirik kanan dan kiri, teman kelasnya yang tengah mengeluarkan tugas yang disuruh bu Soimah. Bu Soimah yang melihat gelagat Ayra yang tidak tahu diam mulai berdiri dari duduknya.

"Ayra! Kamu tidak mengerjakan PR lagi?" Tanya bu Soimah. Ayra mengangguk sambil menyengir kuda. "Sudah ibu duga. Keluar dari pelajaran ibu!" Bentak bu Soimah.

Ayra memutar bola mata malas. "Kalau mau nyuruh keluar yah santai aja dong. Gak perlu bentak juga" ucap Ayra sambil berjalan keluar.

Teman-teman kelas Ayra sudah biasa melihat Ayra yang sering melawan guru. Jadi mereka biasa saja. tidak jarang juga siswi kelas XI IPA 1 mengomentari perilaku Ayra yang kurang ajar.

Protective Brothers. (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang