Author POV
Thania paling benci jika harus berhutang budi pada seseorang. Dia salah satu tipe orang yang kalo ga bisa ya udah ditinggalin aja dari pada ngemis bantuan sama orang lain. Itu jelas bukan dirinya. Gengsi Thania terlalu tinggi.
Dan tadi saat dia di rajam -ralat- dihukum oleh Pak Eko secara tidak sengaja dia telah berhutang budi pada Nathan yang berusaha membantunya mengerhakan soal didepan. Thania benci akan kenyataan itu.
"Gue bakal bayar budi sama apa yang dia lakuin buat gue" itu tekad yang dari tadi telah di ucapkannya.
"Tapi gimana caranya?" pertanyaan yang sampe saat ini belum terlintas jawabannya di fikiran Thania.
"Oy Than.. Mikirin apa lo? Jangan-jangan yang ga-ga lagi tuh isi kepalah" Vella mulai mengganggu aktivitas berfikir Thania yang terkadang memang membutuhkan waktu ekstra.
"Ga ada.. Gue cuma mikirin PR besok" mana ada sejarahnya seorang Thania memikirkan tugas rumahnya yang berjibun. Yang ada dia malah asik baca novel.
"Sejak kapan?" Vella, orang yang dari dulu bersama Thania juga merasa tidak percaya dengan apa yang dikatakan Thania.
"Apanya?"
"Sejak kapan otak lo bener?" Vella hanya membalas dengan muka yang polos tapi menghinanya terlalu ngena.
"Otak gue bener dari lahir kali Vell. Yang ga bener tuh lo. Pikirannya cogan mulu. Tuh ada Ozi"
"Mana-mana?" Ozi adalah salah satu dari sekian banyak idola Vella. Selain pintar Ozi juga menjabat sebagai ketua osis jadi bukan sebuah keajaiban kalo Vella teriak-teriak waktu Ozi jalan didepannya.
"Di kelas" Thania memang sengaja membohongi Vella agar dia terbebas dari pertanyaan Vella.
"Lah lo kok gitu sih sama sahabat sendiri" muka Vella yang awalnya cerah saatendengar nama Ozi. Sekarang hanya bisa du tekuk.
****
A
dalah kamu sang rembulan
Adalah kamu pangeran kegelapan
Adalah kamu cahaya malam
Adalah kamu sang ilusi
Dan saat ini kamu.. Adalah pemeran utama
Sedangkan aku disini hanya angin lalu
Disampingmu bintang bersinar terang
Selalu menemani dalam diam
Sementara aku tak terlihat olehmu
Dan dalam kegelapan ini
Bolehkan aku berharap?,
Jika aku kegelapan...
Maukah kamu menjadi rembulanku?
Entah sejak kapan barisan rentetan kalimat itu tertuang pada sebuah kertas yang berada di depan Thania.
Entah sedang memikirkan apa atau siapa tiba-tiba keratas di depannya tak lagi kosong.
Semua tanpa terkendali. Dan detik berikutnya saat Thania masih memandangi kertas di depannya. Tiba-tiba kertas itu mengambang dengan sendirinya. Setelah Thania melihat kembali ternyata ada tangan yang menggantung memegangi kertas itu. Dia adalah Nathan.
"Nathan kembaliin kertas gue" dengan nada dinginnya Thania menyentak Nathan.
Yang di sentak tetap mengarahkan pandangannya ke aras kertas yang sekarang di tangannya.
Di bawahnya Thania tetap berusaha meraih kertas itu. Dan karena merasa apa yang dia lakukan akan sia-sia Thania memilih berhenti merebut kembali kertas itu. Dia melibat tangannya di depan dada. Kesal akan apa yang di lakukan oleh Nathan.
"Puisi yang bagus. Buat siapa?" setelah selesai membaca Nathan kembali memandang Thania yang dia yakini sekarang sedang marah besar padanya.
"Bukan urusan lo. Dan kembaliin kertas itu sekarang juga!!" Thania benar-benar marah terhadap Nathan.
Nathan menyerahkan kembali kertas itu ke tangan sang empunya. Dia masih memandang lurus ke arah manik mata Thania.
Thania langsung mengambil kertas itu.
"Gue ga tau kalo lo ga pernah diajarin sopan santun tentang privasi orang lain." Thania berusaha menusuk Nathan dengan kata-katanya. Tapi hanya di balas Nathan dengan senyum.
"Lo kayanya lagi jatuh cinta Than" Nathan membuka suara setelah beberapa lama tercipta keheningan.
"Gue tekanin sekali lagi itu. Bukan. Urusan. Lo" setelah mengatakan itu Thania langsung meninggalkan Nathan.
Gue di tinggal lagi sama lo. Tapi gue tetep bakal ngejar lo. Orang yang entah dengan alasan apa selalu muncul dalam fikiran gue. -Nathan-
Tbc
Lee Hyun Woo yang jadi Nathan tuh
KAMU SEDANG MEMBACA
I Lost You [COMPLETE]
Teen FictionWARNING!! CERITA INI TIDAK PERNAH MENGALAMI MASA REVISI. JADI... SAYA MINTA MAAF JIKA BANYAK KESALAHAN PENULISAN DAN SEBAGAINYA. CERITA AMAN UNTUK SEMUA KALANGAN. "kenapa untuk sebuah hubungan harus ada hati yang terluka?" "karena itu tahapan sebu...