"Assalamualaikum Ayra pulang" ucap Ayra saat memasuki rumahnya.
Arzan yang kebetulan pulang cepat menyambut Ayra dengan senyum meneduhkannya. Ayra mengambil tangan Arzan lalu diciumnya.
"Pulang sama siapa?" Tanya Arzan.
"Sama Ataya bang" jawab Ayra.
Mata Arzan memicing. "Kamu dari mana? Kenapa gak minta jemput abang aja? Kenapa harus Ataya?" Tanya Arzan.
"Ayra habis kabur dari bang Miyaz. Terus ketempat ayah. Ketemu Ataya, minta antar pulang deh" jawab Ayra.
"Ke ayah? Kamu ke makam?" Tanya Arzan yang di jawab dengan anggukkan imut oleh Ayra. "Kenapa pergi sendiri? Kenapa gak rame-rame? Kalau ada yang culik kamu gimana?" Panik Arzan.
Ayra mengerucutkan bibirnya. "Abang Ayra udah tujuh belas tahun. Ayra juga bisa bela diri kok" ucap Ayra.
"Tapi bisa aja sesuatu terjadi sama kamu Ayra. Abang mohon jangan begini lagi. Kalau kamu kengen papi kamu bilang sama abang. Kita pergi sama sama kesana" nasehat Arzan.
"Iya abang maaf. Ayra gak akan gitu lagi" janji Ayra.
"Yaudah sekarang kamu mandi. Terus sholat ashar. Setelahnya turun makan. Ok?" Perintah Arzan.
"Siap komandan" balas Ayra dengan tubuh yang ditegapkan dan tangan gaya memberi hormat. Setelah hormatnya dibalas oleh Arzan Ayra baru menurunkan tangannya dan mengecup pipi Arzan sebelum menuju kamarnya.
Setelah mandi dan mengganti baju dengan baju santai. Ayra turun kebawah untuk makan siang, sebenarnya bukan makan siang tapi makan sore karena sekarang udah jam empat lewat. Tapi gak apa-apa yang penting Ayra bahagia aja.
"Ayi" panggil Aiden yang tengah duduk di ruang keluarga. Ayra melirik sebentar lalu membalas dengan Gumaman. "Masih marah?" Tanya Aiden. Tidak ada balasan, Ayra langsung melenggang ke dapur untuk mengambil makanan.
Ayra makan sendiri dimeja makan. Ini dia yang tidak enak saat dirumah. Makan sendiri, Ayra paling benci saat makan sendiri, ia merasa bosan dan tidak ada yang bisa ia ganggu.
"Ayra. Maafin abang yah?" Tiba-tiba Aiden muncul disampingnya dengan wajah memelas. Ayra memutar bola mata malas.
"Ya" balas Ayra.
"Kamu gak ikhlas kan? Abang gak mau kalau gitu. Sekarang kamu bilang kamu mau apa?" Tanya Aiden.
"Kalu aku minta abang putusin pacar abang. Emang mau?" Tanya Ayra asal. Aiden terdiam sambil menatap Ayra. "Gak kan? Yaudah gak apa-apa. Lagian aku udah maafin abang" sambung Ayra.
Selesai dengan makannya Ayra berjalan ke arah tempat cuci piring. Ia mencuci piring lalu berjalan Ke kamarnya meninggalkan Aiden yang menatapnya dengan pandangan sendu.
"Masa iya gue putus sama Nurul?" Gumam Aiden.
Dikamar Ayra sangat bosan. Kenapa dia bosan? Karena dia masih kesel ke Aiden dan gengsi kalau ngajak Aiden ke starbucks. Sambil mondar mandi nurunin makanan Ayra mikir mau kemana, sampai dia ingat kalau ada satu orang yang bisa dia ajak. Siapa lagi kalau bukan Sahabatnya yang cuek, kayak tembok itu.
Ayra mengganti bajunya dengan cepat. Setelahnya ia berjalan ke kamar Arzan untuk pamit. Tapi Arzan tidak ada di kamarnya. Ayra turun kebawah dan ternyata Arzan sedang duduk diruang keluarga bersama Aiden.
"Abang. Ayra mau keluar yah" pamit Ayra.
"Mau kemana? Ini udah hampir jam lima?" Tanya Arzan.
"Mau ke SB sama Ataya" jawab Ayra. Mata Arzan dan Aiden seketika melotot.
KAMU SEDANG MEMBACA
Protective Brothers. (END)
Teen Fiction#16inteenfiction (9-11 juli 208) #8inteenfiction (3-4 August 2018) #10inteenfiction (5 August 2018) #13inbaper (9-11 juli 2018) #3inbaper (28 November 2018) #68inremaja(9-11 juli 2018) #58remaja (27 july 2018) #7inremaja+#6inremaja (16 November 2018...