Berikan senyum untuk sang luka
:v
Senyum di bibir Thania semenjak kejadian itu belum luntur. Bahagia bersama keluarga itu segalanya. Menurut Thania.
Waktu terus berjalan. Hubungan Thania dengan keluarganya semakin membaik. Dan tentu hubungan antara Thania dengan Nathan juga semakin dekat. Karena beban dari masalah Thania yang sesungguhnya ada pada keluarganya. Yang juga berakibat buruk untuk hubungan Thania dengan lingkungannya.
Kebahagiaan itu terus mengalir untuk Thania dan orang yang ada disekitarnya.
Hari terus berlanjut hingga tak terasa masa SMA mereka sudah akan berakhir. Ujian sudah saling menanti. Nilai mulai banyak yang mengejar.
Thania, Nathan dan Vella sering kali belajar bersama dirumah salah satu. Perubahan yang cukup besar untuk Thania membiarkan temanya masuk ke dalam rumah. Seperti saat ini ketiganya tengah sibuk saling mengajari sesuatu yang belum mereka mengerti. Tentu Nathan yang banyak memberi penjelasan.
"Nath" panggil Thania pelan.
"Apa sayang?" Nathan mengalihkan pandangannya sekilas kearah Thania lalu kembali pada lembar kertas didepannya.
"Ini" tunjuk Thania pada satu nomor yang belum dia mengerti.
"Bentar" Nathan kembali sibuk dengan berbagai angka dikertasnya.
"Buru"
Nathan hanya tersenyum masih memandang soal didepannya.
"Nath" kini giliran Vella yang memanggilnya.
"Diem Vell!" sentak Nathan saat Vella memanggilnya.
"Sans kali" cibir Vella
"Sama pacar aja alus. Giliran sama gue kasar banget. Eh baru calon. Tapi udah belagu" cibir Vella lagi.
Thania yang mendengar cibiran Vella terkekeh pelan.
"Lo juga Than. Najis kalian berdua" Vella meletakan kertas soal yang tadinya sedang dia kerjakan. Beranjak dari duduknya saat melihat Nathan masih fokus. Lalu pergi ke dapur.
"Tadi mau tanya apa Than?"
"Ini" tunjuk Thania pada nomor yang tadi.
Nathan mengamati soal itu sebentar. Lalu mengambil kertas dan pengsil yang dipegang Thania.
"Lo udah lupa yah? Dasar pikun" Nathan memukul pelan Thania pada jidatnya
"Aakh" Keluh Thania dengan tangan memegang jidat dan pipinya mengembung. Tanda dia sedang kesal.
"Sakit pinter" tambah Thania saat melihat Nathan yang hanya nyengir tanpa dosa.
"Makasih jelek"
"Buruan jelasin" tunjuk Thania pada soal itu. Sengaja dia menekan kertasnya kuat-kuat.
"Udah pikun, jelek, ga sabaran lagi" jawab Nathan yang lansung dihadiahi jitakan dikepanya. Bukannya mengaduh Nathan malah tertawa.

KAMU SEDANG MEMBACA
I Lost You [COMPLETE]
Teen FictionWARNING!! CERITA INI TIDAK PERNAH MENGALAMI MASA REVISI. JADI... SAYA MINTA MAAF JIKA BANYAK KESALAHAN PENULISAN DAN SEBAGAINYA. CERITA AMAN UNTUK SEMUA KALANGAN. "kenapa untuk sebuah hubungan harus ada hati yang terluka?" "karena itu tahapan sebu...