4. Dilema Raydan
Rencana Raydan Saka Wiratama sejak dulu tentang masa depannya adalah ingin menikah lima tahun setelah lulus dari pendidikan perwiranya.
Kira-kira saat pangkatnya sudah menjadi Letnan Satu. Menurut Raydan saat itu, merupakan waktu yang paling tepat, karena pangkat dan jabatannya sudah mulai stabil, begitupun dengan umurnya, yang sudah cukup matang untuk memulai kehidupan baru seperti pernikahan.
Jika ditanya tentang calonnya, wanita impian Raydan tidak muluk-muluk, jika cantik itu sudah relatif maka Raydan ingin wanita yang mandiri, dewasa dan keibuan, karena Raydan sadar, dengan pekerjaannya sekarang, tentu ia membutuhkan karakter wanita seperti itu untuk mendampinginya.
Sejujurnya selain karena pekerjaannya, Raydan mempunyai satu lagi alasan dibalik keinginannya menikah dengan wanita yang memiliki sifat seperti yang telah disebutkannya.
Alasan itu adalah karena Raydan telah terobsesi dengan 1 wanita yang begitu di kaguminya sejak pertama kali dilihatnya. Dia adalah dokter Sinta istri dari Kapten Wisnu seniornya di kesatuan.
Obsesi Raydan memiliki istri seperti dokter Sinta, sebenarnya berawal ketika ia tergabung dalam satu tim dengan Kapten Wisnu saat mengikuti latihan militer di pedalaman hutan daerah Magelang.
Sayang saat latihan berlangsung, tidak sengaja, Kapten Wisnu mendapat cidera dikakinya sehingga harus dipulangkan, Raydan yang memang menjadi teman satu timnya, mendapat tugas langsung dari Danyon untuk mengantarkan Kapten Wisnu kembali ke kesatuan.
Di rumah Kapten Wisnu, Raydan melihat betapa hebatnya wanita bernama Dokter Sinta itu, saat tiba mengantar Kapten Wisnu, Raydan bisa melihat, raut kesedihan terpancar dari wajah dokter Sinta, tapi tanpa mengeluh wanita itu dengan cekatan langsung merawat kapten Wisnu.
Bahkan ketika ke-2 anak balita kembarnya rewel secara bersamaan, dengan sabar Dokter Sinta juga bisa menghandel semuanya dengan baik. Raydan salut pada Dokter Sinta yang mampu mengurus suami juga kedua anaknya secara bersamaan.
Dan karena itulah, pandangan Raydan tentang perempuan berubah, bahkan Raydan begitu terobsesi dengan wanita seperti dokter Sinta, sampai-sampai membuatnya berjanji pada dirinya pendamping yang cocok untuknya kelak adalah harus seperti dokter Sinta.
Tapi siapa yang tau, manusia memang hanya berencana tapi sisanya hanya Allah lah yang dapat menyelesaikannya.
Raydan mungkin telah merancang masa depannya dengan baik, tapi mungkin ia juga lupa jika takdir Allah lah yang menentukan dengan siapa ia akan berjodoh.
~R&A~
Sabtu siang itu Raydan mendapat libur sampai hari Minggu sore, ia yang sudah lama tak mengunjungi ayah dan ibunya, memutuskan untuk pulang, menemui kedua orang tuanya.
Perjalanan 2 jam dari asrama hingga rumah orang tuanya, Raydan lalui dengan selamat sampai tujuan.
"Asalammualaikum, Idan pulang ayah, ibu, " salam Raydan ketika sampai di pintu rumahnya.
"Waalaikumsalam" sahut ibu dari dalam rumah. " Mas gantengnya ibu Pulang, gimana sehat le'?." tanya ibu pada Idan dengan logat jawanya, sambil mengulurkan tangan dan memeluk putra semata wayangnya bahagia.
"Alhamdulillah Idan, sehat bu, Ayah kemana bu' kok rumahnya sepi?."
" Ayah ada di belakang, biasa baru ngasih makan ikan. Tuhh.. Mas Idan aja bilang sepi, Makanya kapan dong mas Idan bawa calon Istri kesini, terus nanti ibu dikasih cucu yang banyak, pasti nanti rumah kita jadi rame Mas".
Mendengar ibunya, Raydan hanya memberikan senyum sekilas dan mengikuti Amy, masuk ke dalam rumah.
~R&A~
![](https://img.wattpad.com/cover/121633125-288-k648967.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Mas Idan untuk Arfisyha
RomanceSebagian part di privat yaa. . silahkan follow aku.. Setelahnya mau unfollow yaa ora popo ? ? ?? Jodoh memang bisa datang kapanpun dan dengan cara apapun, pertemuan Raydan dan Arfisyha memang bukan karena mereka saling jatuh cinta kemudian menikah...