"Oke, karna sekarang udah jam setengah enam, latihan hari ini kita berhentiin. Ingat jangan ada yang kelayapan, ntar ibu bapak kalian pada Nyariin. Oke sekian Assalamualaikum warahmatulahi wabarakatu"
"Waalaikumussalam warahmatulahi wabarakatu"
"Sebelum kita pulang marilah kita berdoa menurut agama dan kepercayaan kita masing-masing. Berdoa mulai. Selesai"
Seluruh anggota pramuka sudah bubar dari lapangan basket, termasuk Ataya dan Ayra yang sedang berjalan ke parkiran.
"Mampir di es depan toko buku Ye ta. Pen beli es gue" ucap Ayra.
"Iya ah bawel lo" umpat Ataya.
"Perasaan gue ngomong cuma satu atau dua kalimat dah, dari mana bawelnya?" Tanya Ayra.
"Iya tuan putri ayi yang gak bawel" ucap Ataya dengan senyum dipaksa.
Ayra memukul punggung Ataya keras sampai menimbulkan bunyi. tapi respon Ataya biasa saja, toh udah pernah dipikul lebih dari ini juga.
Ngomong-ngomong masalah kecup pipi tadi, mereka berdua sama sekali gak canggung. Justru mereka malah ketawa-ketawa gaje sambil maki satu sama lain. Emang aneh mereka, sampe Fatin sama Fitan yang perhatiin mereka tambah bingung gitu. Pasti pada nanya kan? (Kaga) jadi gini, mereka itu mikir dulu waktu kecil juga mereka sering saling cium. Lah kenapa waktu gede kaga boleh? Lagian sama-sama jomblo juga kan?? (Serah yang ngenes ae)
"Kak Ayra, kak Ataya" panggil Fatin dari belakang sambil lari kecil ngejar Ataya sama Ayra.
Ayra sama Ataya refleks berhenti sambil hadap belakang waktu ada yang manggil. Dan berakhir dengan Fatin yang berhenti di hadapan mereka sambil ngos-ngosan.
"Kenapa Tin?" Tanya Ayra.
"Nanti malam, ulang tahun gue sama Fitan kak. Datang yah, nanti alamat restorannya di bagi di gc pramuka" jawab Fatin.
"Eh? Kok mendadak? Ini udah jam berapa? Aduh gak bisa beli kado deh" gumam Ayra.
"Hehehe.. gak usah repot bawa kado kak, tangan kosong juga gak apa-apa. Yang penting doa" ucap Fatin yang mendengar Gumaman Ayra.
"Gitu yah? Yaudah deh. Btw selamat yah, salam sama Fitan juga" ucap Ayra.
"Iya kak"
"Yaudah duluan yah Fatin" pamit Ayra.
"Iya kak, hati-hati dijalan. Jangan lupa yah" ucap Fatin.
Ayra mengangguk lalu pergi dengan Ataya yang sedari tadi terdiam. Mereka sampai di parkiran yang udah lumayan sepi. Motor sama sepeda yang tadinya lumayan banyak cuma nyisain motor Ataya sama dua motor yang lain.
"Ata, lo datang nanti malam?" Tanya Ayra sambil memasang helm.
"Gue ikut lo aja, lagian kalau gak ada lo mau ngomong sama siapa gue?" Balas Ataya.
"Dih! Biasa juga lo gak pernah ngomong sama gue di latihan-latihan yang dulu. Lo Kesambet apa sih?" Tanya Ayra gemas.
"Gak Kesambet apa-apa Ayra" jawab Ataya sambil mencubit pipi Ayra.
Ayra memukul tangan Ataya yang berakhir kena ke mata sendiri. Kelilipan deh jadinya.
"Nah loh, Kelilipan kan lo! Makanya punya tangan tuh jangan kasar amat neng" omel Ataya sambil mengelap air mata Ayra yang jatuh.
"Ini tuh gak sengaja ler, kan gue mau gaplok tangan lo" bela Ayra
"Serah deh. Sini mata lo, jangan di kucek ntar tambah parah" Ataya mendekatkan mulutnya ke mata Ayra lalu mulai meniup keras hingga rasanya mata Ayra kering.
KAMU SEDANG MEMBACA
Protective Brothers. (END)
Novela Juvenil#16inteenfiction (9-11 juli 208) #8inteenfiction (3-4 August 2018) #10inteenfiction (5 August 2018) #13inbaper (9-11 juli 2018) #3inbaper (28 November 2018) #68inremaja(9-11 juli 2018) #58remaja (27 july 2018) #7inremaja+#6inremaja (16 November 2018...