32. Datang Bulan

13.1K 1.1K 97
                                    

Keduanya sudah duduk berhadapan di warung lesehan yang menyenjual nasi goreng dan bakmi Jawa dekat asrama.

Setelah keduanya memilih menu, Suasana menjadi hening. Arfisyha menyibukkan diri dengan ponsel sedangkan Raydan masih dalam mode tenangnya memperhatikan setiap gerak gerik Arfisyha, ia cukup merasa bersalah karena sudah melanggar janji.

"Syha, kamu marah sama saya?"

"Enggak, marah kenapa mas? " sahut Arfisyha mengalihkan pandangannya dari benda persegi ditangannya, kemudian kembali fokus dengan ponselnya lagi"

"Selama tinggal di rumah ibu, apa saja kegiatan kamu?" Tanya Raydan membuka percakapan.

Mengalihkan pandangannya dari layar persegi di tangannya, Arfisyha meletakkan ponselnya ke atas meja kemudian memandang Raydan,
"nggak ngapa-ngapain, ibu nggak bolehin aku kerja sama sekali"

"Kenapa?"

"Nggak tau" geleng Arfisyha yang juga mendapat Anggukan dari Raydan.

"Kuliah kamu gimana?" Tanya Raydan lagi masih berusaha mencairkan suasana.

"Baik, cuma baru banyak tugas" sahut Arfisyha singkat kemudian kembali fokus memainkan ponselnya.

Raydan sadar sepertinya gadis di depannya memang sedang tidak ingin diganggu, ia pun akhirnya diam ikut menyibukkan diri dengan ponselnya, Sampai akhirnya pelayan makanan mengantarkan pesanan keduanya.
"Mari silahkan dinikmati" ucap pelayan bernama Rama.

"Terimakasih" sahut keduanya kompak.

"Ayo dimakan kenapa hanya di aduk saja" Raydan kembali mengajak Arfisyha bcara.

"Fisyha udah kenyang"

"Nasi gorengnya baru berkurang beberapa suap, mana mungkin kamu kenyang"

"Mau saya suap" tawar Raydan mendekatkan piring milik Arfisyha kearahnya.

"Mas Idan..."

"Sudah ayo buka mulut, ternyata benar kata ibu kalo kamu susah makan beberapa hari ini"

Mendongakkan wajahnya ke arah Raydan, Arfisyha sempat terkejut dengan kata-kata suaminya, dari mana Raydan bisa tau sedangkan ia tidak pernah mengatakan apapun pada Raydan, jangan-jangan ibu mertuanya, tapi bagaimana mungkin, jika Amy saja selalu bertanya kabar Raydan lewat dirinya.

"Heyy... Kenapa malah melamun, ayo dikunyah makanannya, kamu kaya anak kecil makan nya hanya di simpan di mulut" kekeh Raydan mengacak kepala Arfisyha.

Arfisyha yang di perlakukan seperti itu oleh Raydan mendadak kaku di tempatnya, dadanya berdegup aneh, hingga membuatnya tidak nyaman.

" Dikunyah Syha, jangan diam saja, kamu sakit?" Tanya Raydan mengulurkan tangannya ke leher Arfisyha hingga mebuat degupan aneh didada Arfisyha semakin terasa.

"enggak aku nggak papa" Sangkal Arfisyha mengalihkan tangan Raydan dari lehernya.

"Yaa sudah cepat di kunyah" kekeh Raydan kembali mengacak rambut Arfisyha.

Di tempat duduknya, Arfisyha malah merasa aneh, ada apa dengan Raydan, kenapa laki" itu mendadak perhatian dan hobi menyentuhnya. Batinnya dalam hati.

~R&A~

Jam sudah menunjukkan pukul 23.08 ketika keduanya tiba di depan rumah dinas Raydan. Tapi belum sampai keduanya masuk, tiba-tiba Arfisyha yang baru saja keluar dari mobil dan hendak menutupnya hampir saja limbung jika tidak segera berpegangan pada pintu di depannya.

Arfisyha tidak tau, Saat ia menapak di tanah kepalanya tiba-tiba terasa berputar hingga membuatnya mual, belum lagi perutnya yang juga terasa sakit bahkan hingga menjalar sampai ke punggungnya.

Mas Idan untuk ArfisyhaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang