3. Kegundahan hati Arfisyha

16.1K 923 12
                                    

Sore itu setibanya dirumah, Arfisyha langsung menemui Mama,Papa, dan juga Daffa adiknya yang kebetulan sedang berkumpul di ruang keluarga.

"Assalammualaikum Mah.. Pah.. hai faa"

"Waalaikumsalam.." Sahut semuanya berbarengan..

Fisyha sudah pulang nak, sini duduk dekat Mama.. ada yang mau Papa bicarakan sama Fisyha.

Arfisyha menuruti mamanya, ia duduk persis disebelah kanan mamanya. "Apa mungkin papa akan menjelaskan mengenai pernikahan seperti yang diucapkan Mas Raydan tadi" batinnya.

"Fisyha.." Panggil Papa, kamu tadi sudah bertemu dengan Nak Raydan? Fisyha mengangguk.. "Bagaimana tadi ? Fisyha suka? Raydan tampan dan baik kan Syha'" tanya papa lagi..

Kali ini Arfisyha tidak merespon pertannyaan papanya. Ia justru balik bertannya pada Herlambang papanya "maaf, Pah.. mungkin Fisyha agak lancang tapi sebenarnya ada apa? Apa Papa dan Mama sedang merencanakan sesuatu?

Tadi Mas Raydan bilang akan menikah dengan Fisyha. Mama bilang tadi Fisyaha hanya akan berkenalan sama mas Raydan kan, tapi kenapa malah akan menikah? Dan Fisyha sama sekali gak tau tentang ini".

Herlambang dan Farah, keduanya menghela nafas, binggung bagaimana menjelaskan pada putrinya perihal permasalahan ini, tapi walau bagaimanapun ini adalah cara terbaik untuk menjaga putri mereka.

Hening beberaapa saat.. sebelum Herlambang menyahut pertannyaan Arfisyha tadi.

"Raydan sudah bilang sama Fisyha yaa?" sahut Herlambang.

Sedangkan Farah merangkul pundak Arfisyha untuk menenangkan putrinya itu.

"Fisyha dengerin Papa, ini memang rencana Papa dan keluarga omm Rahardian yang kita temui minggu lalu, waktu makan malam keluarga. Saat itu kita memang sudah berencana mengenalkan kamu dengan anaknya yang bernama Raydan, tapi ternyata dia tidak bisa datang karena dapat tugas mendadak dari kantor. Setelah makan malam itu Papa jadi sering berkomunikasi dengan omm Rahardian. Keluarga mereka bilang suka sama Fisyha, mereka ingin mengenalkan Fisyha dengan putranya, maka dari itu kita sepakat untuk mengenalkanmu degan Raydan lewat pertemuan kalian tadi dan pernikanhan itu papa dan omm Rahardian memang merencanakan itu."

Sementara mama masih diam dan terus merangkul anak perempuannya.

" Pah, tapi kenapa Fisyha harus menikah dengan mas Raydan?. Fisyha kan masih kuliah umur Fisyha juga masih 21 tahun.. Fisyha belum mau menikah pah.., Mah.. Fisyha belum siap.."

"Syha' dengerin mama" kali ini Farah mulai ikut berpendapat.. "Mama tau ini mungkin berat untuk Fisyha, tapi Papa dan Mama melakukan ini untuk Fisyha, demi kebaikan Fisyha. Sebenarnya dua bulan lagi Papa dipindah tugaskan ke Kalimantan, Papa dan Mama ngak mungkin ajak Fisyha dan Daffa pindahkan, kamu masih kuliah disini, sudah smester 5, Daffa juga baru masuk SMA, tapi Daffakan tinggal diasrama. Papa dan Mama khawatir harus ninggalin Fisyha sendirian disini, mama tau Fisyha bisa tapi kami tidak tega nak" kamu putri satu-satunya kami. Makanya papa dan mama mau Fisya menikah dengan Raydan biar Fisyha ada yang jaga. jelas mama hampir menangis.

" Kita baru bertemu sekali, mah.. bahkan Fisyha belum kenal dengan mas Raydan itu. bagaimana kalo dia jahat, kasar, terus suka marah-marah Fisyha ngak mau " Arfisyha menjawab dengan suara paraunya, Ia inggat bagaimana sikap Raydan tadi ketika bertemu dengannya di kafe.

Hening beberapa saat..

"Papa minta maaf yaa Syha', Sebenarnya Papa tidak mau memaksa kamu, Papa cuma ingin yang terbaik untuk Fisyha, papa ingin anak perempuan Papa satu-satunya bisa aman dan ada yang jagain. Papa tau kamu masih kuliah tapi, Raydan orang baik, Papa kenal sama Raydan dia dewasa, bertanggung jawab, dan tidak banyak tingkah, sekarang umurnya sudah 28 tahun dia sudah matang untuk menikah. Papa juga merasa Raydan orang yang tepat untuk papa titipkan kamu sama dia, Keluarga Raydan juga suka sama Fisyha" Mungkin tidak ada salahnya jika kita coba.

