Aku percaya waktu kita masih banyak
:vThania benar-benar kalang kabut saat dokter mengatakan terjadi komplikasi lagi pada tulang tangan cowo itu.
Vella sendiri masih merasa bersalah walaupun dokter mengatakan itu bukan karena gigitan Vella. Tapi tetap saja gadis itu merasa salah.
"Than.. Maafin gue ya" Vella menyentuh bahu Thania yang masih terisak.
Setelah menerima kabar dokter tadi keduanya masih memilih duduk di depan ruangan. Membiarkan Nathan tidur karena pengaruh bius dokter.
Lama Thania tidak membuka suara. Bukan karena marah. Tapi dia juga harus bisa tenang menghadapi ini.
"Bukan salah lo. Kan tadi dokter bilang bukan karena gigitan lo" Thania berusaha tersenyum pada Vella.
"Gue kayanya ga bisa" lanjut Thania lagi.
Vella hanya diam menunggu kelanjutan perkataan gadis disebelahnya.
"Gue kayanya ga bisa kalo kehilangan Nathan. Gue mungkin tetep bakalan hidup tapi gue bakal jadi cewe lemah. Gue ga bisa nepatin omongan lo soal siapapun yang pergi dari hidup gue, gue ga boleh lemah. Itu susah". Lagi. Air mata Thania keluar tapa seijin pemiliknya.
"Hey dengerin gue. Nathan masih ada. Jadi buat apa lo mikir gitu-gitu an. Lo percaya kan kalo Nathan kuat? Jangan lemah. Nathan ga butuh orang lemah. Dia butuh orang yang kuat dan selalu suport dia" jelas Vella sambil menepuk pundak Thania pelan.
"Tapi dia.. Lo denger sendiri kata dokter tadi. Keadaan Nathan semakin memburuk"
"Bego. Lo pikir dokter tuhan ha?! Meteka cuma nebak. Dan lo serahusnya sadar! Masih ada yang diatas. Masih ada yang bisa lo mintain bantuan. Ga usah lemah deh" kalinat tajam dari Vella akhirnya keluar.
"Gue muak tau ga sih?! Gue jijih lama-lama temenan sama cewe lemah!. Itu bukan lo banget!" tuding Vella lagi didepan Thania.
Thania sendiri sempat kaget dengan kalimat Vella. Dia masih diam mendengarkan. Thania tahu walaupun kalimat Vella tajam dan seakan menukiknya, itu semua ada alasannya. Dia sahabatnya ingin membangkitkan Thania yang sedang terpuruk.
"Lo pikir dengan lo mikir kaya gitu semua akan terjadi?! Ga! Omongan dokter juga ga selalu bener! Mereka manusia bisa salah" bentak Vella lagi.
Melihat Thania yang masih menangis Vella memilih beranjak pergi meninggalkan Thania dengan pikirannya.
"Masuk! Dan hapus air mata lo?!" kata Vella lagi sebelum benar-benar meninggalkan Thania.
***
"Gue kan udah bilang. Lo boleh tidur tapi ga boleh pingsan" Thania melipat kedua tangannya didepan dada.
"Gue kan udah bilang. Gue lemah" jawab Nathan sambil mengambil posisi duduk.
Cowo itu sudah bangun sejak beberapa menit yang lalu. Dan menemui Thania yang duduk dengan melipat kedua tanggannya seperti sekarang
"Olahraga dong. Biar kuat" jawab Thania asal.
"Boleh" Nathan malah bersiap untuk berdiri.

KAMU SEDANG MEMBACA
I Lost You [COMPLETE]
TienerfictieWARNING!! CERITA INI TIDAK PERNAH MENGALAMI MASA REVISI. JADI... SAYA MINTA MAAF JIKA BANYAK KESALAHAN PENULISAN DAN SEBAGAINYA. CERITA AMAN UNTUK SEMUA KALANGAN. "kenapa untuk sebuah hubungan harus ada hati yang terluka?" "karena itu tahapan sebu...