37. Peran Menjadi Ayah

13.2K 1.2K 174
                                    

Dengan badan lelah, setelah seharian beraktifitas di lapangan, Raydan berniat buru-buru pulang. Bahkan sepanjang perjalanan, Ia sudah membayangkan betapa nikmatnya merebahkan tubuh di atas kasur empuk kebesarannya.

Tapi sial untuknya, karena baru saja memasuki pintu depan, kedatangan Raydan langsung disambut dengan benda-benda yang tergeletak, menyebar hampir memenuhi seisi lantai ruang tengahnya.

Rasanya baru pagi tadi Raydan meninggalkan rumah dalam keadaan bersih dan tertata rapi, tapi entah apa yang dilakukan Arfisyha, hingga ruang tengahnya sudah tak berwujut seperti sekarang ini.

Kasur lipat, yang tadinya kosong kini dipenuhi oleh seonggok selimut bergambar princess juga kain panjang yang terjulur hampir jatuh. Mainan-mainan tersebar dilantai, Televisi yang dibiarkan menyala tanpa penonton, Mengedarkan pandangannya lagi, Raydan semakin mengerutkan lekuk dahinya seteah melihat stoler bayi dalam posisi melintang tepat ditengah-tengah ruangan yang terlihat sangat menganggu pandangannya.

Melagkah mendekati Stoler, Raydan berniat memindahkannya ke sudut ruangan, tapi baru saja kaki kanannya menapak, ia malah dikejutkan oleh pekikan suara benda berbahan karet berwarna kuning yang tidak sengaja terinjak olehnya. Memundurkan langkahnya, Raydan mengambil benda kuning berbentuk bebek itu, kemudian menaruhnya di atas kasur lipat disebeah kain bergambar princes yang sempat di lipatnya. Barulah Raydan memindahkan kereta bayi itu ke pojok ruangan yang kosong, Tak lupa Raydan juga mengambil barang-barang lain yang berantakan dilantai dan menaruhnya diatas kasur lipat dengan rapi.

Melanjutkan pencariannya terhadap Arfisyha, kali ini Raydan melangkahkan kakinya ke kamar tidur. Dan lagi-lagi emosinya kembali naik karena melihat keadaan kamar yang jauh lebih parah dari ruang tengahnya.

Kasur kebesaran yang biasa rapi dan bersih itu kini penuh dengan botol-botol perlengkapan bayi yang berhamburan hampir memenuhi seluruh bagian ranjang.

Semakin memasuki kamarnya, Raydan langsung di sambut dengan bau minyak telon bayi yang cukup kuat. Tak hanya itu Raydan juga kembali di suguhkan dengan tumpukan kain-kain bergambar putri-putri disney teronggok begitu saja di lantai dekat dengan kursi rias Arfsyha yang bergeser letaknya sampai ke dekat kasur.

Mengamati area dekat almari, Raydan lagi-lagi menghela nafas lelah saat melihat mukena dan sajadah milih Arfisyha yang masih tergelar sembarangan diatas karpet. Berniat ingin merapikannya, Raydan malah semakin dibuat syok, karena pandangan matanya tak sengaja menemukan gundukan popok bayi bekas poop yang tergeletak begitu saja di dekat lemari pakaian miliknya, dan bisa dibayangkan smenjijikan apa benda itu.

Gagal sudah rencana istirahat Raydan, Rasa kantuk juga lelahnya mendadak hilang, karena merasa begitu kesal, melihat betapa hancurnya keadaan rumah dinas Raydan sore ini.

Menahan rasa kesal Raydan langsung menaruh begitu saja ranselnya ke lantai dekat pintu masuk kamar, yang dianggapnya sudut paling steril dari kekacauan yang telah di buat istrinya, kemudian mulai membersihkan kamarnya.

Yang pertama kali dilakukan Raydan tentu saja membuang popok bekas kedalam kantung plastik, kemudian dilanjutkan dengan memberesi ranjangnya yang seperti kapal pecah itu juga melipat rapi kain-kain bergambar princces yang berserakan di lantai. Tak lupa Raydan juga menyapu lantai kamar yang banyak terdapat ceceran bedak.

Bernafas lega, melihat keadaan kamarnya yang sudah kembali bersih dan rapi, Raydan mulai melangkahkan kakinya menuju dapur berniat mencuci tangan dan mengambil minum.

~R&A~

" Arfisyha..." Panggil Raydan, membuat Arfisyha yang sedang memejamkan mata, terbangun.

"Mas Idan sudah pulang, maaf aku nggak denger tadi" sesal Arfisyha, sambil membenarkan letak duduknya.

Tak mendekatkan respon dari Raydan, membuat Arfisyha memberanikan diri menatap suaminya yang sedang berdiri di dekatnya. Melihat tatapan Raydan yang mengarah ke Syafira, membuat Arfisyha sadar dengan keberadaan bayi di gendongannya itu.

Mas Idan untuk ArfisyhaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang