40. Teman Tidur

13.9K 1.2K 157
                                    

Hanya terdengar dentingan sendok dan garpu, ketika jarum jam menunjukkan pukul 8 lewat 10 menit. Meski sudah lewat dari jam makan malam, Keduanya tampak kompak duduk berhadapan fokus pada piring masing-masing.

Terlihat Raydan begitu menikmati makan malamnya yang tertunda, bahkan laki-laki itu sudah hampir menghabiskan seluruh isi di piringnya, tampak kontras dengan Arfisyha yang justru terlihat tak berselera, dengan piring yang masih penuh dengan makanan.

"Kenapa hanya di aduk? Kamu ngak suka makanannya?" Tanya Raydan menyuapkan sendokan terakhir santapannya.

"Syha.." panggil Raydan.

"Ehh. Iya mas"

" Kenapa hanya di aduk makanannya? Kamu nggak suka?" Ulang Raydan lagi.

" ehh. Suka kok" gugup Arfisyha salah tingkah.

" Kalo gitu cepet dihabiskan , keburu dingin ngak enak nanti." Seloroh Raydan sambil memainkan ponselnya.

"Iya " sahut Arfisyha singkat.

Baru 2 suap. Lagi-lagi Arfisyha kembali menghentikan aktivitas makan malamnya. Daripada  makan Wanita itu justru lebih tertarik mengamati Raydan yang sedang memainkan ponselnya.

" Jangan liatin muka saya terus. Habiskan dulu makanan kamu." Tanpa mengalihkan pandangannya dari ponsel Raydan memperingatkan Arfisyha.

Terkejut dengan ucapan Raydan, Aarfisyha tak menyangka bagaimana bisa Raydan tau ia sedang mengamati laki-laki itu padahal sejak tadi Raydan fokus pada ponselnya.

"Aku udah selesai makan kok." Dalih Arfisyha setelah dapat mengendalikan diri.

Tak langsung percaya, Raydan melihat ke arah piring Arfisyha yang nasih tersisa setengah. "Kenapa ngak kamu habiskan?" Tanya Raydan.

"Aku udah kenyang."

"Tinggal sedikit, ngak baik buang-buang makanan."

"Beneran udah kenyang mas. Ngak baik juga kan kalo dipaksa." Kilah Arfisyha.

"Yaa sudah, sini biar saya yang habiskan." putus Raydan meletakkan ponselnya.

" Tapi mas."

"Udah geser ke sini piringnya."

Meski dengan berat hati akhirnya Arfisyha memindahkan juga letak piringnya ke hadapan Raydan.

"Mas, itu kan sisa makanannya Fisyha, kenapa Mas Idan mau habisin?"

"Ada yang salah? dari pada buang-buang makanan, lebih ngak baik lagi."

Tak berniat menanggapi, Arfisyha memilih diam mengamati Raydan yang sedang menghabiskan makannya. Dan detik itu dunianya seakan berhenti. Arfisyha merasa pemandangan didepannya saat ini terlihat begitu menarik.

Tapi sayang aktivitas mengamati Raydan makan, harus terganggu dengan suara ponsel milik laki-laki itu yang berdering.

Menghentikan makanannya yang hanya tinggal 1 suap lagi, Raydan mulai mengangkat panggilan di ponselnya.

Arfisyha tidak paham apa yang sedang dibicarakan sebab, dari tadi hanya kata "Siap" yang di ucapkan Raydan pada orang di seberang ponselnya.

Sampai suara Raydan memanggil namanya, menyadarkan Arfisyha. "Syha, Saya di panggil Danyon untuk menghadap. Kamu nggak papa dirumah sendiri?" Jelas Raydan setelah meletakkan ponselnya di atas meja.

" Sekarang?"

"Iya." Jawab Raydan singkat lalu, menyuapkan sendokan terakhir makanannya yang sempat tertunda, dan menghabiskan sisa air putih di gelasnya.

Mas Idan untuk ArfisyhaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang