Author POV
Dan untuk beberapa lama mereka tatap terdiam dengan posisi masing-masing. Abyan yang memeluk Thania sedangkan Thania yang berusaha menetralkan persaannya saat ini.
"Abyan" setelah menunggu lumayan lama akhirnya Thania membuka suaranya yang sedikit serak mungkin efek dari menangis.
Melihat ekspresi Abyan yang hanya menautkan kedua alisnya. Thania tersenyum. Dan Abyan juga membalas senyum Thania. Dia merasa Thanianya sekarang rapuh dan dia akan berada disana hingga titik terlelahnya tiba atau ada orang lain yang mengisi posisinya nanti.
"Yan gue mau jalan sama lo sekarang. Boleh yah?" entah pemikiran dari mana Thania berani meminta seperti itu dan dia berharap tidak ada penolakan dari Abyan.
"Apa sih lo Nath? Ogah gue jalan sama lo" jawaban Abyan melunturkan semangat yang tadi sempat balik pada diri Thania. Abyan menolaknya bahkan hanya untuk jalan bagaimana jika dia mengungkapkan persaannya? Apakah Abyan akan menjauhi Thania?
Melihat Thania menunduk lagi Abyan tersenyum dan melanjutkan kalimatnya yang sengaja ia potong.
"Gue ga mau jalan sama cewe yang matanya bengkak kaya lo, ga mau jalan sama cewe yang murung kaya lo, gue maunya jalan sama Nathania yang ceria, Nathania yang usil, Nathania dengan senyumnya. Bukan cewe kaya gini" kedua tangan Abyan menyentuh pipi Thania dia memberi jeda untuk menatap mata Thania
"Gue pengen Nathania nya gue balik" Abyan tersenyum menatap Thania yang sekarang hanya terdiam memperhatikan senyum Abyan yang dia pikir bertambah manis.
"Gue bisa overdosis" kata itu terucap tanpa sadar dari mulut Thania. Dan dia menyesali kalimat nya.
"Lo bilang apa sih Nath? Jangan gitu kali. Sekarang gue minta lo senyum" Tanpa melepas kedua tangannya yang masih di pipi Thania, Abyan terus tersenyum memandang Thania. Dan itu yang menyebabkan sudut bibir Thania terangkat membentuk lengkungan senyum.
"Lah kaya gitu. Ini baru Nathania nya gue" kalimat itu membuat sebuah warna merah hadir di kedua pipi Thania.
"Loh kok pipi lo merah gitu sih? Lo demam?" Thania tertawa mendengarkan pertanyaan Abyan yang menurutnya sangat polos.
Lo baperin gue lagi Abyan -Nathania-
"Yuk katanya mau jalan. Jadi ga?" Thania buru-buru menganggukan kepalanya dengan antusias.
"Segitu pengen jalannya yah sama gue? Sampe semangat gitu. Gue tahu gue ganteng jadi maklum sih"
"Iya lo ganteng Yan"
"Baru nyadar lo? Kemana aja dari kemarin?"
"Tapi diliat dari sedotan permen" tawa Thania pecah melihat wajah Abyan yang sekarang tambah jelek kaya bebek.
"Gue udah terbang masa. Aku ga bisa diginiin neng" Thania tak bisa berhenti tertawa melihat kelakuan Abyan.
Abyan berdiri lalu mengulurkan tangannya ke Thania dan dengan senang hati Thania menyambut uluran tangan itu.
***
Awalnya Abyan tidak tahu harus membawa Thania kemana. Tapi di tengah jalan dia memutuskan pergi ke tempat yang sering ia kunjungi bersama seseorang.
Tempat itu adalah sebuah danau yang dikelilingi taman. Taman itu tidak banyak yang mendatanginya selain karena tidak terlalu diketahui umum, taman ini juga dikabarkan taman angker. Setelah sampai Thania turun dengan muka yang bertanya-tanya tentang dimana dia sekarang.
"Lo bukan mau nyulik gue kan Yan? Kok tempatnya sepi gini? Atau lo mau jual gue keluar negeri trus infestasinya disini? Ya ampun Abyan jangan gitu dong katanya lo sayang gue walau cuma sebatas adik" kalimat terakhir yang keluar dari mulut Thania sedikit ia turunkan nadanya. Bukan takut bahwa Abyan akan mengerti akan apa yang dia katakan tapi dia terlalu takut bahwa dirinya semakin mengerti akan posisinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Lost You [COMPLETE]
Novela JuvenilWARNING!! CERITA INI TIDAK PERNAH MENGALAMI MASA REVISI. JADI... SAYA MINTA MAAF JIKA BANYAK KESALAHAN PENULISAN DAN SEBAGAINYA. CERITA AMAN UNTUK SEMUA KALANGAN. "kenapa untuk sebuah hubungan harus ada hati yang terluka?" "karena itu tahapan sebu...