35. Tamu Tak Diundang

12.9K 1.2K 110
                                    

Setelah hampir 4 hari terkurung di dalam kamar, hari ini akhirnya Arfisyha bisa kembali beraktifitas seperti semula, badannya memang masih sedikit lemas, obatnya pun masih harus ia konsumsi hingga beberapa hari kedepan, tapi yang terpenting sekarang ia sudah terbebas dari selang infus yang menghalangi pergerakannya.

Mengawali hari kebebasannya, pagi ini setelah mengantar Raydan sampai depan pintu untuk berangkat kerja. Arfisyha tidak langsung masuk kedalam, ia justru berjalan jalan disekitaran rumah, sambil melihat-lihat sekeliling.

Setelah hampir 10 menit Arfisyha menghirup udara pagi bataliyon yang dingin dan sejuk, ia bermaksud kembali kedalam rumah sebeum sebuah suara mengintuksinya.

" Dek Fisyha..."

Membalikkan badan ke asal suara, Arfisyha cukup terkejut karena ternyata Renatalah yang memanggilnya barusan. Demi kesopanan ia pun menyahut kemudian melangkah kearah ibu dua anak yang memiliki perawatan gempal itu.

" mohon Ijin Mba, ada yang bisa saya bantu "

"Jangan disini Dek bicaranya, dirumah adek aja sepertinya nyaman" sahut Renata tak tau malu.

" Boleh mba Silahkan"

Meski sedikit aneh dengan tingkah Renata yang mendadak ramah, lagi-lagi demi kesopanan akhirnya ia mempersilahkan seniornya itu untuk masuk kerumahnya.

" Silahkan duduk mba"

" iya dek makasih, ehh btw Mba boleh minta minum yaa dek, capek lho yaa ternyata jalan dari rumah sampai sini."

" oh maaf mba, iya sebentar saya ambilkan, mba Renata mau minum apa?" tanya Arfisyha.

" Apa saja dek, tapi kalo ada sih yang berwarna terus pake Es sepertinya enak" titah Renata lagi.

" Sebentar yaa Mba, saya permisi ke belakang sebentar" Pamit Arfisyha.

" iya dek, sekalian kalo ada cemilan boleh juga dikeluarin buat temen ngobrol kita" ujar Renata bertambah bossy.

"Iya mba, tunggu sebentar yaa" sahut Arfisyha dengan suara yang dibuat seramah mungkin.

~R&A~

Sepanjang jalan menuju dapur Arfisyha tak henti-hentinya mengerundel, ia tidak habis fikir dengan Renata yang tiba-tiba saja berubah ramah, juga tingkah nya yang meminta macam-macam padanya.

Padahal di sini Renata sebagai tamunya, bukan tuan rumahnya, tapi malah semena-mena, tak ingin kembali pusing Arfisyha segera membuatkan es sirup juga menata beberapa makanan ringan di piring untuk ia suguhkan pada tamu di rumahnya itu.

" silahkan mba, maaf hanya seadanya"

" makasih ya Dek, wah enak sekali sirupnya beli dimana dek?" tanya Renata sambil mengunyah beberapa makanan.

" ohh, itu kemarin dibawain sama ibu mertua mba, ibu mas Raydan buat sendiri" jelas Arfisyha.

" wahh, pantesan seger banget dek sirupnya, kapan-kapan Mba mau yaa"

" iya mba boleh, ini dirumah masih ada, mba mau?"

" aduh jadi ngerepotin Adek, tapi makasih banyak yaa dek"

" sebentar saya ambilkan dulu yaa mba"

Setelah memberikan sirup juga beberapa makannan ringan pada Renata, Arfisyha kembali penasaran dengan maksud dan tujuan Renata datang kerumahnya, bukannya berburuk sangka hanya saja ia merasa aneh dengan perubahan Renata yang sangat signifikan.

" Oh iya mba, tadikan mba mau bicara sesuatu, ada apa yaa mba"

" ohh iya sampai lupa Dek, sebelumnya begini aduh, mba gimana yaa ngomongnya"

Mas Idan untuk ArfisyhaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang