16. Senior-Junior

14.8K 1K 54
                                    


Selasa sore, para ibu-ibu persit kembali disibukkan dengan persiapan kunjungan untuk besok pagi, segala persiapan sudah mulai dirapikan, dari mulai penataan meja, bunga hias, sovenir, hingga segala printilan tetek bebngeknya.

Arfisyha yang baru saja tiba langsung mendapat tugas dari ibu ketua persit untuk mendekor taman " Ohh, dek Fisyha sudah datang, ini Mba' kasih tugas mendekor Taman yaa Dek' nanti sama Mba Sinta, dan Mba Renata juga ada beberapa ibu-ibu anggota yang bantu." Kata Anindya membeli pengarahan pada Arfisyha.

" iya, siap mba.." jawab Arfisyha, kemudian berjalan kearah Renata dan Sinta yang sudah mulai menata Taman.

Mari ibu-ibu, sapanya ramah pada ibu-ibu yang sedang bertugas mengelap cangkir dan piring yang sempat dilewatinya sebelum sampai ke bagian menata taman.

Renata yang melihat Arfisyha lagi-lagi datang terlambat dan merasa jika juniornya itu malah mencari muka pada ibu ketua dan ibu-ibu yang lain, merasa kesal dan langsung menyindir Arfisyha.

" Ini Dek, cepetan dilanjutkan buat tamannya, ibu-ibu yang lainnya sudah dari tadi lho ini"

" izin Mba' mohon petunjuk.. saya harus mengerjakan yang mana Mba, maaf saya terlambat"

" Yaa ini Tamannya dirapikan yang kayak biasa lah Dek' masak gak ngerti, ini ditata, pot-pot tanamannya, itu daun pandannya juga masih banyak yang belum diiris, sama potongan bambonya juga belum selesai di susun itu."

" iya Mba' siap salah" setelah menjawab ucapan, Mba Renata yang sedikit menyebalkan itu, Arfisyha mulai mengerjakan tugasnya menata taman sesuai instruksi yang diberikan padanya.

" Dek Fisyha, itu Adek yang potong daun Pandannya saja dulu, biar cepat selesai keburu mau ditabur nanti"

Belum jadi Arfisyha memindahkan pot, ia sudah mendapatkan tugas baru untuk mengiris daun pandan. Merasa masih baru Arfisyhapun hanya menurut saja. Segera ia melepas sepatu nya kemudian duduk dilantai membantu ibu-ibu lain memotong daun pandan.

" Dek Arfisyha yaa," sapa wanita cantik bersurai panjang dengan senyuman memikat bak bidadari, yang memperkenalkan namanya sebagai Mba Sinta yang juga sedang memotong daun pandan.

Arfisyha yang merasa dipanggilpun menoleh, dan sempat terpesona dengan perawakan wanita didepannya " Izin Ibu, iya saya Arfisyha istri Lettu Raydan," sapa Arfisya juga ramah, setelah sadar dari lamunannya".

" Kenalkan dek Saya Shinta istrinya Kapten Wisnu, kata Mas Wisnu, pas datang sama Omm Raydan kerumah kebetulan sayanya sedang dinas malam yaa, jadi gak ketemu kitanya"

" mohon ijin ibu, maaf saya tidak tau, mohon petunjuk" aku Arfisyha agak kikuk.

"Ehh.. sudah tidak papa namanya juga masih baru, Dek' panggilnya Mba' saja yaa kaya yang lain biar lebih akrab, dulu pas saya kayak Adek ini juga sama, belum kenal siapa-siapa."

" iya mba, terimakasih untuk sarannya"

" saya dengar adek ini masih kuliah yaa? Jurusan apa?

" iya mba.. saya ambil jurusan seni rupa, tadi ada jam kuliah sampai sore jadi saya terlambat, maaf yaa mba". jelas Arfisyha.

" sudah tidak papa, kami semua maklum dek, lagian ibu-ibu disini juga sebagian berkarir, jadi kita sudah sama-sama tau, selama tugas mendampingi suami tidak terbengkalai, dan sebisa mungkin aktif tiap ada kegiatan yaa tidak apa-apa".

" iya siap mba"

" ohh iya saran saya, karna adek ini masih baru, jadi harus banyak sosialisasi sama ibu-ibu lain yaa dek' biar cepat akrab, maklum juga, namanya ketemu orang banyak, dengan sifat dan pembawaan masing-masing, jadi kita yang sabar saja, lebih baik ngalah hehe" nasehat Mba' Sinta sedikit bergurau padanya, dari ucapannya sepertinya ia, juga sedikit memberitaunya mengenai tabiat Mba Renata yang suka seenaknya itu.

Mas Idan untuk ArfisyhaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang