36. 4x19:4+4x4+19-R

20.5K 744 31
                                    

-Syifa POV-

***

Awalnya kupikir memang Dafa yang akan datang, kenapa malah Arsy yang berhadapan dengan Pak Dekan sekarang.

"Anda walinya Syifa?"

"Iya."

"Orangtua kalian kemana? Kami harus bicara dengan orangtua kalian."

"Apapun yang berhubungan dengan Syifa bisa dibicarakan dengan saya. Syifa sepenuhnya adalah tanggung jawab saya sekarang." Balas Arsy seraya berpaling memandangku.
Pandangannya menakutkan sekali.

"Baiklah, jadi begini. Kemarin Pak Indra, dosen yang ada di samping anda, dan Asyifa terkunci di ruangan Pak Indra. Berdua!"

Aku menggenggam erat tangan Arsy saat Pak Dekan mengatakan tentang case kemarin. Tolong jangan salah paham Abang!

"Lalu?" tanya Arsy.

"Orangorang menganggap mereka berdua sedang melakukan maksiat di dalam ruangan itu. Terlebih sebelumnya sudah muncul berbagai gosip tak baik tentang hubungan mereka. Foto mereka sedang berdua bahkan sudah tersebar. Dengan kejadian kemarin makin menguatkan gosip itu."

Rasanya aku sudah semakin gak kuat mendengar ucapan Pak Dekan. Aku boleh menangis gak?

"Kabar ini sudah sampai pada para orangtua mahasiswa. Mereka mungkin akan menuntut Asyifa dan Pak Indra dikeluarkan jika kita tak segera melakukan tindakan."

"Tindakan apa yang akan anda lakukan?" tanya Arsy.

Aku tak bisa memandang wajahnya untuk melihat bagaimana ekspresinya sekarang. Aku hanya bisa memandangi lantai saja. Bahkan lantai pun semakin tak jelas dalam pandanganku karena mataku sudah mulai berarir.

"Kami akan mengadakan rapat orangtua." Jawab Pak Dekan.

"Saya punya solusi lain." Tibatiba Pak Indra menyela.
"Saya akan menikahi Asyifa." Ucap Pak Indra lagi.

Sontak aku mengangkat wajah memandang Pak Indra. Menikah? Dengannya? Gila!

Bisa kurasakan tangan Arsy mengeras. Kualihkan pandanganku padanya. Dia terlihat marah tapi masih berusaha tenang.

"Tidak bisa!" jawab Arsy. "Menikahi Syifa tak akan memperbaiki keadaan. Orangorang akan menilai kalau pernikahan kalian dilakukan untuk menutupi aib. Itu malah akan semakin menguatkan tuduhan mereka. Lagipula..."

"Ini demi kehormatan Asyifa!" kata Pak Indra memotong omongan Arsy.

"Syifa adalah isteri saya!"
Lanjut Arsy.

Semua orang tampak terkejut.
Aku sudah tak peduli lagi jika mereka tahu. Aku hanya ingin masalah ini cepat selesai. Aku ingin segera pulang dan melupakan semuanya.

"Haha drama apalagi ini?" Pak Indra malah tertawa seperti orang gila saja.
"Syifa, kemarinkemarin kamu menemui saya dan mengenalkan saya pada pacarmu yang katanya hasil cinlok di KKN. Bahkan pria itu bilang kalian akan segera menikah. Sekarang dia bilang kamu isterinya? Setelah menyuruh Helmi berpurapura jadi pacarmu sekarang kau menyuruh Abangmu jadi suamimu?" tanya Pak Indra sinis.

Arsy tampak sangat terkejut.

Aku sudah menggigit bibir. Apa yang akan terjadi sekarang? Aku pasrah saja.
Arsy memandangku tajam. Wajahnya redup. Dia terlihat sedih dan kecewa.

"Saya permisi sebentar!" ucap Arsy lalu keluar. Apa yang dia lakukan?

Setelah beberapa lama, Arsy kembali masuk.

"Saya tetap akan menikahi Asyifa!" kata Pak Indra lagi. Ish dia ini. Kenapa masih saja bahas menikahmenikahmenikah.

"Kalian tetap adakan rapat seperti yang kalian rencanakan sebelumnya. Sisanya saya yang urus." Ucap Arsy tanpa mempedulikan omongan Pak Indra yang ingin menikahiku.

Nikah Muda (?) √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang