chapter25

20 8 0
                                    

"Lu dekat banget sama Sindy. Apa jangan-jangan lu pacaran lagi". Fahri mencurigai mereka berdua yang akhir-akhir ini dekat dengan melirik ke arah Irene.

"Enggak, Iya gua dekat Soalnya Sindy kan sahabat gua dari SMP".

Irene merasa lega dengan kalimat Reyhan tidak pacaran sama Sindy tetapi hanya sahabat. Tapi Irene masih takut kalau sahabat bisa berubah jadi cinta. Sekarang ini Irene masih berharap sama Reyhan entah mau sampai kapan ia berhenti berharap. Mungkin sampai Irene benar-benar merasakan sakit hati dan sudah tidak mampu berharap lagi. Selesai makan dan mengobrol mereka semua pulang ke rumah masing-masing. Irene langsung berbaring di kasur lalu belajar untuk ulangan besok.

Dalam perjalanan menuju ke kelas langkah kaki Irene berhenti melihat Fahri bersama Silvi berjalan berdua ke arah menuju kelas, Irene merasa sedikit cemburu setelah melihat kejadian tadi. Masuk ke kelas dengan keadaan badmood.

"Kamu kenapa Ren kok badmood banget".

"Enggak". Irene memilih untuk  tidak beri tahu Rara terlebih dahulu.

Hari ini ulangan matematika dimana murid ruang 15 berpikir keras di tambah pengawas yang galak ada suara berisik sedikit saja di tegur. Sebagian siswa sudah selesai mengerjakannya waktunya tinggal 15 menit lagi, harapan terakhir siswa bila tidak tahu jawabannya adalah menyontek.

Langkah kaki Fahri terhentikan oleh pertanyaan Irene.

"Fahri lu mau kemana?".

"Mau ke perpustakaan".

"Sehat kan lu? Biasanya lu nongkrong di tangga sama geng lu". Irene merasa heran kalau Fahri mau ke perpustakaan tidak seperti biasanya.

"Masalah?". Fahri menjawabnya dengan ketus, Fahri dan Silvi langsung melangkah menuju perpustakaan.

"Semakin ke sini Fahri menjauh dari aku". Bisik hati dalam Irene.

"Sudah biarkan Fahri sama Silvi kan ada gua".

Irene tersentak kaget dengan keberadaan Reyhan yang tiba-tiba muncul.

Irene hanya membalasnya dengan senyuman.

HOPE [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang