Bisakah aku yang menjadi titik akhir dari segala perjalananmu?
:v
"Nathania" suara ketukan pintu kamar Thania membuat gadis itu memilih mematikan musik yang sedang dia nyalakan dari ponselnya.
"Don't call me this name" sentak Thania langsung didepannya.
"Kakak mau ngomong sama kamu" Azka. Ya orang itu yang mendatanginya.
Bicara? Apa sekarang waktunya? Apakah Thania siap?
"Tentang?"
"Kita" satu kata penuh makna untuk Thania dan Azka sendiri.
"Boleh kakak masuk?" lanjut Azka ketika melihat Thania yang masih terdiam.
Thania menyingkir dari pintu, membiarkan kakaknya masuk. Lalu duduk di tepi kasur.
Flasback on
"Lo tahu? Gue selalu berharap lo mati. Tapi ternyata tuhan masih ngasih waktu didunia biar lo menderita!" sentakan didepan gadis kecil itu sedikit membuatnya terlonjak kaget.
"Mau ngerasain lagi ga?" Azka menarik sudut bibirnya naik. Ya memang senyum tapi dia, Azka memiliki definisi senyum yang berbeda.
"Maksud kakak?" gadis kecil itu akhirnya bersuara.
"Menurut lo?" dari tempatnya gadis kecil itu bisa melihat Azka mengeluarkan pisau lipat dari sakunya.
"Tangan lo!" dengan cepat Azka menarik tangan gadis kecil itu. Mengarahkan pisau pada telapak tangan Thania. Gadis kecil itu adalah Thania. Nathania Anggraeni.
Dengan gerakan pelan Azka terus menarik gagang pisau lipat, mengakibatkan tangan Thania mengeluarkan darah.
Sekuat tenaga Thania berusaha melepaskan diri. Tapi hasilnya nihil. Tangis terus keluar saat melihat darahnya sendiri keluar.
Satu pertanyaan yang masih menggantung. "Apakah orang yang didepannya saat ini adalah kakaknya?"
Dan goresan tangan itu berakhir diujung jari tengah Thania. Dengan tergesa- gesa Azka membuang pisau yang ada ditangannya.
Raut wajah panik tergambar jelas di kedua mata Azka.
"Thania"
Gagal. Thania terlanjur berlari pergi kekamarnya sesaat setelah Azka melempar pisaunya.
Flasback off
"Sebelumnya kakak mau minta maaf sama kamu. Kakak udah tahu apa yang sering kakak lakuin dulu ke kamu. Maaf Thania. Semua yang terjadi ada alasannya. Begitupun perlakuan kakak ke kamu"
"To the point" Thania terlanjur beku dengan semua permintaan maaf.
"Kakak akui. Luka yang membekas di kaki kamu, tangan kamu, seluruh badan kamu bahkan hati kamu, itu semua salah kakak. Walaupun memang bukan sepenuhnya kakak yang ngelauin" Azka menarik kedua tangan Thania. Merasakan dinginnya tangan yang sekarang ia genggam.

KAMU SEDANG MEMBACA
I Lost You [COMPLETE]
Ficção AdolescenteWARNING!! CERITA INI TIDAK PERNAH MENGALAMI MASA REVISI. JADI... SAYA MINTA MAAF JIKA BANYAK KESALAHAN PENULISAN DAN SEBAGAINYA. CERITA AMAN UNTUK SEMUA KALANGAN. "kenapa untuk sebuah hubungan harus ada hati yang terluka?" "karena itu tahapan sebu...