14. Renungan Malam Raydan

15K 985 40
                                    


Raydan baru saja tiba dirumah dinasnya tepat pukul 12 malam. Dengan tubuh lelahnya, laki-laki itu berniat akan langsung merebahkan badannya ke kasur kemudian tidur dan kembali beraktifitas keesokan harinya.
Tapi sayang rencananya harus kandas di tengah jalan karena baru saja ia memasuki ruang tengah, Raydan langsung disuguhi pemandangan yang membuat emosinya kembali naik, dilihatnya Arfisyha yang tertidur pulas dengan kepala tersandar di kasur lipat sedangkan setengah badannya lagi berada di lantai, dengan TV  yang masih menyala, juga kertas-kertas dan peralatan gambar milik gadis itu yang berhamburan hampir memenuhi ruang tengahnya.

Belum cukup sampai disitu sepertinya Arfisyha mengujinya, karena Raydan juga melihat gerombolan semut yang mengeroyok bekas gelas didekat kasur hingga mau tidak mau ia harus kehilangan lagi waktu istirahatnya.

Menghela nafas kasar, Raydan yang memang sejak awal sangat menjunjung tinggi kerapian itu, dengan hati-hati segera mengangkat tubuh Arfisyha untuk dipindahkan ke kamar mereka, barulah setelah itu, ia mulai membereskan semua peralatan gambar milik Arfisyha yang masih berserakan juga membersihkan gelas bekas minuman yang penuh semut ke dapur.

Setelah sesi beres-beresnya rampung, kini Ruang tengahnya telah kembali rapi seperti semula, Raydan yang sudah tidak bisa lagi menahan lelahnya pun, langsung mendudukan tubuhnya di kasur lipat tempat tadi Arfisyha tertidur, dan segera melepas sepatu juga baju luaran seragam dorengnya.

Masih dengan kaos singletnya, Raydan merebahkan badan lelahnya sambil mengamati langit-langit ruang tengah. Badannya sudah benar-benar lelah tapi  pikirannya malah melayang-layang pada rumah tangga yang telah dijalaninya hampir 2 bulan ini bersama Arfisyha, selama ini memang tidak pernah ada konflik serius antara keduanya. Hanya saja pagi tadi untuk pertama kalinya, Ia adu argumen dengan Arfisyha karena istrinya ingin pergi naik gunung bersama teman-teman kelasnya, dan ia melarang karena bertepatan dengan kunjungan Kasad ke bataliyon.

Raydan tau jika Arfisyha masih dalam masa senang berkumpul dan main dengan teman-temannya, tapi apa istrinya itu juga tidak bisa sedikit saja memahaminya. Jika bukan karna Kasad yang akan hadir dan komandan memerintahkan untuk semua istri perwira dan anggota berada ditempat untuk mengikuti pengarahan kecuali memang benar-benar darurat sakit, ia tak mungkin memaksa Arfisyha.

Diingatnya lagi pagi tadi, Arfisyha memang tidak menangis didepannya seperti sebelum-sebelumnya, tapi raut kesal dan kekecewaannya masih terus membayang dalam ingatan Raydan.
Ia kesal, dan merasa jika Arfisyha belum bisa bersikap dewasa dan menentukan prioritas kepentingan, seperti apa yang diharapkannya sebagai istri.

Raydan sadar, tidak ada manusia yang sempuna didunia ini, tapi kadang ia merasa, jika rumah tangganya ini terlalu dipaksakan dengan proses yang terbilang singkat, hingga sangat sulit untuknya saling memahami.

Arfisyha memang gadis ceria seperti kata ibunya, tapi sebagian sifatnya yang kadang manja, cengeng, dan ceroboh itu, sering menguji kesabarannya, hingga membuat Raydan harus ekstra sabar dalam menghadapinya.

Sejak awal, pernikahannya ini memang sudah terasa berat, salahnya juga yang dulu langsung memutuskan menikahi Arfisyha hanya demi membahagiakan kedua orang tuanya, tanpa berfikir dulu bagaimana kedepannya, tapi Raydan telah bertekat akan berusaha, ia bahkan juga telah mengalah, melawan egonya sendiri untuk memiliki istri seperti sosok dokter Shinta yang dikaguminya. Tapi sepertinya semakin dijalani, Raydan mulai merasa lelah, lelah jiwa juga pikiran.

Pasalnya selama ini Raydan telah berusaha keras untuk bertindak dewasa dengan menjadi suami yang sesungguhnya, ia juga mencoba belajar menerima Arfisyha menjadi satu-satunya wanita yang ada dihatinya, wanita yang harus ia jaga dan kasihi sampai akhir hayat nanti, karena walau bagaimanapun pernikahan untuknya bukanlah permainan, dan hanya akan terjadi satu kali selama hidupnya, tapi sepertinya Arfisyha tak pernah paham dengannya yang terus saja menguji keyakinanya dengan semua tingkah lakunya.

