Waktu itu ada yang minta ceritain Ayra sama Ataya yang punya anak kan? Kalau ada kita percepat deh...
5 tahun kemudian~
Ayra lagi makein bajunya dua bocah yang punya muka sama. Mereka ketawa-ketawa sambil lari, sedangkan Ayra udah capek banget ngejar-ngejar anaknya. Mana sebentar lagi Ataya pulang kantor, Ayra juga belum masak untuk berbuka puasa.
"Boy please, bunda harus masak selesai ini" Ayra ngomong ke dua anak umur lima tahun itu.
"Sorry bunda" salah satu diantara bocah itu nyamperin Ayra sambil masang muka bersalah.
"Of course boy. Ayo sekarang bajunya di pakek, abang gak boleh gitu lagi ya? Nanti adeknya ikut" ucap Ayra lembut sambil makein anaknya baju.
"Bunda, ayah kapan pulang. Kenapa lama banget sih?" Tanya satu bocah yang lain sambil berkacak pinggang.
"Aksa, ayah masih kerja. Sabar ya?" Jawab Ayra.
"Bunda, kita makannya masih lama? Kayak kemarin ya?" Tanya Azka anak pertama Ayra.
"Iya sayang, Sebentar lagi. sabar yah" jawab Ayra.
Ayra senyum ke Azka, lalu beralih ke arah Aksa yang sedang duduk di lantai dengan mainan mobil-mobilannya. Ayra mengangkat Aksa lalu menggunakan baju kepada Aksa.
"Semua udah rapih. Sekarang main disini yah? Tapi jangan sampai capek, jangan buat baby Arka bangun. Bunda mau masak" Ayra ngecup pipi Azka dan Aksa bergantian.
Azka duduk di lantai sambil mengambil mainan robotnya. Aksa cuma ngeliatin sambil lipat tangan didada, ala-ala bos besar.
"Abang, kita main lari-lari yuk" aja Aksa.
"Bunda bilang gak boleh, nanti baby Arka bangun" tolak Azka dengan wajah polos.
"Terus? Kita main ini doang? Huh, gak seru" Aksa ngedengus gak suka.
"Aksa kata bunda gak boleh gitu. Kita harus bersyukur punya ini! Kamu liat anak yang di pinggir jalan? Sekarang duduk, main apa yang ada di sekitar kamu" ucap Azka tegas.
Aksa langsung duduk di lantai sambil ngambil mobil-mobilan warna merah punya dia. Azka dan Aksa, dua bocah kembar yang lahir lima tahun yang lalu, mereka memang kembar tapi sifat mereka sedikit berbeda. Azka yang lebih patuh, sedangkan Aksa yang selalu mengeluh, serta Azka yang selalu terlihat keren, dan Aksa yang selalu terlihat konyol.
"Bang?" Ada suara bocah lain dari atas kasur.
"Bunda! Arka bangun!" Teriak Aksa sambil keluar dari kamar.
Azka menghampiri adiknya yang berbeda dua tahun darinya. "Kenapa?" Tanya Azka.
Arka menggeleng imut dengan pipi chubby yang ikut bergerak. "Gendong" ucap Arka sambil ngerentangin tangannya.
"Adek berat, abang gak bisa gendong. Tunggu bunda ya?" Ucap Azka sambil ngelus rambut Arka.
Pintu kamar terbuka, muncullah Ataya dengan baju kantor yang udah kusut. "Hai jagoan, sudah bangun?" Ataya duduk di pinggir kasur.
"Ayah, gendong" ucap Arka.
"Eits, katanya jagoan. Kenapa minta gendong?" Goda Ataya sambil mencubit pipi chubby anaknya.
Arka menangis, Ataya tertawa bahagia sedangkan Azka natap jengkel ayahnya. "Ayah, kata bunda gak boleh kasih nangis Adek" ucap Azka sambil meluk Arka.
Ataya senyum. "Oke baby boy. Yaudah sini Arka ayah gendong" Ataya ngambil Arka yang duduk di kasur. "Ayo abang kita turun" ajak Ataya.
Ataya dan dua anaknya turun kebawah. Ayra lagi sibuk masak di dapur, sedangkan Aksa udah main pesawat-pesawatan yang buat dia ngelilingin ruang keluarga sambil lari.
KAMU SEDANG MEMBACA
Protective Brothers. (END)
Teen Fiction#16inteenfiction (9-11 juli 208) #8inteenfiction (3-4 August 2018) #10inteenfiction (5 August 2018) #13inbaper (9-11 juli 2018) #3inbaper (28 November 2018) #68inremaja(9-11 juli 2018) #58remaja (27 july 2018) #7inremaja+#6inremaja (16 November 2018...