Makan Malam kali ini, keluarga Seungcheol kembali makan bersama keluarga Seokjin. Kedua orang tua mereka terlihat sangat senang ketika mereka mengatakan setuju untuk pernikahan ini.
"Jadi, kapan sebaiknya pernikahan mereka dilaksanakan,Seokjin?" tanya Seungcheol kepada sahabatnya itu. Ia yang paling terlihat semangat di ruangan ini.
"Sebaiknya kita bertanya kepada mereka sendiri apakah mereka siap menikah dalam waktu dekat ini." Ucapan Seokjin seperti penyelamat bagi Seokmin dan juga Mingyu. Seokmin sangat tahu jika Seungcheol yang menentukan, maka pernikahan itu harus dilaksanakan hari itu juga.
"Saya berpikir jika kami memerlukan waktu sebelum menikah. Bagaimana jika kami memulai dari pertunangan dulu?" saran Seokmin yang berharap dua orang tua itu setuju.
"Bukankah akan terlalu lama?" tanya Seungcheol yang untuk pertama kalinya Seokmin ingin memukul ayahnya itu.
"Saya setuju dengan pendapat Seokmin,Raja Seungcheol. Saya lebih baik pelan-pelan agar saya mengetahui luar dalam Seokmin." Mingyu mendukung pendapat Seokmin karena berniat menbantunya. Namun entah kenapa Seokmin sedikit merinding mendengar perkataan Mingyu.
Seungcheol menghela napas berat dan kemudian berkata," Baiklah, yang penting kalian akan tetap menikah".
"Ayah, apa kau ingin bermain catur juga dengan kami nanti malam? Aku dan hyung akan bermain catur malam ini." Jihoon mencoba mengalihkan topik tentang pernikahan-pernikahan yang tidak ia mengerti itu.
"Ah, aku ingin sekali bermain dengan mu, Jihoon. Tapi aku masih harus bertemu dengan dokumen-dokumen kerajaanku yang menumpuk itu." Seungcheol menunjukan muka sedih sambil mencubit pipi Jihoon. Mungkin sifat mencubit Seokmin diturunkan oleh ayahnya ini pikir Jihoon.
"Ah sudah lama sekali kita tidak bermain bersama,ayah." Jihoon mengerucutkan bibirnya itu.
"Hei sudahlah jangan cemberut begitu, kau tahu kan ayah kita ini adalah ksatria kita, jadi tugas dia sangat banyak. Lagipula kau nanti akan bermain bersamaku." Seokmin menengahi pembicaraan Jihoon. Ia melihat ayahnya yang menatap Jihoon sedih, Ia ingin sekali bermain dengan anak-anaknya lagi. Tapi tumpukan dokumen itu seperti tidak habisnya dari meja kerjanya.
"Kau bisa bermain denganku kalau kau mau,Jihoon-ah." Ucap Mingyu tiba-tiba yang membuat seluruh mata memperhatikannya.
"Memangnya kau bisa bermain catur?" tanya Jihoon seperti menantang Mingyu. Mingyu hanya menunjukan senyum miring.
"Aku bahkan yang terbaik dari antara teman-temanku." Balas Mingyu yang masih menunjukan senyum miringnya. Entah kenapa Seokmin yang melihat senyum miringnya itu berdebar-debar sendiri. Sepertinya ia benar-benar sakit hari ini.
"Hmm, Baiklah aku ingin bertanding denganmu hari ini. Kalau aku kalah kau harus bermain dengan hyungku ini. Dia adalah jagoan catur dari Kerajaan ini." Ucap Jihoon yang membuat Seokmin malu karena mendapat pujian dari adiknya itu.
"Baiklah, sana kalian bermain diruangan keluarga. Aku ingin segera menyelesaikan tugasku. Seokjin,kau ikut?" Ajak Seungcheol ke Seokjin dan langsung dibalas anggukan.
.
.
.
" katanya mau mengalahkanku." Tanya Mingyu untuk kesekian kalinya ia menang. Bahkan ia sangat mengantuk hari ini dan tidak bisa memutar otaknya dengan benar. Tapi masih saja ia menang tiga kali berturut-turut.Jihoon yang mendengarnya hanya cemberut dan dari matanya terlihat hampir menangis. Seokmin yang melihat itu pun sedikit kesal dengan Mingyu.
"Ayo lawan aku." Ucap Seokmin yang memegang bahu Jihoon. Jihoon yang melihatnya langsung senang dan berdiri dari tempat duduknya dan digantikan oleh Seokmin. Kakaknya memang paling bisa diandalkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Untouchable (Seokgyu/gyuseok) Completed
Historical FictionSi Putra Mahkota, Lee Seokmin diwajibkan oleh ayahnya untuk menikahi Putra Mahkota dari kerajaan lain yang bernama Kim Mingyu. Meski dengan waktu yang berlalu, rasa penasaran mereka pun telah menjadi rasa cinta. Tetapi, Seokmin selalu membangun te...