HOPE [COMPLETED]

chapter24

"Ra tunggu! Ra jangan ke Reyhan aku mohon banget Ra". Langkah Rara terhenti mendengar Irene memohon supaya tidak bilang.

"Aku enggak apa-apa kok, ini bukan salah dia".

Berusaha untuk tersenyum walaupun hatinya sedang terluka. Rara menahan niatnya untuk tidak marah-marah ke Reyhan. Mereka berdua melangkah ke kelas karena jam istirahat sudah habis.

"Tadi lu kemana kok gua cari enggak ada? Lu habis menangis? Kenapa?". Wajah Reyhan khawatir melihat Irene matanya seperti habis menangis. Rara melangkah maju ke arah Reyhan cuma Irene menghentikannya.

"Enggak apa-apa ini tadi cuma ke masukan debu saja, tadi gua ke kantin".

"Oh, semangat ya ulangannya".

Irene membalasnya dengan senyuman kecil di bibirnya dengan perasaan kecewa. Ulangan hari ini selesai.

"Ren ayo!".

"Ikut gua sama yang lain yuk ke tempat tukang bakso langganan Arga?".

"Gua mau pergi sama Irene".

"Fahri kita ikut mereka saja!".

"Iya sudah".

Sampai di tempat tukang bakso Pak Bejo tempat langganannya si Arga suka beli. Mereka memesannya.

"Ren aku pacaran sama Arga". Bisik dalam telinga Irene.

"Serius?".

"Iya tadi pas di kantin. Aku ingin bercerita tapi tadi kamu lagi sedih".

"Selamat ya buat kalian berdua semoga langgeng, enggak ada orang ketiga".

"Makasih Irene".

Sepeda motor ninja berwarna merah terparkir di depan tempat tukang bakso Pak Bejo yaitu Reyhan bersama Sindy dan adiknya Reyhan yaitu Adel Permatasari yang masih 5 tahun.

"Kak Reyhan mau bakso pakai mie sama baksonya saja!".

"Oke, kamu pesan apa?".

"Aku bakso juga".

"Ada Reyhan sama Sindy?". Bisik dalam hati. Irene menutupi wajahnya agar Reyhan tidak melihatnya, tapi nyatanya Reyhan melihat Irene dan langsung menghampiri Irene dan kawan-kawannya.

"Irene".

"lu ada di sini juga?". Sahut Silvi.

"Iya".

"Rey, gabung saja sini sekalian kita cerita-cerita". Arga mengajak Reyhan untuk gabung. Reyhan langsung duduk posisinya berhadapan dengan Irene. Irene bingung menggambarkan perasaannya mau sedih atau senang.