" Ini pernikahan Pah, yang gak sembarang bisa kita coba gitu aja, yang misal nanti kalo Fisyha gak suka bisa bubaran. " Fisyha Cuma mau menikah sekali seumur hidup. "

"Bukan begitu maksud Papa, Papa tau ini pernikahan tentu saja tidak bisa main-main, tapi tidak ada salahnya kan kita lakukan, papa tau ini masa depannya Fisyha, Fisyha nantinya yang jalanin semuaya, dan Raydan itu orang baik, keluarganya suka sama Fisyha, keadaan juga mengharuskan kita melakukan ini, lalu kurang apalagi Syha' ini demi kamu, biar Papa dan Mama merasa tenang meninggalkan kamu disini nanti".

Fisyha bingung, bagaiana bisa pernikahan ini demi dirinya, fikirannya kemana-mana hingga yang ia lakukan hanya diam. Fisyha ingin menanggis karena masalah ini. Ia kesal tapi tidak tau cara meluapkannya. Herlambang dan Farah telah merancang ini semua dengan matang. Arfisyha pun tak punya jalan keluar lalu apa yang bisa diperbuatnya. Menerimakah atau menolak.. demi apa ini pernikahan tentu tidak bisa main-main bukan!!..

" Gimana Syha', Kamu mau yaa" tanya mama

" Tempat kerja Raydan kan juga disini, jadi Fisyha gak perlu pindah kampus, mungkin nanti kalo Fisyha ikut sama Raydan, jaraknya aja yang sedikit lebih jauh. Tapi Papa dan Mama akan lebih tenang ninggalin kamunya, kalo ada yang jagain Fisyha"

"Mah.. kenapa Fisyhha harus pindah dari sini, ini rumah kitakan bukan rumah dinas, Fisyha gak mau pindah mah, ".

" Fisyha setelah menikah anak perempuan bukan lagi menjadi tanggung jawab orang tuanya, tanggung jawab kami akan berpindah pada Raydan setelah kamu menikah, jadi sebagai istri yang baik kamu harus nurut dan patuh pada Raydan, termasuk juga mengikuti kemanapun Raydan tinggal."

Setelah mendengar penjelasan dari Farah mamanya Fisyha malah salah mengartikan ucapan mamanya, ia menangis, air mata yang ditahannya dari tadi akhirnya tumpah juga. Ia merasa, mama dan papanya tidak menyayanginya lagi karna dengan tega memberikan tanggung jawab mereka pada Raydan pria yang baru ditemuinya sore tadi.

"Apa mama dan papa sudah tidak sayang sama Fisyha, kenapa Fisyha dikasihkan ke Mas Raydan, Fisyha minta maaf Fisyha sering bikin mama dan papa susah, tapi fisyha gak mau ikut Mas Raydan, Fisyha mau sama mama dan papa saja, Fisyha salah mah.. pah.. maaf..."

Farah mama Arfisyha ikut menangis, sungguh ini adalah keputusan terberatnya dengan Herlambang suaminya, meski demi putrinya mereka melakukan ini tapi perasaan putrinya pasti jugalah yang menjadi korban. Farah memeluk Arfisyha ia sedih juga bimbang dengan keputusan yang Ia dan suaminyaambil ini.

Mama, Papa, Daffa semua sayang Fisyha tidak ada yang ngak sayang sama Fisyha, ini berat juga buat mama dan papa Syha'. Ninggalin kamu sendirian disini, gak ada yang jagain, kamu perempuan mama takut terjadi apa-apa sama kamu, makanya papa dan mama kenalin Fisyha sama Raydan, karna kita tau Raydan baik dan bisa jaga Fisyha, mama dan papa Raydan juga suka sama Fisyha bahkan mereka juga yang mengusulkan untuk kenalin kalian berdua, juga mengenai pernikahan ini.

Farah masih menangis dan memeluk putrinya erat.

Arfisya binggung tapi akhirnya dengan keraguan ia meyakinkan dirinya bahwa Raydan mungkin orang yang tepat untuknya. Karna menurutnya Orang tuanya tidak mungkin salah memilih.

" jika menurut Papa dan Maama memang ini yang terbaik untuk Fisyha maka Fisyha akan ikuti kemauan Papa dan Mama, Fisyha mau menikah dengan Mas Raydan" kata Arfisyha.


***

Buat yang penasaran dengan cerita ini,

Aku balik lagi bawa Mas Raydan dan Arfisyha lhoo..

Selamat membaca..

Salam

~dewwane~

Mas Idan untuk ArfisyhaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang