"Jangan dong. Masa gue ditinggal terus" jawab lawan bicarnya.
"Udah biasa sendiri ini" Thania menjulurkan lidahnya mengejek cowo tadi.
"Buka kedok mulu lo. Tapi kan sebentar lagi lo yang bakal nemenin gue. Selalu" dengan cengiran khasnya Nathan mengatakan itu. Orang itu memang Nathan.
"Najis. Ngapain lo kesini?. Tadi aja ga berangkat"
"Jemput orang. Kan tadi udah gue bilang. Pikun lo lama-lama parah juga Than"
Thania memutar bola matanya. Merasa percuma juga bertanya dengan Nathan.
"Otak lo cuma buat pajangan yah?"
"Bukannya lo ya yang sering tanya pelajaran ke gue?" balas Nathan tak mau kalah.
"Bodo. Gue udah dijemput" setelah mengatakan itu, Thania berjalan meninggalkan Nathan menuju mobilnya.
"Ga bareng gue? Supir lo sama gue lebih gantengan gue kali Than" kalimat Nathan membuat Thania berbalik badan.
"Tapi lebih setia supir gue tuh. Sana pulang" Thania berbalik badan dan meninggalkan Nathan lagi dipinggir halte.
"Untung calon masa depan" Nathan masih terus memandang kearah Thania.
Kaca penumpang mobil itu memang dibuka jadi dia bisa melihat dengan leluasa gadis itu.
"Najis" kata itu yang dia tangkap saat melihat bibir Thania bergerak.
Lalu mobil yang ditumpangi gadis itu berjalan meninggalkan dirinya. Tak mau kehilangan gadis itu, Nathan mengikuti dari belakang.
Nathan merasa aneh. Kenapa jalan yang dilalui Thania berbeda dengan jalan yang biasanya. Sekali lagi Nathan mengamati mobil didepannya. Pelat mobilnya benar ini mobil Thania. Tapi kenapa arahnya berbeda? Malah menjauhi rumah gadis itu.
Nathan memutuskan untuk tetap mengikuti kemana mobil itu pergi. Hingga beberapa menit kemudian mobil itu berhenti di sebuah rumah sakit swasta. Satu pertanyaan lagi yang timbul dibenak cowo itu. Kenapa Thania pergi kerumah sakit?
Dilihatnya Thania mulai menuruni mobil dan berjalan memasuki rumah sakit. Entah dengan alasan apa Nathan memilih mengikuti Thania secara diam-diam.
Dari arahnya Nathan melihat Thania yang masuk kesalah satu ruang apoteker. Lalu terlihat mengeluarkan satu obat yang disimpan diplastik dari saku bajunya.
Nathan mengamati obat itu lalu tertegun. Obat itu? Obat yang sama seperti miliknya? Lalu apa hubungannya obat itu dengan Thania? Apakah Thania memiliki penyakit yang sama dengannya?
Tapi dilihat lagi Thania bukan seperti sedang menebus sebuah resep. Tetapi bertanya tentang obat itu. Tunggu? Satu keganjalan yang ada di benak Nathan. Apakah gadis itu memang memegang obat miliknya?
Nathan sekarang diliputi rasa panik. Jika benar itu obat miliknya. Berarti Thania akan tahu penyakitnya. Jelas ini bukan sesuatu yang baik. Untuk saat ini dia tidak ingin Thania tahu penyakitnya. Tidak sekarang.
Dilihatnya lagi Thania sedang berbicara dengan apoteker didepannya. Dan dari tempatnya dia bisa melihat Thania yang berdiri mematung. Dia sadar, Thania sudah tahu apa yang dia usahakan selau tertutupi dengan senyum. Tanpa beban.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Lost You [COMPLETE]
Teen FictionWARNING!! CERITA INI TIDAK PERNAH MENGALAMI MASA REVISI. JADI... SAYA MINTA MAAF JIKA BANYAK KESALAHAN PENULISAN DAN SEBAGAINYA. CERITA AMAN UNTUK SEMUA KALANGAN. "kenapa untuk sebuah hubungan harus ada hati yang terluka?" "karena itu tahapan sebu...