15. Protective Brothers.

26.8K 1.4K 16
                                    

Suasana dirumah Ayra lagi tegang kayak sidang kopi sianida. Jadi sore ini Ataya datang kerumah Ayra untuk minta izin, biar Ayra bisa ikut latihan. Dan berakhir dengan keadaan canggung parah karna gak ada yang ngomong.

"Mm.. gini bang" ucap Ataya memberanikan diri.

"Apa?" Tanya Miyaz.

"Saya mau minta izin, biar Ayra bisa ikut latihan selama lima hari disekolah" jawab Ataya.

"Terus?"

"Terus? Mmm.. anu, minggu depan kita ada lomba, jadi harus latihan intensif"

"Itu gak ada urusan sama gue. Yang kasih hukuman bang Arzan kenapa minta izin sama gue? Sebenarnya gue bisa aja izinin kalian. Masalahnya resiko yang bakalan gue terima. Jadi, lebih baik minta izin sama bang Arzan aja"

"Tapi abang, bang Arzan lagi kerja!"

"Ayra, kamu kan bisa telfon, ini bukan zaman tuk dalang sama opah yang harus kirim surat"

"Oh iya yah? Ntar deh ta, gue telpon bentar"

Ayra mulai menelfon Arzan untuk minta izin, sedangkan Ataya masih canggung sama Miyaz, padahal mereka lumayan dekat kalau urusan game. Tapi gitu lah, yah kira-kira beberapa tahun kedepan Ataya juga bakal gini kalau lamar Ayra nanti. Eh?

"Mau main PS ta?" Tanya Miyaz sambil mengeluarkan keperluan PS nya.

"Boleh bang" jawab Ataya sambil senyum tipis. Maklum lah, walaupun didepan calon kakak ipar tetap aja muka tembok gak bisa ilang.

Miyaz sama Ataya duduk lesehan di karpet, mata mereka fokus ke tv tapi tangan mereka terus bergerak. Ayra menatap sebal Ataya yang malah bermain dengan Miyaz. Arzan sudah mengizinkannya untuk latihan dengan syarat tidak boleh kemana-mana selesai latihan.

Dengan kaki yang dihentak Ayra menghampiri Ataya lalu duduk disampingnya. Ayra memasang wajah sangar dengan bibir dikupas keluar.

"Ata! Buru, lo ninggalin anak-anak" ucap Ayra sambil menarik rambut Ataya.

"Akh... bentar, tunggu menang dulu" ucap Ataya dengan wajah kesakitan.

"Menang? Enak aja" sinis Miyaz.

Ayra memutar bola matanya malas sambil menghembuskan nafas. "Ataya! Buru ih" kesal Ayra.

"Iya ntar Ayra" balas Ataya.

"Bener lo yah? Gak berhenti nih?" Tanya Ayra dengan nada mengancam.

"Apa sih?" Tanya Ataya bingung dengan wajah tegang.

Ayra tidak menjawab ia mendekat lalu meniup leher Ataya. Ataya langsung memekik dan berputar seperti lintah diberi garam.

"Ahahaha, jangan woy.." ucap Ataya sambil menjauhkan wajah Ayra dari lehernya. Ayra tidak memperdulikan teriakan Ataya, ia semakin gencar meniup leher Ataya. "Hahaha, Ayra sumpah ini gue geli.. Hahahaha, Ayra! Hahahaha"

Ayra menjauh dari Ataya, ia membenarkan bajunya yang sedikit kusut. "Masih mau main?" Tanya Ayra.

"Iya nggak Ayra" jawab Ataya sambil merapihkan bajunya.

Miyaz yang sedari tadi terdiam dengan mulut terbuka mulai menormalkan wajahnya. "Kalian beneran sahabat kan?" Tanya Miyaz.

Ayra menatap Miyaz dengan alis terangkat. "Ya iya lah bang" jawab Ayra.

"O-oh gitu. Udah sana buruan, udah jam setengah tiga tuh" urus Miyaz dengan wajah kaku.

"Iya. Ayra pergi yah abang" ucap Ayra lalu mengecup pipi kanan dan kiri Miyaz.

Protective Brothers. (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang