45. Bodoh! u_u

20K 740 38
                                    

-Syifa POV-

***

"I cant!" Ucap Intan lalu lari ke kamar.

Kami semua mematung mendengar jawaban Intan.
Dia serius?

"Mu...mungkin Intan hanya terkejut." Kataku menenangkan semua orang.
Sebenarnya menenangkan diri sendiri sih.
Ada apa dengan Intan?

"Kita salah dengar mungkin." Timpal Ayah.

"Intan kayaknya masih malu." Ucap Papa.

"Kita kan baru saja mengerjainya. Pasti dia ingin balik mengerjai kita." Duga kak Arisya.

"Mungkin!" ucap Dafa.
Dia terdengar sedih dan kecewa.
"Aku temui Intan dulu." Kataku seraya pergi ke kamarnya.

Dikunci!!!
Pintu kamarnya dikunci!

Saat aku kembali turun ke bawah semua orang menatapku.
"Erkk Intan sepertinya lelah. Kita bicara besok saja." Beritahuku.

Ada yang salah dengan anak itu. Ada yang dia sembunyikan.

***

Aku dan Arsy telah masuk kamar setelah acara sahur(?) dadakan tadi. Saat ini kami sedang duduk di sofa kamar. Masih mau melepas kangen.

"Sepertinya Intan tak baikbaik saja." Ucap Arsy.

"Tak usah dipikirkan, Bang. Besok dia akan baik lagi." Balasku.
"Hmm btw, kenapa Abang sudah pulang? Kalian baru dua belas hari lho di sananya."
Aku mencoba mengalihkan pembicaraan.

"Sengaja pulang cepat. Isteri Abang tiap hari bilang kangen sih, Abang jadi tak tahan ingin pulang." Jawabnya.

"Padahal Abang yang selalu bilang kangen duluan. Aku bilang kangen hanya untuk menyedapkan hati Abang saja. Aku sebenarnya tak kangenkangen banget sama Abang." Ucapku.

"Yealah. Siapalah Abang ini kan." Ucapnya merajuk.

"Aiisshhh sini peluk!" aku mencoba membujuknya.

Dia menggeleng.
Tapi meski gelenggeleng gitu tetap saja badannya merapatiku, dan akhirnya memelukku. Dasar.
Arsy yang manja. Luchu juga melihatnya seperti itu.

"Miss you!" ucapnya. Dia menyandarkan kepalanya di pundakku.

"Miss you too, Rusa." Bisikku sambil mengelus rambutnya.

Aku mau bilang 'dear' tapi geli. Jadi sebut 'rusa' saja tak apalah ya. Sebelas duasatu, dear dan deer. Sama saja. Hahah

"Miss you Pohon!" ucapnya lagi.

"Pohon?" tanyaku bingung.

"Kamu kan bilang miss you two tadi. Yasudah Abang bilang miss you three. Three itu sound like tree kan? Pohon." Katanya sambil mengeratkan pelukannya di pinggangku.

Ish belibet banget sih. Sukasuka dia saja lah.
Tak sweet sekali, jatuhnya aneh banget kita. Ckckck

***

.
.

Intan masih belum keluar dari kamar setelah menolak lamaran Dafa dini hari tadi.
Entah apa yang terjadi dengannya. Aku masih belum bisa menemuinya.

Dafa juga tak keluar kamar.
Sepertinya dia juga masih terkejut dengan penolakan Intan yang entah mainmain atau memang serius.

Saat buka puasa mereka akhirnya keluar kamar juga. Tapi masingmasing diam.
Kami jadi takut untuk bertanya. Akhirnya kami hanya ngobrol tentang hal yang tak ada hubungannya dengan lamaran itu.

.
.

Sudah tiga hari.
Keadaan masih sama. Tak ada satu pun dari kami yang membahas soal lamaran. Dafa juga sudah dua hari gak pulang, tidur di RS. Dia masih kecewa mungkin.
Intan selalu menghindar setiap kutanya. Aku juga tak bisa memaksanya bicara.

Nikah Muda (?) √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang