5. Pernikahan

15.8K 909 24
                                    


Acara resepsi pernikahan Arfisyha dan Raydan telah selesai dilaksanakan sejak 2 jam yang lalu. Didepan meja rias miliknya, Arfisyha mulai melepas beberapa asesoris yang masih menghias kepalanya juga membersihkan sisa-sisa make up diwajahnya.

Berdiri berjam-jam, mulai dari prosesi pedang pora hingga menyalami tamu undangan yang jumlahnya hampir ribuan, membuatnya merasa luar biasa lelah, bahkan betisnya sudah terasa kebas.

Sepulangnya dari hotel tempatnya menggelar acara resepsi, Arfisyha sudah berencana untuk langsung pulang dan beristirahat, Tapi sial untuknya, karena ternyata membersihkan wajah dari sisa make up tebal itu susah selali, belum lagi, jepit hitam kecil-kecil yang masih menyangkut dirambutnya.

Jika tau akan seperti ini, lebih baik ia pulang lebih lama saja tadi, dan menyuruh penata riasnya membantu membersihkan make upnya dulu.

Fokus berusaha melepas jepit-jepit kecil di rambutnya, membuat Arfiayha tidak sadar jika, Raydan sudah menyusul masuk kedalam kamarnya.

Melihat Arfisyha yang kesusahan melepas jepitan, Raydan perlahan mendekat dan berinisiatif membantunya. Tapi belum sampai tangannya menyentuh jepitan itu, ternyata respon Arfisyha yang terkejut dan takut membuat Raydan mengurungkan niatnya untuk membantu.

Memundurkan langkahnya, Raydan menghela nafas berat, jujur ia tak menyangka jika respon Arfisyha akan sejauh itu padanya.

" Maaf, saya hanya mau bantu lepas jepitan di rambut kamu Arfiayha, kalau kamu tidak berkenan pun saya tidak masalah. Kamu tidak perlu merasa takut seperti itu dengan saya, karna bisa dipastikan malam ini dan malam-malam selanjutnya tidak akan terjadi apa-apa seperti bayangan yang ada dalam kepala kamu.

Kita memang sudah menikah, tapi saya rasa kamu juga sudah paham dengan bagaimana situasi pernikahan ini. Maka untuk sementara biarkan seperti ini dulu, sampai kita masing-masing yakin dengan pernikahan ini." Jelas Raydan sebelum melanjutkan lagi berbicara.

"Saya tidak tau sampai kapan keyakinan itu datang, yang jelas setelah janji saya dengan Allah pagi tadi, kamu adalah tanggung jawab saya sepenuhnya. Mau tidak mau, suka tidak suka, sekarang saya adalah suami kamu. Jadi mulai sekarang, silahkan buat diri kamu nyaman di dekat daya" Tegas Raydan kemudian pergi masuk ke dalam kamar mandi.

~R&A~

Sepeninggal Raydan, Arfisyha masih diam memandangi pantulan dirinya pada cermin didepannya. Beberapa kali menghela nafas berat, Arfisyha berusaha menghilangkan perasaan aneh yang tiba-tiba menyerangnya.
Kata-kata Raydan barusan membuatnya tidak nyaman, juga degup jantungnya yang berdetak diluar kontrol.

Raydan tadi hanya ingin membantunya melepas jepit, tapi respon tubuhnya barusan benar-benar keterlaluan. Jujur Arfisyha merasa malu sekali, sampai-sampai rasanya, ia ingin menenggelamkan diri ke dasar laut.

Sebenarnya semenjak masuk kedalam kamar tidurnya, Arfisyha memang merasa sangat gugup, karena ulah hasutan pikiran kotor dari beberapa teman satu genk kuliahnya yang hadir di resepsi pernikahannya.

Bukan apa-apa, bisikan teman-temannya itu sungguh membuatnya merinding, bahkan hanya untuk mengingatnya lagi pun Arfisyha tak akan sudi.

~R&A~

Mengusap kasar wajahnya, Arfisyha menelungkupkan kepalanya ke atas meja dengan kedua tangan sebagai tumpuan.

Perasaannya tak juga tenang, yang ada ia malah semakin tidak nyaman, karena satu-persatu kilasan kejadian sebelum akhirnya ia resmi menikah, mulai ikut bermunculan memenuhi ingatannya.

Mulai dari kejadian satu bulan yang lalu ketika ia diminta oleh mamanya bertemu dengan Raydan yang berakhir dengan rencana pernikahannya hari ini.

Kemudian, 2 minggu setelah pertemuannya dengan Raydan, Arfisyha baru mengetahui jika Raydan adalah seorang Tentara angkatan darat, tepat ketika ia menerima berkas-berkas yang Raydan bilang akan diantar oleh orang suruhannya.

Mas Idan untuk ArfisyhaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang