9. Protective Brothers.

27.6K 1.4K 7
                                    

"Gila lo" kata-kata itu keluar dari mulut Ataya. Bola mata Ayra membulat.

Dengan bibir mengerucut Ayra kembali duduk disamping Fatin. Ia menatap kesal juniornya yang sedang terkekeh geli melihat respon Ataya.

"Awas lo pada yah! Gue hukum baru tau rasa lo pada" ancam Ayra yang membuat semua berhenti terkekeh.

"Yaelah kak namanya juga main-main" ucap Fitan mewakili yang lain. Ayra tidak menghiraukan ucapan Fitan ia melipat tangannya didepan dada dengan wajah kesal.

"Lanjut main gak nih?" Tanya Helmi. Yang lain langsung bersorak untuk lanjut kecuali Ayra yang masih merasa kesal. Ia berdiri dari duduknya lalu berjalan keluar dari ruang pramuka.

"Mampus! Kena hukum beneran nih kita" ucap Doni. Yang lain hanya mengangguk pasrah menyetujui ucapan Doni.

Ataya menatap juniornya malas. Ia keluar dari ruang pramuka mengikuti Ayra. Ternyata Ayra pergi menuju kantin, ia ingin mengisi perut dari pada keingat yang tadi. Ia menyeruput es teh manis yang ia pesan sambil menunggu pesanan batagornya.

Ataya yang sedari tadi berdiri di belakang Ayra mulai bosan dan ikut duduk disamping Ayra. Refleks Ayra menoleh dan mendapat Ataya yang tengah menatapnya datar.

"Ngapain lo?" Tanya Ayra ketus. Ataya mengangkat sebelah alisnya merasa bingung dengan sikap Ayra yang tiba-tiba ketus kepadanya.

"Makan" jawab Ataya santai. Setelahnya ia memesan bakso dan es jeruk.

Suasana kantin sangat sepi membuat dua insan berbeda jenis itu semakin canggung. Ayra mencari kesibukan dengan memainkan tisu yang dirobek-robek. Sedangkan Ataya ia mencari kesibukan dengan memainkan ponselnya.

Ayra yang mulai bosanpun mendengus keras-keras yang membuat Ataya menoleh ke arahnya. "Kok kita canggung gini yah?" Tanya Ayra tanpa menoleh kearah Ataya.

"Gak tau" jawab Ataya singkat. Ia kembali memainkan ponselnya.

Suasana kembali hening seperti semula. Ayra yang mulai lelah mencari bahan pembicaraan memilih diam. Karna sebanyak apapun ia bertanya kepada Ataya, pasti jawabannya akan singkat dan tidak dimengerti.

Tiba-tiba ponsel Ayra berdering. Ayra mengambil ponselnya. Ia membaca nama dari si penelpon. Wajah Ayra berubah bingung. Ia mengangkat telfon tersebut.

"Assalamualaikum"

"Waalaikumsalam"

"Dek? Nanti pulang sekolah jam berapa?"

"Jam tiga sore bang"

"Ooh. Nanti kamu tunggu abang yah, jangan pulang sama siapa-siapa. Abang mau ngajak kamu jalan-jalan, sekalian kita kunjungi papi"

"Oh iya deh. Kok tumben kunjungi ayah? Abang lagi sedih?"

"Gak. Justru abang lagi bahagia. Udah deh ikut aja nanti"

"Yaudah nanti ay tunggu. Assalamualaikum"

"Waalaikumsalam"

Sambungan terputus Ayra masukan ponselnya ke saku celana olah raga yang dia pakek. Kalian tahulah caranya gimana. Ataya yang melihat hanya menggeleng.

"Kapan sih lo berubah 100% cewek? Bosen gue liat lo gini mulu. Tawuranlah, bolos lah, lawan guru lah, gak kerja PR, telat, tawanan BK, preman. Kapan mau berubah?" Tanya Ataya.

Ayra menatap Ataya sinis. "Tunggu Nagita Slavina sama Ayu ting ting baikan. Lagian kalo lo bosan tinggal jauhi aja gue. Gue gak keberatan kok, lagian selama gue bersahabat sama lo gue juga kayak sendiri" balas Ayra.

"Astaga, ay gue gak maksud gitu. Bukan apa, gue mau liat lo beda. Gak gini. Gue pengen lo kayak waktu SD dulu. Gue pengen ay" ucap Ataya.

"Ntah ta. Gue gak minat sumpah. Mungkin waktu SD gue kesambet setan makanya gitu. Nah SMP nya setannya udah bosen jadi dia pergi" ucap Ayra.

