-Syifa POV-
***
"Rio!!! Hay apa kabar? Ayo duduk dulu." Kataku mempersilakan Rio duduk.
"Aku baik Fa! Makasih." jawab Rio lalu duduk.
"Aku ke belakang dulu ya." Ucap Intan seraya meninggalkan kami.
"Eh kenapa kalian bisa pulang bareng?"
"Tadi gak sengaja liat Intan dorong motor ke bengkel. Hari dah hujan, yaudah aku ajak dia pulang bareng aja."
"Ohh gitu!"
Tak lama, Intan datang membawa minuman untuk Rio.
"Mama dan Papa belum pulang, Fa?" tanya Intan.
"Belum. Tadi bilangnya sih bentar lagi." Jawabku.
Intan seperti menghela nafas lega.
Dia pasti takut Papa liat Rio. Ketebak!
Aku tahan Rio lamalama di rumah seru kali ya. Biar dia ketemu Papa. Haha"Udah maghrib, ayo sholat dulu!" ajak Arsy.
Huaaaa pas banget Arsy.
"Iya ayo kita berjamaah. Rio kau sholat disini saja." Ajakku.
.
.Selesai sholat maghrib Arsy mengajak Rio ngobrol, sementara aku di dapur membantu Intan memasak makan malam. Meskipun aku masih sakit, tapi bukan berarti aku tak bisa melakukan apapun.
Saat sedang memotong sayur tibatiba pinggangku terasa dipeluk.
"Aissshhh Abang, Jangan ganggu aku!" Kataku kesal.
"Kamu gak sakit berdiri gini? Kenapa tak duduk saja." Katanya sok perhatian.
"Enggak! Udah husss sana pergi. Aku mau masak."
"Gak mau!" ucapnya sambil menyandarkan dagunya di bahuku.
"Rio sama siapa di depan?" tanya Intan.
Ah iya Rio. Aku sampai lupa. Kalau Arsy disini, Rio sama siapa? Ish dasar Arsy ini. Masa tamu dibiarkan sendiri.
"Dia lagi ngobrol sama Papa!" jawab Arsy membuat aku terkejut.
Eh bukan aku sih yang terkejut tapi Intan. Aku hanya purapura terkejut saja. Haha"Papp...pa u...uuddd...ah pulang?" tanya Intan gagap.
Arsy mengangguk.
"Gawat!" ucap Intan lalu lari meninggalkan dapur tanpa melepas celemek dan masih memegang spatula. Aisshhhh panik sekali dia.
"Kenapa Intan panik sekali?" tanya Arsy.
"Entah. Harusnya Rio yang panik karena sedang ketemu calon mertua. Intan memang aneh. Mungkin takut Papa gak suka Rio. Haha Sudahlah, ayo kita susul dia." Kataku sambil mematikan kompor yang ditinggalkan Intan.
Anak itu ceroboh sekali.***
Aku langsung menyalami Papa.
"Kaki Kakak kenapa?" tanya Papa terkejut.
Ish ketahuan."Jatuh saat main basket kemarin." Jawabku. "Oh iya, Mama mana?" tanyaku mengalihkan pembicaraan.
"Di atas lagi mandi."
"Ohh. Btw, papa dah kenalan sama Rio?" tanyaku.
"Sudah. Jadi ini calon menantu Papa itu ya." Ucap Papa sambil memandang Rio membuat Intan melopong.
"Papa!"
Intan menggelengkan kepalanya pada Papa. Maksudnya apa coba."Ehh Rio katanya kau tadi ada urusan kan. Sebaiknya kau pulang sekarang saja takutnya kau telat. Kasian juga kau nanti." Ucap Intan.
Wahwahwah menghalau nampak!!! Sadis sekali Intan.