Irene berangkat sekolah jam 06:20 lebih pagi dari biasanya dari biasanya. ia ingin sekolah walaupun badannya belum terlalu sehat tidak seperti biasanya agar bisa bertemu dengan teman-temannya yang paling utama buat Irene adalah bertemu dengan Reyhan, Sehari tanpa melihat Reyhan saja rasanya seperti bertahun-tahun.
Irene berjalan menuju ke kelasnya sambil melihat ruang kelas yang masih sepi yang belum ada seorang pun yang datang. Di kelas Irene hanya ada Winda dan Lia itu pun mereka piket yang kebagian jam pagi. Di meja Irene ada sebuah kotak yang berisi donat dan bunga serta surat. Irene membuka suratnya.
"Selamat pagi Irene. semangat sekolahnya, jaga kesehatan jangan lupa dimakan".
Irene bingung siapa yang memberikan semua ini untuknya tak ada nama pengirim disuratnya.
"Winda, Lia tahu tidak ini dari siapa?".
"Tidak tahu". menjawabnya dengan kompak.
"Mungkin dari seseorang yang diam-diam suka sama lu".
"Jangan-jangan Reyhan? Fahri? Tidak mungkin. Kalau Reyhan pasti ia tidak tahu kesukaan aku terus kalau Fahri tidak mungkin soalnya Fahri tidak pernah memberikan apa-apa". Bisik dalam hatinya
Fahri mengintip Irene dari jendela untuk pastikan hadiah yang ia kasih buat Irene sudah ada ditangannya Irene. Irene sempat melihat ada yang mengintip di jendela Irene segera keluar dari kelas melihat siapa yang mengintip Irene melihat semua di sekitarnya tetapi tidak ada seorang pun di luar, Fahri berhasil melarikan diri agar tidak ketahuan oleh Irene.
KAMU SEDANG MEMBACA
HOPE [COMPLETED]
Teen FictionTidak ada yang percuma... Tidak ada yang sia-sia... Meski semua telah berlalu Kenangan indah itu tetap membiru dihatiku... Aku tetap merindumu... Kamu tetap dalam hatiku...