#13

484 21 0
                                    

Aithor Pov

Dengan malas Thania menuruni anak tangga untuk menuju ruang makan yang walaupun selalu kosong saat dia datang, tetapi tetap ia sempatkan untuk mengecek apakah keluarganya sudah kembali seperti dulu lagi atau masih sama seperti beberapa tahun yang lalu. Saat kejadian itu terjadi.

Lagi. Untuk kesekian kalinya Thania hanya menemukan angin yang ada di sana. Tanpa satu orangpun duduk untuk menambah kesan hangat yang bisa saja timbul dengan keberadaan salah satu dari mereka. Tapi memang takdir menginginkan yang lain untuk terjadi.

Thania mendudukan dirinya di kursi yang dulu biasa papah nya gunakan saat setiap pagi mereka sarapan bersama, setiap malam mereka menutup asupan untuk hari itu. Tapi itu cuma kenangan yang tak pernah akan terjadi lagi. Semua sudah berbeda bahkan dirinya sekarang bukan Thania yang dulu.

Untuk waktu yang lama Thania hanya memandangi meja itu. Meja yang membuatnya selalu teringat akan keluarganya yang dulu pernah untuh.

Dia lalu melangkahkan kakinya pergi dari ruanga itu dengan menggeret paksa badannya.

Ketika orang lain sudah berbalik pergi, kenapa aku masih disini? Menunggu bahkan sesuatu yng sangat mustahil untuk terjadi dikehidupanku?

Kali ini Thania benar-benar ingin berangkat lebih siang jadi dia tidak langsung keluar rumah tapi dia memilih duduk di ruang tamu. Melamun entah untuk apa. Yang dia tahu, ini bukan sesuatu yang sulit untuk dijalani olehnya sendiri.

Lamunan itu pergi entah kemana saat Thania mendengar ada suara motor yang masuk ke pekarangan rumahnya. Thania beranjak dari duduknya untuk melihat siapa yang datang. Dalam hati dia terus berharap orang yang dia tunggu sekarang sudah datang untuk menawarkan kebahagiaan yang dulu dia berikan.

Namun Thania memang seharusnya hanya menerima kekecewaan karena yang turun dari motor itu adalah Nathan bukan orang yang dia harapkan.

"Ngapain lo kesini?" setahunya tidak ada yang tahu rumahnya dimana kecuali Vella. Tapi kenapa Natham bisa tahu? Pertanyaan yang bahkan sampai Thania memikirkannya sambil jungkir balik pun ga bakal ketemu jawabannya.

"Jemput lo" jawaban Nathan makin membuat Thania heran. Kenapa? Apa? Bagaimana? Siapa?.

"Gue bisa betangkat sendiri. Kaki gue masih lengkap." Thania berjalan melewati Nathan begitu saja. Namun baru langkah pertama Nathan membuka suaranya.

"Info aja Than di depan ada tawuran dan semua angkot pada mogok jalan sampe tawuran selese. Dan ini tawuran besar-besaran kalo lo mau tetep jalan sendirian aja. Gue jamin nyawa lo besok udah pergi" Nathan membalikan badannya. Dilihatnya Thania yang sekarang menghentikan langkah.

Dalam hati Nathan yakin Thania akan berbalik dan memohon padanya untuk diantar kesekolah. Tapi ternyata eskpetasi selalu melenceng dengan realita. Thania melangkahkan kakinya kembali.

Nathan berjalan cepat untuk mrnyeimbangi langkah Thania. Sedangkan Thania sendiri seperti tak peduli akan kehadiran Nathan.

"Ayolah naik Than.. Ga sayang apa sama nyawa lo? Naik motor gue aman kok." awalnya memang Nathan tidak akan memohon pada Thania karena awalnya juga dia yakin Thania tidak akan menolak ajakannya.

Thania tetap membisu dan menambah kecepatan jalannya. Nathan berhenti mengikuti langkah Thania lalu dia berbalik berjalan berlawanan arah dengan Thania. Nathan mengambil motornya yang masih di parkir di depan rumah Thanja. Dengan cepat Nathan dapat menyusul Thania.

"Than.. Ga usah kaya batu deh.. Ayok buruan. Gue ga mau ya lo mati" dengan gencar Nathan masih terus membujuk Thania. Tapi yang di bujuk hanya diam dalam langkah tegasnya.

I Lost You [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang