-Syifa POV-
***
Semakin lama hubungan keluargaku dan keluarga tante Nurfa semakin dekat. Ups sekarang aku dah tak panggil dia tante lagi. Aku dan Intan dah manggil Bunda sama seperti Kak Arisya.
Kak Arisya ini ternyata teman sekolahnya Dafa. Dan katanya, dulu Dafa sempat suka gitu sama Kak Arisya. Tapi itu dulu, cuma sebatas suka gitugitu saja. Lagipula Kak Arisya kan sudah menikah, meski aku masih belum tahu siapa suaminya. Dia gak pernah keliatan. Kami memang sudah dekat, tapi hanya sebatas main atau ngobrol bareng. Kedekatan kami belum sampai ke tahap cerita masalah kehidupan pribadi. Yang kutahu Kak Arisya ini menikah muda. Makanya di umurnya yang 25 tahun dia sudah memiliki Arsyad yang sebentar lagi berumur 5 tahun.
Mungkin keluarga Kak Arisya penganut tradisi nikah muda juga seperti keluargaku."Ateu Fafa!" Laung Arsyad.
Garagara Intan, Arsyad jadi memanggilku "ateu". Padahal sebelumnya dia memanggilku Kakak. Kan kesannya aku jadi terlihat dah tua gitu sekarang.
Setiap ujung minggu Arsyad akan menginap bersamaku. Hampir sebulan kami kenal, dan ini sudah ketigakalinya dia menginap. Aku senang main dengannya, dia ini bukan tipe anak yang nakal. Dia baik dan gampang dinasehatin.
"Ateu Intan kemana, Chad?" tanyaku.
Saat aku memandangnya aku terkejut. "Yaa Allah, Ichaaadddd!!! Kenapa belepotan cokelat sayang?""Ichad makan cake buatan Ateu Intan." Jawabnya polos.
"Ateu Intannya mana?"
"Keluar. Mau beli toping buat cake."
"Yaudah, sekarang Ateu Fafa mandiin ya."
Ish Intan ini kenapa tinggalin Arsyad sendirian.
..
Setelah memandikan Arsyad, aku mengajaknya nonton TV."Fa, cake di dapur kau yang makan ya?" tibatiba Intan datang menyergahku. Cake apaan coba.
Eh wait ... aku memandang Arsyad di sebelahku, wajahnya sudah disembunyikan ke belakang punggungku.
Aku tersenyum lalu kembali memandang Intan."Hmm ... kau tahu sendiri lah ya." Kataku pada Intan yang sepertinya sudah mengerti.
Intan duduk di sebelah Arsyad.
"Ichad sayang. Sini pandang ateu!" kata Intan lembut.Perlahan Arsyad mengangkat wajahnya memandang Intan.
"Ateu gak marah kok Ichad habiskan cake. Tapi setelah makan cake Ichad harus gosok gigi. Ichad dah gosok gigi?"
"Dah sama ateu Fafa." Jawabnya sambil menganggukkan kepala.
"Anak pintar. Sekarang Ichad mau bantu ateu bikin cake lagi gak? tapi janji ya Ichad gak akan makan cakenya, nanti perut Ichad nangis kalau dimasukkin cake terus. Ichad boleh makan cake nya besok. Setuju?"
"Heueum."
"Yaudah, sekarang kita ke dapur yuk. Kita bikin cake lagi buat semua orang dalam rumah. Cake tadi enak gak?"
"Enak ateu. Makanya Ichad makan terus."
"Nah kalau enak lain kali kita sharing sama yang lain ya. Mereka juga pasti mau. Sharing is caring, sharing is loving dan sharing is pahala. Ichad mau pahala?"
"Mau." Kata Ichad senang.
Aku salut sama Intan, ternyata dia bisa gak sengklek juga.
Dewasa banget, keibuan. Dah cocok buat punya anak."Kalau gitu ayo kita bikin cake. Seret ateu Fafa ikut ke dapur."
Kata Intan sambil melirik ke arahku.
Ish kurang ajar. Aku tarik balik pujianku tadi. Sengaja banget dia.***
..
.
.