Belum lagi, gurauan Fadil tempo hari yang mengatakan dirinya bisa terkena karma, juga terus membayang dalam ingatannya hingga sekarang, Bagaimana tidak, Gurauan itu ternyata didengar oleh Allah, dan Raydan benar-benar terkena karma dari ucapannya sendiri, ia yang dulu mengatakan wanita manja, cengeng, dan rewel bukanlah menjadi pasangan melainkan malah seperti pengasuh bocah, kini telah menerima hukumanya, dengan takdir yang membawanya untuk menikahi Arfisyha.

Lagi-lagi kelemahan yang dimiliki oleh Arfisyha membuat Raydan meragu dan merasa Arfisyha semakin jauh dari istri impiannya. Beruntung ia berhasil segera menyingkirkan pikiran buruk itu dan langsung beristigfar, memohon ampun pada Allah.

Ditengah-tengah renungannya malam ini, Raydan kembali berfikir tentang kelanjutan rumah tangganya kedepan, Arfisyha istrinya memang masih muda bukan hanya umurnya tapi juga tingkah-lakunya, lalu bagaimana ia akan mampu bertahan sampai akhir nantinya, sekarang saja belum terlalu banyak masalah yang datang, tapi bagaimana dengan nanti, apa mereka akan sanggup bertahan dengan semua ini. Batin Raydan mengusap wajahnya gusar.

Dalam hati Raydan masih terus berharap, semoga pilihan yang diambilnya ini bukanlah pilihan salah, bahkan disisa-sisa kesadarannya, Raydan masih terus meminta pada Allah untuk selalu dikuatkan, dan dilapangkan hatinya untuk terus bertahan dengan Arfisyha sampai akhir hayatnya kelak.

~R&A~

Rasanya baru beberapa menit Raydan memejamkan mata, tiba-tiba ia mendengar suara pintu yang dibuka kasar kemudian disusul dengan seseorang yang berbaring disebelahnya sambil memeluk lengannya erat. Saat menolehkan kepalanya, Raydan sempat terkejut karena ternyata orang yang meringkuk di sampingnya saat ini adalah Arfisyha, gadis yang beberapa menit lalu menjadi bahan renungannya.

Merasa aneh dengan tingkah Arfisyha yang tiba-tiba memeluk lengannya erat, Raydan sedikit mengeser tubuhnya agak menyamping, kemudian ia pegang bahu Arfisyha dengan tangannya yang bebas.

Gadis itu masih menyembunyikan wajahnya pada lengan Raydan, tubuh gadis itu terasa kaku dan dingin, bahkan Raydan juga bisa merasakan degup jantung gadis di sampingnya yang kencang dengan nafas yang memburu.

"Syha.. kamu kenapa? Mimpi buruk?" Tanya Raydan mengguncang lembut bahu Arfisyha. Tidak ada sahutan, gadis itu masih menyembunyikan wajahnya di lengan Raydan.

"Afisyha kamu nangis? Kenapa?" Raydan mulai merasa panik melihat badan Arfisyha yang mulai berguncang.

"Syha.." ulang Raydan kali ini, ia berusaha bangun namun pegangan Arfisyha pada lengannya membuatnya kesusahan.

"Takut.. aku takut... Mas takut.." racau Arfisyha di sela tangisnya dan terus membenamkan kepalanya semakin dalam di lengan Raydan. Badannya juga bergetar.

"Syha.. ada apa, katakan sama saya kamu kenapa?" Tanya Raydan lagi.

"Ada yang ngejar Fisyha, Aku takut mas tolong" racau Arfisyha ditengah tangisannya.
Raydan sempat dibuat kebingungan dengan tingkah Arfisyha yang begitu ketakutan hingga gadis itu menangis, hingga ia menyadari mungkin istrinya itu habis mimpi buruk.

" Suttt. nggak ada yang ngejar kamu, tenang kamu pasti cuma mimpi Syha, sudah sekarang ada saya, kamu tidur lagi dan nggak perlu takut" hibur Raydan sambil terus mengusap puncak kepala Arfisyha yang belum berhenti menangis.

"Takut mas.. Fisyha takut " Arfisyha masih memeluk erat tangan Raydan.

" Tenang, ada saya" kembali Raydan menenangkan Arfisyha kemudian menarik gadis itu semakin dekat dengannya, jujur ia juga sudah sangat lelah dan ingin beristirahat, dengan tangannya yang bebas Raydan mengusap ubun-ubun Arfisyha sambil membacakan Ayat kursi berulang-ulang hingga akhirnya Arfisyha mulai tenang dan memejamkan matanya.

Tapi sayangnya saat ia hampir saja tidur, lagi-lagi Arfisyha mengeluh ketakutan hingga sepanjang malam membuat Raydan terus terjaga, mengusap lembut ubun-ubun Arfisyha, yang terus terbangun dalam tidurnya agar tetap tenang.



***

Gimana yang rindu Mas Raydan hayoo tunjuk tangannya..

Yukk cusss.. tekan gambar bintang sama content sebanyak-banyaknya yaa..
Kalo banyak nanti bakalan aku up lagi buat temen-temen yang udah rindu berat ini wkwkwkwk..

Yuhuuu, selamat mengawali hari Senin yang  Indah dengan membaca cerita ini..

Semoga suka 😘







Mas Idan untuk ArfisyhaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang