Luka kehilanganmu
Akan abadi:v
Hingga bel berbunyi Thania belum melihat Nathan. Apakan cowo itu akan kembali tidak berangkat? Kini alasan apa lagi? Tunggu, alasan? Bukankah kemarin Nathan juga belum memberikannya alasan tidak masuk?"Nathan ga berangkat lagi?" bisikan Vella menyadarkan lamunan gadis itu.
"Kemaren bilang telat kayanya" Thania terus memandang kepintu kelas. Berharap orang yang ia tungggu segera datang dan duduk dibelakangnya. Itu akan membuat gadis itu tenang.
"Kok kayaknya sih?" Vella mengerutkan dahinya tidak mengerti hubungan apa yang keduanya miliki hingga hal sepele seperti ini saja Thania tidak yakin.
"Gue bukan emaknya Vell. Udah lah diem. Kalo dia belum dateng berarti ga berangkat atau telat" Thania kembali memusatkan perhatiannya pada buku dimeja yang sudah dia buka tapi belum dia baca satu hurufpun sejak pagi tadi.
"Bego. Belum dateng ya emang kemungkinannya ga dateng sama telat aja" Vella mendengus lalu berusaha tidak peduli lagi.
Thania masih mencoba fokus pada bacaannya selagi menunggu guru masuk kekelasnya. Menunggu guru? Bukan Nathan? Perlu dikoreksi lagi.
"Pagi cantik" suara lembut itu mengalihkan fokus gadis itu untuk kesekian kali.
Dia mendongakkan kepala dan melihat si pemilik suara yang sedang tersenyum kearahnya. Setelah itu, Thania masih bergeming. Tidak menjawab maupun membalas senyum cowo itu.
"Yang disamperin doi mah beda" Vella mengatakan itu dengan cengiran konyolnya.
"Ah lo bisa aja Vell, gue jadi malu" Nathan malah membalas gurauan Vella. Suara cowo itu berusaha ia ubah seperti suara Thania yang dicentilkan. Tapi hasilnya bisa membuat orang muntah jadi tambah muntah.
"Duduk" tanpa senyum, tanpa nada lembut, Thania mengatakan itu.
"Siap calon"
"Calon apaan? Calon presiden? Calon DPR?" jangan tanya siapa. Karena jawabannya satu. Vella.
"Calon masa depan lah" Nathan menarik rambut Vella sekilas membuat gadis itu berteriak tidak terima.
Thania sendiri? Hanya diam dengan perasaan yang lega. Entah sebabnya apa. Kedatangan Nathan membuatnya seakan kembali menemukan rumahnya. Tempat pulang yang sementara hilang. Padahal tidak sampai 24 jam bukan?
***
"Ciee yang kangen cogannn" Nathan terus mengganggu Thania saat tahu gadis itu mencarinya sejak pagi dari Vella."Ga. Diem" Thania kembali memfokuskan diri pada soal dipapan tulis. Sebenarnya kegiatan belajar mengajar telah selesai beberapa menit yang lalu. Tapi Thania masih belum menyelesaikan menyalin soal dipapan tulis.
"Kangen bilang aja kangen" Nathan semakin gencar menggoda Thania saat dilihat gadis itu salah tingkah.
"Denger. Gue. Ga. Bakal. Kangen" susah payah Thania menekankan setiap kata pada kalimatnya. Berharap Nathan bisa mengakhiri pembicaraan ini.
"Ga kangen tapi rindu hehe.." Nathan menyeliplan anak rambut Thania yang kelihatannya mengganggu gadis itu saat menulis kebelakang telinga, masih terus menggoda gadis itu.
"Diem deh. Bacot mulu"
"Ga boleh ngomong kasar sayang" Nathan memegang pundak Thania, membuat gadis itu sepenuhnya menghadap kearah Nathan. Untung keadaan sudah sepi jadi mereka tidak menjadi pusat perhatian.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Lost You [COMPLETE]
Teen FictionWARNING!! CERITA INI TIDAK PERNAH MENGALAMI MASA REVISI. JADI... SAYA MINTA MAAF JIKA BANYAK KESALAHAN PENULISAN DAN SEBAGAINYA. CERITA AMAN UNTUK SEMUA KALANGAN. "kenapa untuk sebuah hubungan harus ada hati yang terluka?" "karena itu tahapan sebu...