22. Arfisyha dan Keinginan Makan Bakso

17K 1.2K 168
                                    

22

Sepulangnya ibu-ibu dari rumahnya, Arfisyha tinggal sendirian didalam kamar, duduk menyandar, dan menselanjarkan kakinya ke depan. Cukup lama dalam posisi seperti itu tanpa melakukan apa-apa membuat Arfisyha merasa kesepian dan bosan. 

Mengedarkan pandangannya ke sekeliling kamar tidurnya, Arfisyha mulai berfikir aktifitas apa yang bisa membuatnya menghilangkan rasa bosan setelah Raydan memaksanya terus beristirahat, hingga pandangannya terarah pada ponsel berwarna baby pink yang tergeletak tak berdaya diatas meja nakas. Arfisyha baru ingat jika sudah 2 hari ia tak menyentuh benda persegi itu, dan ternyata dalam keadaan mati kehabisan daya.

Sambil menyambungkan kabel carger pada ponselnya, Arfisyha mulai menghidupkan benda persegi itu, baru beberapa detik 2000an lebih notivikasi pesan masuk langsung membuat ponsel ditangannya tak berhenti bergetar yang didominasi kiriman dari grup-grup kelas dan kampus yang diikutinya.

Tanpa membukanya Arfisyha semakin mensecroll kebawah melihat siapa saja yang mengiriminya pesan, hingga nama mamanya muncul dengan puluhan pesan yang menanyakan keadaannya, tanpa menunggu lama Arfisyha langsung menekan tombol telepon dan panggilannya langsung tersambung pada ibunya.

" hallo assalammualaikum mama?"

"iya waalikumsalam Syha.. gimana keadaan kamu Syha? Mama khawatir kenapa ponselnya baru aktif sih Syha?

" iya maaf Mah, Fisyha juga baru keingetan kalo hp Fisyha mati dari kemarin".

" Syha.. kata Raydan kamu sudah boleh pulang dari rumah sakit yaa? Mama telfon sama WA dari kemarin ngak diangkat jadi mama hubungi Raydan"

" iya mah, alhamdulillah Fisyha sudah sehat, maaf hp Fisyha mati kemarin lupa ngak dicarger jadi bikin mama khawatir, mama sama papa apa kabar? Fisyha kangen"

" Alhamdulillah baik Syha, mama juga kangen Fisyha kangen Daffa juga. Maafin mama sama papa yaa Syha.. kami tidak ada, saat Fisyha masuk rumah sakit.." jelas Farah terisak di sambungan telfonnya.

" mama jangan nangis dong, Fisyha udah ngak papa, mama jangan sedih. lagian Fisyha sudah sembuh, disini ada mas Idan ada Ibu sama Ayah juga jadi Fisyha ngak kesepian" hibur Fisyha yang juga sudah berlinangan air mata.

" kamu bilang mama jangan nangis, padahal kamu sendiri juga nagis Syha!!"

" Enggak kok Fisyha Cuma baru bangun tidur Mah" Elak Arfisyha.

" Syha.. Rabu besok mama dan papa akan ke Jogja"

" beneran maa??"

" iya Syha, papa ada pembukaan latihan gabungan di Magelang, nanti rencananya kita mau sekalian jenguk Daffa dulu, habis itu mama dan papa mau mampir ke rumah Fisyha"

" sipp Mah.. Fisyha tunggu lho yaa, ohh iya lupa.. kalo ngak salah kemarin mas Idan juga bilang dapat tugas latihan gabungan di Magelang juga, apa sama dengaan papa?"

" iya itu Syha.. jadi Raydan yang di kirim ikut latihan gabungan.. itu 3 harian kan latihannya?, terus kamu gimana sendirian dong?"

" Iya Mah.. gimana lagi.. kalo gitu besok mama nginep aja ke Asrama, biar Fisyha ada temenya? Kan dari Magelang ke Asrama ngak terlalu jauh" bujuk Arfisyha memelas.

" iya insyhaallah, mama usahakan yaa, semoga saja tidak ada acara tambahan, mama juga kangen banget sama kamu Syha.. gimana kamu sudah ada tanda-tanda?"

" tanda-tanda apa mah?" binggung Arfisyha.

" yaa tanda-tanda kamu hamil Syha?"

" belum lah Mah.. Fisyha kan udah pernah biang, Fisyha sama mas Raydan sementara masih nunda dulu sampai Fisyha selesai kuliahnya biar bisa Fokus"

Mas Idan untuk ArfisyhaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang