Author POV
"Lo... Pernah ga sekali aja inget masa lalu kita?" Thania tidak berani melihat ke arah Abyan. Dia terdiam menunggu apa yang akan di ucapkan Abyan.
Ternya benar orang yang mengatakan semakin di tunggu semakin lama itu pula yang kita tunggu datang.
Abyan ikut terdiam di sebelah Thania. Dia tersenyum memandang Thania tanpa kata-kata.
"Lupain aja pertanyaan gue" Thania mengalihkan pandangan ke arah Abyan. Dia tersenyum untuk menutupi luka yang kembali terbuka.
"Gue ga-" kalimat Abyan terpotong karena Thania menarik tangannya untuk bangkit dari duduknya.
"Gue ga mau denger jawaban lo" karena gue belum siap diingatin kalo gue pernah sia-siain kesempatan gue, dan gue ga mau nyesel terus. Kalimat itu tercekat di tenggorokan Thania. Kalimat yang akan tetap dia simpan untuk dirinya.
Abyan menghentikan langkahnya dibelakang Thania. Hal itu membuat Thania ikut berhenti karena tangannya masih menggenggam tangan Abyan. Thania berbalik dan mendapati Abyan yang sedang tersenyum ke arahnya.
"Dengerin gue Nath. Gue ga pernah dan ga akan lupain semua masa kecil kita. Satu kejadianpun masih ada di sini" Abyan menunjuk dadanya tepat di bagian hati.
"Semua tentang lo, Azka dan gue ga akan pernah gue lupain. Lo ngerti itu kan? Dan gue harap lo juga kaya gue, ga bakal lupain masa lalu kita" lanjutnya.
Sayangnya, aku dan kamu memiliki definisi kita yang berbeda.
Thania memilih diam memandang Abyan yang terus tersenyum kearah nya. Lagi. Thania membalas senyum Abyan dengan alasan yang sama.
Kini giliran Abyan yang menarik lengan Thania. Ralat. Menggandeng tangan Thania. Dan yang digandeng hanya tersenyum memandangi punggung Abyan.
Gue bakal berhenti buat bunuh perasaan gue. Biarin gue yang ngerasain semuanya. Biarin cuma gue yang terbang dan terjatuh sendiri dengan perasaan gue. Gue ga bakal minta lo buat tanggung jawab dengan apa yang gue rasain. Tapi gue minta 3 permohonan sama lo. Tetep disisi gue. Tetep buat gue baper. Dan tetep disini buat jatuhin angan gue. -Nathania-
Thania terus mengikuti kemana tangan Abyan membawanya. Dia akan mengikuti kemanapun Abyan pergi kecuali mati. Thania bukan orang yang haus akan cinta.
"Kemana Yan?" setelah adanya aksi bisu yang cukup lama Thania membuka pembicaraan.
"Ketempat dimana masalah lo ada Nath. Lo ga boleh lari dari masalah lo lagi sekarang. Lo udah dewasa Nath" Abyan menjawab tanpa membalikkan badannya.
Setelah sampai di depan motor, Abyan membalikan tubuhnya menghadap Thania yang sekarang hanya mengerutkan dahi tanda dia tidak tahu apa yang dimaksud Abyan.
"Lo ga bisa sembunyi terus. Selesein masalah lo. Seberat apapun itu, semenyakitkan apapun itu, itu udah jadi jalan yang harus lo lalui Nathania"
Nathania POV
"Lo ga bisa sembunyi terus. Selesein masalah lo. Seberat apapun itu, semenyakitkan apapun itu, itu udah jadi jalan yang harus lo lalui Nathania" kalimat Abyan sekarang gue tahu masalah mana yang sedang dia bahas.
"Gue bukan lari. Tapi gue belum siap. Gue belum siap luka lagi. Gue belum siap buat sakit lagi. Dan gue belum siap buat tahu semuanya. Gue cuma butuh waktu Yan" gue paling ga suka ada orang yang bahas masalah gue dan tanpa gue sadar gue balik lagi ke Thania yang dingin, Thania yang jutek, Thania yang pemarah, dan Thania yang bodoh.
"Kapan waktu itu tiba Nathania? Selagi itu bisa dilakuin secepatnya kenapa ga dilakuin aj-"
"GUE BELUM SIAP. Gue belum siap Abyan. Gue belum siap. Dan lo jangan usurin masalah gue. Ini beban gue bukan lo. Jadi berhenti ikut campur sama hidup gue" seberapa pun dinginnya gue tapi gue juga bisa numpahin air mata. Dan sialnya air mata itu turun sekarang. Di saat gue harus terlihat kuat. Di saat gue harus terlihat tegar.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Lost You [COMPLETE]
Fiksi RemajaWARNING!! CERITA INI TIDAK PERNAH MENGALAMI MASA REVISI. JADI... SAYA MINTA MAAF JIKA BANYAK KESALAHAN PENULISAN DAN SEBAGAINYA. CERITA AMAN UNTUK SEMUA KALANGAN. "kenapa untuk sebuah hubungan harus ada hati yang terluka?" "karena itu tahapan sebu...