Kenapa Tuhan memberikan waktu terlalu singkat untuk kita?
:v
Seperti janjinya kemarin, Thania mulai mengantar jemput Nathan pulang sekolah. Dan sore ini dia sedang bersama Nathan dan kedua orang tuanya untuk melakukan ceck up.
Orang tua Nathan ternyata sangat baik dan terlihat menerina kehadiran Thania tanpa protes sedikitpun.
"Than" panggil Ibu Nathan pada Thania. Didalam ruang periksa Nathan sedang diperiksa dan ayahnya menemani.
"Iya tan?" jawab Thania dengan senyumnya.
"Tante boleh minta satu hal sama kamu?" tanya ibu Nathan dengan hati-hati.
"Tentu" jawab Thania yakin.
"Temani anak tante sampai napas terakhirnya. Dokter bilang umur Nathan ga bisa panjang. Tante ga mau percaya itu. Tapi dengan selalu bolak-balik rumah sakit buat Tante harus sadar dan mencoba menerima jika suatu saat hal itu terjadi. Kamu bisa kan buat kenangan yang patut dikenang oleh Nathan?" Thania bisa melihat mata ibunya Nathan tergenang.
"Thania janji Tan. Akan nemenin Nathan sampai kapanpun. Thania yakin Nathan bakalan sembuh. Nathan akan selalu senyum disamping kita. Menularkan berbagai kebahagiaan. Thania juga akan buat kenangan terbaik untuk Nathan" janji Thania. Menyadari matanya juga berair, Thania segera menghapus air mata itu.
"Terimakasih Thania"
Thania tersenyum membalas tatapan ibu Nathan.
***
Sementara itu didalam ruangan putih terlihat tiga orang dengan perasaan yang berbeda-beda.
"Kamu harus operasi Nathan. Itu cara satu-satunya. Memang kemungkinan gagal sangat besar. Tapi kita harus tetap berusaha bukan?" lagi. Kalimat bujukan untuk melakukan operasi terlontar dari sang dokter.
"Ga" namun lagi, Nathan menjawab dengan tegas.
"Semua akan baik-baik aja nak" ayah Nathan mulai memberi pengertian.
"Ga ada yang bisa jamin itu yah. Ga ada. Nathan ga mau harus bergantung dengan pengharapan yang bahkan presentasi berhasilnya sangat kecil" Nathan menunduk. Menyadari dia terlalu pengecut untuk sekedar operasi.
"Nathan ga papa kaya gini. Nathan lebih suka lawan penyakit ini secara natural. Ayah yang bilang Nathan pasti kuat. Sekarang waktunya Nathan buktiin kalo emang Nathan bener kuat. Biarin Nathan kaya gini"
Ayah Nathan memandang anaknya dengan sendu. Anak satu-satunya yang sangat dia sayangi kenapa harus terus menerima cobaan seperti ini.
"Ayah harap kamu berubah pikiran setelah ini" putus ayahnya lalu bangkit dari duduknya.
"Temui ibumu dan beri dia pengertian lagi" suruh ayahnya yang langsung berjalan keluar dari ruangan putih bersih itu.
Nathan nengucapkan terimakasih pada sang dokter lalu mengikuti langkah ayahnya.
Diluar ruangan Nathan melihat Thania dan ibunya yang memandang cemas kearahnya
KAMU SEDANG MEMBACA
I Lost You [COMPLETE]
Teen FictionWARNING!! CERITA INI TIDAK PERNAH MENGALAMI MASA REVISI. JADI... SAYA MINTA MAAF JIKA BANYAK KESALAHAN PENULISAN DAN SEBAGAINYA. CERITA AMAN UNTUK SEMUA KALANGAN. "kenapa untuk sebuah hubungan harus ada hati yang terluka?" "karena itu tahapan sebu...