"Garing ah" balas Ataya datar.

"Eh?.." Ayra menatap Ataya dengan tatapan jahilnya. "Cie udah bisa ngomong panjang. Utututut, gemes aku tuh" goda Ayra sambil cubit pipi Ataya.

Dari jauh anak-anak pramuka yang tadi lagi ngintip dari luar kantin. Mereka saling pandang dengan muka yang cengo parah.

"Segitu dekatnya mereka?" Tanya Rena.

"Mungkin lebih dekat dari yang kita lihat" jawab Fatin.

"Aaaaa gue cemburu" ucap Helda.

"Sabar da. Dari dulu kan gue dah bilang, kak Ataya gak akan ngelirik lo. Lo nya aja yang ngeyel. Modelan es balok disukain" ucap Rena menenangkan Helda.

"Retak hati Romy" ucap Romy lebay sambil memegang dada kirinya.

"Alay lo bangsat!" Umpat Fitan.

"Fitan lo ngumpat lagi gue kasih tau Abi lo. Dapet hukuman hapal surat al-bakoroh tau rasa lo" ancam Fatin.

"Eh? Jangan dong. Duh, masa lo tega sama abang lo yang ganteng ini. Please yah?" Bujuk Fitan.

"Harus ada imbalannya" ucap Fatin.

"Kata abi kalau mau tolong seseorang jangan mengharap imbalan apa lagi minta imbalan" ucap Fitan.

"Yaudah gue kasih tau Abi aja" ancam Fatin.

"Iya deh! Mau apa? Poster lagi?" Tanya Fitan.

"Hehehe.. tau aja, belinya 3 yah? Ada BB baru tau" jawab Fatin.

"Bodo kaga peduli gue. Hah... tekor aku" gumam Fitan.

"Si kembar kaga pernah kaga tengkar. Pusing pala abi" ucap Romy.

"Iya bi. Umi juga" timbal Rena.

"Apaan banget dah ni orang semua. Gue lagi galau juga. Hibur gue kek, gue sedih. Pengen mati aja rasanya" ucap Helda lebay.

"Mati ae sono kaga peduli kita. Lagian Alay banget, mati karena cowok, dih kaga berfaedah banget" cibir Fatin.

Helda mengerucutkan bibirnya. Ia menatap Fatin sebal. Sedangkan Fatin terlihat biasa saja.

"Tapi kalau di liat mereka berdua itu cocok yah. Walaupun yang satu Es balok yang satunya lagi keturunan Dilan. Tapi yang buat mereka mirip lagi itu.... galak nya" ucap Fitan tiba-tiba.

"Keturunan Dilan maksudnya? Jadi Dilan itu nama bapaknya kak Ayra? Baru tau gue. Hebat yah, bapaknya kak Ayra, ada novelnya" ucap Romy.

"Woy keturunan kadal. Maksud gue bukan gitu. Kalian pasti udah baca novel Dilan kan?" Yang lain mengangguk. "Nah kelakuan Dilan sama kan kayak kak Ayra? Cuma Dilan orangnya sabar. Kalau kak Ayra.. masya allah" jelas Fatin.

"Ooh gitu yah? Kok gue baru tau? Emang siapa yang ngasih tau lo? Dilan nya? Bukannya belum di kasih tau yah Dilan yang asli itu siapa?" Tanya Romy.

"Astaga Romy. Lo kalo mode lemot bias bikin orang naik darah yah. Astagfirullah.." Fitan langsung istighfar sambil elus dadanya.

"Kenapa sih? Emang gue salah yah?" Tanya Romy.

"Salah banget" jawab yang lain serempak.

"Kalian jahad, kalian gak boleh gini. Aku gak terima, hiks aku laporin kak Ayra kamu udah bikin aku syedih" ucap Romy mengikuti gaya Yoni teman satu kelasnya yang rada lekong.

"Astagfirullah... mohon ampunkan dosa teman hamba ini ya allah. Sesungguhnya di cuma ketempel setannya Yoni ya allah" doa Fatin.

Sedangkan yang lain langsung ketawa mendengar doa Fatin yang sangat aneh seperti Romy.

"Nauzubilah ya allah. Ampuni hamba yang baru saja terkena karma ya allah. Hamba juga mohon ampun karena sering menisatai Yoni. Tolong jangan kasih karma ini lagi ya allah" doa Romy dengan wajah memelas.

"Hahahaha.. kena karma" tawa Helda pecah diikuti yang lain.

Tbc

Ngantuk :v

Protective Brothers. (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang