#24

358 17 0
                                    

Masa lalu ada untuk dikenang bukan?
Tapi jika semua masalaluku kelam
Bagian mana yang harus aku kenang?

"Aahk!!" suara bantingan membuat semua mata tertuju pada sumber itu.

Seorang gadis kecil diperkirankan berusian 10 tahun itu tergeletak diatas tanah. Darah keluar dari bagian belakang kepalanya. Mata itu masih terbuka. Melihat ke arah kanan dimana tadi kakaknya ada disitu.

Dan yah. Mata itu bisa melihat bayangan kakaknya walau tidak jelas. Tapi yang dia tahu kakaknya tengah tertawa menyaksikan dirinya yang terbaring dengan luka hampir diseluruh bagian wajahnya.

"Mampus lo Than. Gue harap lo mati. Biar semua perhatian dari mamah papah jatuh ke gue. Ga ada penghalang lagi" sayup-sayup Thania masih bisa mendegar suara kakaknya Azka yang saat itu berusia 12 tahun itu. Terdengar seperti dia sangat membenci Thania. Air mata gadis kecil itu keluar. Mati-matian dia menahan semua rasa sakit yang dia rasakan namun tidak bisa. Dia hanya anak kecil.

Tak lama pandangan Thania mengabur seiring banyaknya orang yang menggerombol menyaksikan dirinya yang masih diam. Lalu pandangan mata itu menjadi benar-benar gelap. Dan raganya seperti diangkat paksa.

***

Waktu terus berputar memakan semua yang tertinggal di belakang. Mengubur semua kenangan yang ada di masa lalu menjadi masa kini dan masa depan. Semua menghilang.

2 tahun gadis itu masih dalam posisinya. Hanya bisa terbaring lemah tak berdaya. Berbagai alat penunjang hidup masih tetap dipasang diraga gadis itu. Semua lengkap. Hanya kurang suara tangis kekhawatiran. Suara pengharapan kesadarannya. Suara yang ada hanya alat pendeteksi jantung yang terdengar.

Tepat pada 2 tahun 3 bulan itu lah suara pendeteksi jantung bekerja lebih cepat dari sebelumnya. Membuat suster yang berjaga dalam ruangan putih itu menjadi panik dan buru-buru memanggil dokter.

Seorang pria masuk dengan jas putih kebanggaannya itu. Memeriksa keadaaan gadis kecil dihadapannya. Dia khawatir bahwa apa yang telah diperjuangkan gadis ini akan menguap sia-sia. 2 tahun lebih gadis ini melawan maut hanya seorang diri.

Belum sempat dokter itu melakukan sesuatu yang berarti jantung gadis itu kembali bekerja normal dan sekilas mata yang terpejam mulai berkedut perlahan membuka. Menyambut sinar dunianya.

"Hallo anak paking kuat" dokter itu tersenyum ramah menyambut kesadaran Thania. Setidaknya ada satu orang yang menyambut kehadiran gadis ini. Walaupun oleh orang yang tidak dikenalnya.

"Bagaimana? Ada yang masih sakit" dokter itu kembali tersenyum.

Gadis itu hanya mengangguk. Seluruh tubuhnya terasa sakit untuk digerakan.

"Saya akan melepaskan selang oksigen kamu. Karena kamu gadis cantik yang tidak lagi memerlukan alat ini" gadis itu tersenyum mendengar penuturan dokter.

Yang gadis itu inginkan hanya keluarganya. Keluarga yang siap menyambut kesadarannya. Namun sejauh ini yang ada diruangan putih membosankan hanya dokter dengan suster tadi.

"Mamah mana?" suara gadis itu masih serak untuk didengar.

"Sepertinya kamu butuh minum" alih-alih menjawab pertanyaan Thania, dokter itu memberikan air putih dengan sedotannya mengarah kemulut Thania. Thania menerimanya dengan senang hati.

I Lost You [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang