Jangan katakan semua baik-baik saja
Jika kamu masih merasa sakit
:v
Nathania POVGue bingung pake banget liat Nathan yang kesakitan. Gue sendiri ga tau apa yang harus gue lakuin buat sekedar mengurangi rasa sakit yang dia alami.
Gue sadar semua karena gue. Kalo aja gue ga nurut waktu dibawa ke rooftop. Kalo aja gue bawa Nathan kesuatu tempat yang ga naik tangga ataupun sesuatu yang membebani tulangnya. Dan kalo aja waktu bisa diulang.
Demi apapun gue ga tau apa yang bisa gue lakuin. Konyolnya gue, harusnya gue nenangin Nathan tapi apa yang gue lakuin sekarang? Gue panik sendiri. Katakan gue bego kalo emang itu bener.
Saat gue ngerasa udah tenang, gue mulai buka mata. Dan yang gue liat air mata Nathan jatuh. Ga, ga seharusnya ini terjadi.
"Tunggu gue disini" tanpa menunggu persetujuan dari Nathan gue lari secepat yang gue bisa. Yang ada dipikiran gue saat ini adalah gimana Nathan bisa cepet ditangani dokter. Ya gue harus cari dokter tadi yang udah periksa Nathan.
Sampai di ruangan yang gue yakini itu rungan tadi tanpa mengetuk pintu gue buka dan seketika dokter yang sedang sibuk dengan berbagai berkas dimejanya itu terlonjak kaget.
Mungkin karena tampilan gue yang udah kaya gembel atau apalah. Persetan dengan itu semua.
"Ada yang bisa saya bantu?" tanya dokter itu setelah berhasil menguasai mimik wajahnya
"Banyak. Ini soal Nathan. Bisa temani saya ke rooftop? Nathan disana dengan keadaan yang sangat tidak baik"
Tanpa banyak tanya lagi dokter itu mengangguk dan berlari keluar ruangan dibelakangnya gue mengikuti dokter itu. Sempat dokter itu terlihat meminta salah satu petugas laki-laki disana untuk ikut membantunya.
Sampai dirooftop gue liat Nathan yang masih dengan posisinya. Terduduk dan meringis kesakitan. Keringat dingin sudah membanjiri wajah cowo itu.
Dokter tadi segera mendekati Nathan lalu menyuntikan sesuatu di lutut Nathan. Gue cuma bisa diam liat Nathan yang mulai memejamkan matanya. Dokter tadi dan petugas itu membawa Nathan turun dari rooftop menuju ruang ICU.
****
Author POV
Diluar ruang ICU itu seorang gadis duduk meringkuk dilantai. Perasaan cemas masih terus keluar bersamaan dengan air matanya.
Dengan tangan lemahnya Thania mengambil ponsel didalam tas slempangnya. Lalu menelefon orang tua Nathan.
Tak lama setelahnya kedua orang tua itu datang dengan raut wajah cemasnya. Mereka menemukan Thania yang sama, dalam keadaan jauh dari kata baik. Gadis itu merasa hancur.
"Percaya sama Nathan kan Than?" tanya ibu Nathan. Wanita ini sama sekali tidak menagis tapi jelas terlihat kesedihan dikedua bola mata wanita itu.
Thania akhirnya mengangguk pada ibu Nathan.
"Semua akan baik-baik aja" lagi. Thania mendengar kalimat itu untuk kesekian kali.
"Nathan akan sembuh dia akan berjuang untuk kita itu janjinya bukan?" lagi Thania melihat Ibu Nathan tersenyum menguatkan kearah dirinya.

KAMU SEDANG MEMBACA
I Lost You [COMPLETE]
Teen FictionWARNING!! CERITA INI TIDAK PERNAH MENGALAMI MASA REVISI. JADI... SAYA MINTA MAAF JIKA BANYAK KESALAHAN PENULISAN DAN SEBAGAINYA. CERITA AMAN UNTUK SEMUA KALANGAN. "kenapa untuk sebuah hubungan harus ada hati yang terluka?" "karena itu tahapan sebu...