chapter27

15 7 0
                                    

sampai di rumah Irene menghubungi Fahri beberapa kali namun tidak di angkat oleh Fahri entah di sengaja atau tidak.

"Fahri angkat telepon aku, aku mohon angkat". Dengan wajah gelisah.

Pintu kamar Irene tidak di tutup sehingga Kai tidak sengaja melihat Irene dikamarnya sedang menghubungi seseorang dengan wajah gelisah, Kai langsung menghampiri Irene.

"Kamu lagi menelepon siapa? Kok mukanya gelisah?".

"Enggak kok kak". Irene langsung senyum agar kakaknya tidak bertanya-tanya.

"ya sudah kalau tidak mau cerita". Keluar dari kamar Irene, Kai langsung melanjutkan bermain PS di lantai 2.

"Irene". Teriakan mamahnya dari lantai 1, namun Irene tidak menjawabnya sehingga mamanya memanggil lagi.

"Ren di panggil mamah". Teriakan Kai dengan volume sedikit naik.

"Iya kak". Irene langsung turun ke bawah menghampiri mamanya di dapur.

"Ada apa mah, panggil aku".

"Kamu ya di panggil sampai 2 kali baru turun ke bawah".

"Maaf mah, enggak kedengaran". sambil senyum.

"kamu kasih ke Fahri  mamah buat kue".

Tok...tok...tok...

"Fahri tolong bukakan pintu itu ada tamu".

Sebelum di buka pintunya Fahri mengintip dari jendela siapa seseorang yang datang ke rumahnya. Saat di lihat ternyata Irene, Fahri tidak mau membukanya apalagi bertemu sama Irene ia lebih memilih untuk ke kamar daripada membukakan pintu.

"Siapa yang datang?".

"Enggak tahu, mamah saja yang buka, Fahri mau tidur, jangan bangunkan Fahri kalau ada yang cari Fahri". Fahri beranjak ke kamarnya tapi Fahri tidak tidur melainkan ia malah main game yang ada di laptopnya.

"Ada Irene".

"Iya Tante. Tante ini dari mamah buat tante".

"Makasih ya Irene"..

"Iya tante, ada Fahri enggak tante?".

"Fahri lagi tidur, kalau penting tante bangun Fahri dulu".

"Enggak usah tante biarkan dia tidur, enggak penting kok tan, aku pulang dulu ya tante".

Saat di kamar Irene langsung belajar dan menulis kejadian hari ini di buku diary, Irene tidak mau kalau persahabatannya hancur karena masalah hati. Sambil menulis air mata Irene menetes hingga terkena di halaman buku diary.

Sebenarnya Fahri ingin sekali bertemu Irene namun keadaan yang tidak ingin menemui Irene.

"Maaf Ren".

HOPE [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang