#20

478 20 0
                                    

Bukan cinta yang
Menjadikan kamu ada
Adalah takdir yang
Membuat kamu hadir

Author POV

Pada orang lain mungkin Thania akan memarahi orang yang memeluknya tanpa seijin Thania. Tapi entah kenapa bukan rasa berontak yang dia miliki namun rasa nyaman yang merasukinya membuat dia bertahan diam di dalam dekapan Nathan.

Air matanya bahkan tidak lagi menetes setelah mencium wangi khas Nathan. Tanpa membalas ataupun menolaknya Thania berusaha merekam semua yang terjadi pada dirinya. Dulu hal ini hanya dapat dirasakan saat dia bersama Abyan.

"Mendingan?" Nathan melepaskan dekapanya. Kedua telapak tangannya berada diantara telinga kanan dan kiri Thania. Mata Nathan memandang lurus kedalam manik mata sendu Thania.

Thania mengangguk menjawabnya tanpa mengalihkan pandangan dari mata teduh laki-laki didepannya itu. Dilihatnya laki-laki itu menghela nafas lega sesaat setelah melihat anggukan Thania.

Tangannya terlepas dari sisi Thania. Dimasukkan tangan itu kekantung celananya sendiri.

"Mau cerita?" Nathan memecah keheningan diantara keduanya.

"Tentang?" Thania balik beratanya kepada Nathan.

"Tentang siapa dan apa yang buat mata lo bengkak gitu. Dan gue harap itu bukan karena sepupu lo"

Thania menggandeng tangan Nathan. Menuntun laki-laku itu untuk duduk diteras rumahnya.

Cerita kejadian itu mengalir dari mulut Thania. Pandangan Thania lurus kesepan, enggan memperhatukan raut wajah Nathan. Dia takut Nathan menatapnya dengan belas kasihan. Hingga cerita itu selesai Nathan hanya diam mendengarkan.

"Jangan pernah kasihan sama gue. Gue ga suka" nada ketus keluar dari Thania saat dia mengingat raut wajah Abyan tadi siang.

Nathan terkekeh mendegar penuturan Thania. Hal yang malah membuat Thania mengerutkan kedua alisnya.

"Apa? Lucu? Masalah gue lo anggap lucu?" Thania cemberut melihat Nathan yang malah semakin tertawa

"Bukan masalah lo yang lucu tapi lo nya" Nathan berhasil mengendalikan diri takut jika Thania malah marah kepadanya.

"Lo ngapain kesini?" Thania baru menyerukan kebungungannya sejak Nathan datang tadi.

"Gue cuma khawatir sama lo waktu denger suara serak lo kaya abis nangis gitu. Pasti lo lagi kenapa-napa makanya gue dateng" Thania hanya ber-oh- ria mendengar jawaban Nathan.

"Sukur deh kali bukan gara-gara cowo itu. Tapi tunggu, lo bilang dia yang nyuruh lo?"

"Iya"

"Sialan. Secara ga langsung juga dua yang buat lo kaya gini. Fix dia musuh gue. Pokoknya siapapun yang nyakitin lo atau bikin lo nangis bilang gue!" Thania sepat bingung dengan perubahan Nathan yang menjadi sangat tegas dilihat dari nada yang digunakannya.

"Kenapa lo?"

"Karena gue yang bakal jadi masa depan lo" Nathan tersenyum kearah Thania. Bukan sekedar gombalan atau apa tapi dia bahkan merasa hatinya berdesir saat mengucapkan kata itu.

I Lost You [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang