chapter40

20 9 1
                                    

"eh tunggu Ren itu ada Reyhan, Silvi, dan Fahri. Mereka lagi pada ngapain ya? Ayo ke sana". Ucap Rara.

"Irene?". Ucap Fahri

"Kalian lagi bicara apa?".

"Enggak kok Ren". Ucap Reyhan.

"Ren, katanya lu mau nonton sama Reyhan kok dia lagi sama Sindy? Jangan-jangan Reyhan selingkuh". Ucap Fahri dengan menyindir Irene.

"Apaan sih, enggak jadi nontonnya. PUAS?".

"Bagus kalau gitu".

Irene dan Rara meninggalkan mereka semua tapi sebelumnya di tahan oleh Reyhan.

"Aku antar pulang ya?".

"Enggak usah, aku sama Rara aja".

"Benar enggak mau?".

"Iya benar".

"Yaudah hati-hati".

Irene menolak ajakan Reyhan karena tidak enak juga sama Rara.

"Awas aja kalau Irene tau dan bakalan sedih, lu bukan teman gua lagi". Fahri pergi untuk menyusul Irene dengan sepeda motornya

"Kenapa sekarang keadaannya jadi seperti ini?".

"Entah lah".

Reyhan menggelengkan kepalanya karena sudah tidak tau harus bertindak apa lagi. Reyhan dan Sindy segera pulang ke rumah.
Langit udah mendung sebentar lagi akan turun hujan.

*Di dalam angkot

"Aku malah enggak bawa payung".

"Iya aku juga enggak bawa".

"Tapi kamu kan dikit lagi udah sampai".

"Aku udah sampai, duluan ya Ren, kamu hati-hati".

"Iya". Sambil melambaikan tangan.

Hujan turun disertai kilat dan angin, tiba-tiba angkot yang di tumpangi Irene mogok di tengah jalan, Irene segera membayar dan turun untuk meneduh kebetulan terdapat ruko-ruko. Lumayan lama Irene menunggu hujan sekitar 5 menit dan meneduh di ruko. Tak lama kemudian Fahri datang menghapiri Irene.

"Fahri? Kenapa lu kok di sini? Ikutin gua ya?

"Kebetulan aja gua lewat sini dan enggak sengaja lihat lu".

Fahri membuka jaketnya untuk munutupi tubuh Irene agar tidak dingin.

"Udah pakai aja, biar lu enggak masuk angin. Nanti malah ngerepotin gua".

"Iya makasih". Sambil tersenyum.

"Udah lama Irene enggak senyum seperti itu lagi, rasa kangen gua terobati dengan senyumannya Irene itu". Bisik dalam hati Fahri.

"Fahri baik banget, perhatian, dan udah jelas banget dia sayang sama aku, tapi aku malah sia-siain dia walaupun aku sering menyakiti hati Fahri, dia masih aja tetap sayang sama aku". Bisik dalam hati Irene.

"Iya sama-sama".

"Udah reda hujannya, ayo pulang".

"Iya ayo".

Sedikit lagi mereka berdua sampai di rumah tapi tiba-tiba hujannya turun hingga membasahi pakaian Irene dan Fahri.

............

"Ren makan dulu!".

"Iya mah nanti".

"Yaudah nanti makan ya!".

"Iya mamah".

"Kok badan aku panas ya? Jangan sakit Ren, kamu kuat".

Handphone Irene getar ada chat masuk dari Fahri.

"Udah makan belum? Enggak sakit kan? Soalnya tadi enggak sengaja hujan-hujanan#Fahri".

"Belum, enggak sakit. Irene kan anak kuat#Irene".

"Makan dulu keburu malam#Fahri".

"Iya Fahri#Irene".

Irene menuju meja makan setelah chatan sama Fahri.

"Muka kamu pucet baget? Kamu sakit?".

"Iya mah, badan aku panas".

"Yaudah sekarang kamu makan terus minum obat habis itu tidur. Besok enggak usah masuk sekolah dulu".

"Iya mah".

HOPE [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang