#31

466 15 0
                                    

Pagi ini Thania merasa kemarin itu hanya mimpi. Keluarganya kembali itu terasa mimpi. Mimpi yang indah hingga dia merasa harus terus tertidur.

"Nath.. Itu dibawah ada cowo. Pacar kamu yah?" Thania terlonjak kaget melihat Azka tiba-tiba sudah duduk di atas kasurnya. Ternyata kemarin bukan mimpi.

"Cowo?" Thania sempat mengerutkan alisnya bingung. Siapa cowo yang dimaksud kakaknya.

"Aaah Nathan. Dia bukan cowo aku kak. Lagian kakak udah pernah ketemu dia kan?"

"Cowo kamu juga ga papa. Eh jangan pacaran dulu lah. Kakak aja belum" tawa Azka kini memenuhi ruangan.

"Bukan kak" Thania tersenyum melihat kakaknya bisa tertawa bebas lagi. Dia sungguh rindu dengan semua yang ada pada Azka.

"Ya udah buruan mandi kasihan kalo cowo kamu nunggu lama"

"Bukan cowo aku kak. Dia mah cowonya cabe-caben lampu merah"  Thania bangun dan cepat-cepat bersiap untuk berangkat. Sempat heran pada Nathan yang kenapa bisa datang sepagi ini.

30 menit kemudian Thania sudah siap dengan segala keperluan paginya. Tinggal makan dan berangkat. Saat turun dari tangga Thania mendengar suara tawa dari ruang makan.

Mungkin itu orang tuanya dan Azka, pikir Thania. Membayangkan ruang makan itu kembali hangat seperti dulu membuat Thania tidak sabar untuk ikut bergabung dengan mereka dan gadis itu berlari.

"Jangan lari Nath. Nanti jat-

Bugh

Uh" Azka telat memeperingati adiknya. Thania terlanjur jatuh.

Beberapa detik kemudian semuanya tertawa melihat posisi jatuh Thania. Benar-benar tidak elit sekali. Dagu Thania membentur lantai, kedua tangan dan kakinya lurus.

Sakit memang tidak seberapa tapi rasa malu itu yang seberapa. Iya seberapa? Se luasnya angkasa.

Orang pertama yang menghentikan tawanya dan berlari kearah Thania adalah Nathan. Cowo itu memang sedari tadi sudah disana.

"Perlu bantuan?" Nathan berjongkok dihadapan Thania yang masih dengan posisinya. Mata gadis itu tertutup. Malu lah diliat gebetan. Eh?

"Ekhm" deheman papahnya membuat Thania buru-buru bangun sediri. Dan Nathan juga berdiri.

"Duduk Nath" suara lembut mamahnya mengintrupsi Thania untuk segera memulai sarapan mereka.

"Ga papa kan Nath?" pertanyaan Azka hanya dibalas gelengan kepala.

"Anak papah mah kuat. Ya ga Nath?"

"Iya kuat nahan sakit. Tapi ga kuat nahan malu" Thania meringis kearah papahnya.

"Halah biasanya juga lo malu-maluin"

"Kalo dimeja makan jangan pake lo gue. Ga sopan" tegur mamah Thania pada Nathan

"Iya maaf Te. Ga ngulangin janji"

"Te?" Thania mngerutkan alisnya.

"Tante. Diambil belakang doang" jelas Azka yang sudah paham maksud Nathan.

Thania mengangguk paham lalu mulai memakan sarapannya. Thania merasa ada yang aneh dengan mamahnya. Terlihat sesekali wanita itu melirik tidak suka pada Nathan. Apakah banyak yang dia lewatkan tadi?

Pikiran buruk itu Thania usir pergi, mungkin itu hanya perasannya saja. Mamahnya hanya kurang mengenal Nathan.

Ya mungkin..

"Nath.. Kamu mulai besok bawa mobil mamah aja kesekolah. Lagian kamu juga udah punya sim ini" kata-kata mamah Thania langsung menarik semua perhatian diruang makan itu.

I Lost You [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang