chapter21

28 8 0
                                    

Fahri sebenarnya melihat Irene dan Reyhan sedang berduaan sebelum meninggalkan lapangan.

Hukuman sudah selesai, ia segera masuk ke kelas.

"Fahri lu sudah makan belum?". Sedikit khawatir di wajah Irene.

"Sudah tadi sama Silvi". Menjawab dengan nada ketus.

"Fahri kenapa ya dia kok ketus banget?". Irene bertanya kepada Rara. Rara menjawabnya dengan santai sambil tersenyum supaya Irene tidak berfikir yang negatif.

"Mungkin dia lelah habis di jemur".

Setelah pulang sekolah Reyhan pergi bersama Sindy ke toko buku.

Fahri, Rara, Winda, Arga, Silvi, Gilang dan Tio ingin belajar kelompok untuk mempersiapkan UAS.

"Ra ayo ikut gabung, kita mau belajar kelompok, di rumahnya Reyhan". Gilang mengajak Irene. Padahal Irene berharap Fahri yang mengajak Irene langsung.

"Ayo Ren, Naik!". Fahri mengajak Irene.

Irene satu motor dengan Fahri, Irene tidak enak dengan Silvi. Irene tahu pasti Silvi cemburu.

"Gilang gua sama lu saja, Silvi kamu sama Fahri". Irene langsung naik ke motornya Gilang.

Fahri mengerti mengapa Irene maunya satu motor dengan gilang, dia tidak mau menyakiti hati Silvi.

"Assalamualaikum mah, mah ada teman-teman aku mau belajar kelompok".

"Waalaikum salam, ayo masuk". Ibunya Fahri mempersilahkan teman-temannya Fahri untuk masuk dan duduk di sofa yang berwarna putih.

"Ren sudah sembuh".

"Sudah tante".

"Jaga kesehatan ya. Jangan makan yang sembarangan".

"Iya tante". Sambil tersenyum.

"Kenapa mengecek ponsel melulu? Takut Reyhan mengirimkan pesan?". Membisikan di telinga Irene.

"Enggak".

"Jangan bohong sama gua, gua tahu kalau lu bohong kelihatan dari wajahnya, tadi gua lihat Reyhan pergi sama Sindy berduaan".

Ada perasaan sedikit sakit di hatinya Irene, walaupun bukan siapa-siapanya Irene.

HOPE [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang