16. Bukan MainMain

25.9K 884 11
                                    

-Syifa POV-

***

Arsy memberhentikan mobil di depan sebuah kafe.
Kupikir kami akan langsung pulang.

"Gak mau turun?" tanyanya.

"Aku mau pulang!"

Arsy membuka sabuk pengamannya, menyandarkan punggung di jok mobil, lalu melipat kedua tangan di dada.

"Tak ada yang membuat Abang berdebar." Katanya tibatiba.
Aku menatapnya, dia sedang memandang orang yang sedang berlalu lalang.

"Maksud Abang?" tanyaku tak mengerti.

"Dari semua orang yang lewat itu tak ada satu pun yang membuat hati Abang berdebar."

"Itu karena mereka hanya berjalan biasa saja. Bukan sengaja menarik perhatian Abang."

"Kamu tahu, selama ini banyak yang sudah melakukan halhal aneh untuk menarik perhatian Abang. Mengirimi Abang makanan, mengirimi ucapan manis, memberikan Abang hadiah, memberikan Abang perhatian, tampil seksi di depan Abang, bahkan mengirim foto topless pada Abang." Dia tersenyum saat mengatakan yang terakhir itu, ish lagi ngebayangin pasti. Lagian masa iya sampai segitunya untuk menarik perhatian. "Tapi tetap tak membuat hati Abang berdebar sama sekali." Sambungnya.

"Lalluuu?"
Aku tak paham maksud dia ngomong kayak gitu itu biar apa.

Dia memandangku, "Kamu berbeda. Kamu selalu membuat Abang berdebar, bahkan saat kamu sedang diam tak melakukan apapun. Meski kamu tak sedang menarik perhatian Abang, tapi entah kenapa selalu membuat Abang tertarik ingin terus melihatmu. Hanya mendengar namamu saja sudah membuat Abang tak karuan. Hanya mendengar cerita tentangmu saja sudah membuat Abang langsung ingin pergi melamar." Ucapnya tanpa sedikit pun mengalihkan pandangan dariku.

"Gombal. Sweettalker." Gumamku. Itu sama sekali tak menjawab tentang siapa Shara, apa hubungannya dengan Shara.

"Kamu belum mengerti? Hey dengar sini. Jika Shara bisa membuat hati Abang berdebar mungkin sudah dari dulu Abang pergi melamarnya. Paham? Abang tak merasakan hal yang selalu Abang rasakan saat bersamamu ketika dengannya." Jelasnya. Tapi aku masih belum puas.

"Kalau Abang tak memberikan harapan tak mungkin Ummi Kak Shara berharap pada Abang." Balasku sambil manyun.

"Ummi Shara salah paham. Abang memang pernah ke rumahnya. Itu pun hanya beberapa kali saja karena ada urusan pekerjaan dan Abang bersama teman Abang kesananya. Kami memang kerja di tempat yang sama, tapi bukan berarti kami selalu bersama."

"Kak Shara suka pada Abang." Kataku sambil mengigit bibir. Uhh mengetahui itu saja sudah membuatku sesak. Pengen nangis rasanya.

"Tapi Abang tidak."

Dia mendekat, melepaskan sabuk pengamanku lalu memelukku erat.
Aku menangis di pelukkannya.

"Aku tak suka mengetahui ada cewek lain yang mengharapkan Abang." Luahku.

"Abang tahu!" jawabnya sambil mengelus punggungku.

"Aku takut Abang akan berpaling."

"InsyaAllah tidak."

"Aku cemburu."

"Sudah seharusnya."

"Aku lapar!"

"Makanlah."

"Maunya makan Abang aja. Boleh?"

Dia melepaskan pelukan lalu mengerutkan kening menatapku.
"Boleh." Katanya sambil tersenyum.

Aku menggigit pipinya.

"Awww. Hey Abang becanda. Kenapa menggigit Abang?"

"Ngasih lovebite." Jawabku sambil menjulurkan lidah. "Biar orang tahu kalau Abang itu Syifa punya."

Nikah Muda (?) √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang