#23

434 19 0
                                    

Obat apa yang kamu miliki
Hingga semua kesalahan dan masalah kita terlupakan
Dan digantikan dengan kebahagiaaan tersirat ini?

"Lo baikan sama Thania?" suara Ica si mulut rombeng kini sedang mencari berita terbaru mengenai perkelahian yang terjadi kemarin.

"Kopo lo" Nathan menjawab dengan acuh.

"Eh gue tuh mau up to date yah Nath. Dan berita-berita yang gue bawa tuh harus dari pihak yang bersangkutan. Gue ga mau dikata penyebar gosip lah penyebar berita hoax lah. Intinya jawab aja pertanyaan gue" dalam satu tarikan nafas Ica ngomong panjang lebar.

"Lo lagi ngomong apa kumur-kumur?" Nathan malah semakin menjawab dengan ga nyambung

"Eh kampret lo. Gue ngomong ampe tenaga abis. Ampe napas ngos-ngosan malah dibilang kumur-kumur"

Seketika Izaz yang memang sedang ada di samping Nathan tertawa melihat wajah keki Ica.

"Apa lo ketawa?" Ica menaikan dagunya kesal juga dengan sikap Izaz.

"Eh hak gue ya" Izaz dengan sante malah memancing kekesalan Ica.

"Eh hak gue juga yah kalo mau nolak di ketawain. Apa lagi diketawain orang jablay kaya lo. Idih amit-amit." mereka tidak sadar bahwa semua mata dikelas itu sedang memandang keduanya dengan takjub.

Masalahnya baik Izaz maupun Ica melontarkan argumen mereka dengan suara yang meninggi. Membuat semua mulut diruangan itu tertutup dengan sendirinya.

"Gue jablay lo alay. Lo kan yang kemaren gue liat di lampu merah Ca? Ah ga salah lagi tuh. Emang bener lo" Izaz mengambil posisi duduk yang lebih nyaman sambil mengatakan kalimat itu.

"Heh pantat panci. Ngaco mulu kalo ngomong. Gue ga pernah ya nongkrong di lampu merah. Jangan sebar berita hoax dong lo. Apalagi ini menyangkut nama baik. Gue tuntut lo" Ica memang kalo udah sekali ngomong bisa ga berhenti. Awalnya aja keliatan kalem, lama-lama beh bikin orang pengen lepas kuping. Asli.

"Katanya ga nyebarin berita hoax. Tapi apa tadi lo bilang? Gue nongkrong? Di lampu merah? Nih ya gue kasih tau. Gue tuh kemaren dikir di masjid. Bukan kaya yang lo omongin. Iya ga Nath?" Izaz malah melontarkan pertanyaan pada Nathan.

"Lo? Dikir? Dimasjid? Kaga mungkin. Paling juga lo maen PS di rentalan. Itu baru bener"

Satu kelas langsung tertawa saat Izaz meminta bantuan ke Nathan tapi malah Nathan menjebloskan Izaz kejurang penderitaan.

"Ada apa ini?" suara penuh wibawa dari seorang pria paruh baya berhasil meredam tawa anak satu kelas.

"Itu pak, Izaz kemarin ketauan nongkrong di lampu merah. Jadi mimi peri pak." cletukan Vella berhasil mengundang keributan lagi dikelas.

"Ooh kamu Zaz yang kemaren jadi miper itu? Yang minta uang ke bapak lewat kaca mobil bapak waktu lampu merah itu?" omongan ngaco pak Yanto menambah gelak tawa seisi kelas dan tentu saja menambah rasa masam diwajah Izaz.

"Udah yuk. Langsung ulangan" wajah 36 anak itu langsung pias mendengar pak Yanto mengatakan kalimat keramat itu.

***


"Gue peneng muntah seharian ulangan dadakan mulu. Gue kira Bu Yanti yang kalem gitu ga bakal ngasih ulangan dadakan. Tapi emang bener pepatah, kita ga bisa menilai buku dari covernya" jelas sekali Vella putus asa. Terdengar dari nada bicaranya.

I Lost You [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang