34. Dustaaaa xD :v

21.7K 721 28
                                    

-Syifa POV-

***

Aku masih belum bisa menemui Pak Indra.
Padahal ini sudah lebih dari 'sehari setelah lusa' yang dikatakan Pak Lucky.

Aku harus bisa segera menyelesaikan masalah ini dengannya. Berita tentang kami semakin ngawur saja. Terlebih jaman sekarang banyak aplikasi edit foto, jadi foto kami banyak diedit sedemikian rupa hingga membuat yang melihat jadi menafsirkan lain dari yang seharusnya.
Jaman sekarang juga sudah pada aktif di medsos, jadi hal seperti ini bisa menyebar dengan cepat. Mengesalkan sekali.
Sebelum seluruh keluargaku tahu, aku harus secepatnya mengklarifikasi.

Sampai saat ini aku masih menutupi hal ini dari Intan. Kalau tak segera diselesaikan aku yakin Intan akan tahu.
Untung saja beberapa hari ini pikirannya seperti tak fokus, jadi masalahku ini tak dia sadari.

"Pak Lucky! Hari ini Pak Indra masuk gak?" tanyaku saat berpapasan dengan Pak Lucky.

"Dia masuk. Tadi masih ada di ruangannya. Cek saja."

"Okay. Makasih Pak!" ucapku senang. Huaaaa akhirnya.

"Samasama! Jangan macammacam kalian masih belum halal." Pesannya.

"Pak, talk to my hand saja." Balasku.

"Gak sopan!" cebiknya lalu pergi dengan menggelengkan kepala. Aku tak sopan memang. Kami sudah biasa seperti itu sih jadi tak apa. Wkwk

Lagian ngeselin. Belum halal? Bukan belum, tapi memang tak akan halal pun. Soalnya aku sudah dihalalin orang lain.

.
.
Toktoktok

"Masuk!"

Setelah mendengar sahutan dari dalam aku pun masuk ke ruangan Pak Indra.

"Assalaamu'alaikum!" ucapku sopan.

"Wa'alaikumussalaam! Duduk, Fa!" pelawanya. Sumringah sekali Pak Indra kayak seperti baru pertama lihat bidadari saja.

Aku pun duduk di depannya, pintu sengaja tak kututup biar tak menimbulkan fitnah.

"Ada apa, Syifa?" tanyanya.

"Bapak tahu kan mengenai gosip tentang kita?" tanyaku memulai pembicaraan.

"Iya, lalu?"

"Semakin hari semakin aneh saja beritanya. Jujur saja saya mulai jengah mendengar gosip murahan tentang kita itu."

"Abaikan saja. Nanti mereka akan diam dengan sendirinya."

"Gosipnya malah semakin besar Pak. Saya tak bisa diam lagi."

"Kamu terganggu?" tanyanya.

Wutttssss??? Dia nanya aku terganggu apa enggak? Jelas lah. Gila!

"Sangat terganggu Pak!"

"Jadi apa yang kamu inginkan?"

"Kita buat klarifikasi secara resmi dan terbuka kalau berita itu tak benar." Jawabku.

"Apa itu tak berlebihan?" tanyanya.

"Apa menjatuhkan maruah saya itu tak berlebihan? Saya wanita Pak. Maruah saya sedang dipertanyakan sekarang." Aku mulai menaikkan suara.

"Syifa, dengar. Saya tahu kamu marah dengan semua gosip itu. Tapi klarifikasi secara resmi dan terbuka? Itu terlalu berlebihan. Lagipula saya tak ada waktu untuk mengurus halhal seperti itu. Saran saya sebaiknya kita diamkan saja sampai gosip ini berhenti dengan sendirinya."

"Tapi Pak ..."

"Anggap saja omongan mereka itu do'a. Kita aamiinkan saja." Jawabnya tenang.

Dihhhh mereka bilang aku kegatelan juga harus kuaminkan gitu? Ogah!!!

Nikah Muda (?) √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang