"Ayah aku ingin berbicara denganmu." Ucap Seokmin yang memasuki ruang kerja ayahnya. Ia rela megundurkan jadwal-jadwalnya hanya demi berbicara dengan ayahnya tentang ini. Dengan arti lain, waktu bebasnya akan berkurang hari ini.
Seungcheol yang melihat Seokmin pun meminta orang-orang yang berada diruangan tersebut untuk keluar dan meninggalkan mereka berdua.
"Bicaralah," Seungcheol meminum secangkir teh yang disiapkan disana.
"Kenapa ayah memintaku menikah? Apakah pernikahan ini untuk kerjasama kita dengan kerajaan itu?" tanya Seokmin yang mengeluarkan semua pertanyaan yang membuatnya tidak bisa tidur lama.
Seungcheol menatap Seokmin sebentar sebelum kemudian bangkit berdiri dan berjalan ke rak yang berisi buku yang terjajar rapi. Ia menekan salah satu buku yang ternyata adalah tempat tersembunyi. Seokmin bahkan baru tahu ada tempat kecil tersembunyi itu.
Seungcheol mengeluarkan sebuah kotak kecil berwarna merah beludru dengan ukiran-ukiran kecil di sekitarnya. Seungcheol membawa kotak itu dihadapan Seokmin dan memberikannya ke Seokmin.
"Bukalah,ini adalah peninggalan ibumu. Ia memintaku memberikannya ketika kamu berumur 20 tahun." Seungcheol kembali duduk di kursinya dan menunggu Seokmin membuka kotak tersebut.
Seokmin membuka kotak itu dan terlihat banyak sekali gambar-gambar kecil disana. Ia ingat ini semua adalah gambar yang dibuatnya. Sejak kapan ibunya menyimpan semua karyanya ini?
Ia kemudian menemukan sebuah kertas yang ternyata sebuah surat.
"Bacalah." Perintah ayahnya itu.Seokmin meneguk air ludahnya sebelum memulai membaca surat tersebut,
Teruntuk putraku tercinta,Lee Seokmin. Jika kau membuka kotak ini, kemungkinan ada dua, aku sendiri yang memberikannya kepadamu atau ayahmu yang memberikannya kepadamu. Satu hal yang pasti,jika kau membuka kotak ini, aku tahu kau sudah berumur 20 tahun.
Aku senang sekali ketika mendengar tangisanmu setelah mengeluarkanmu dari rahimku ini. Aku berdoa setiap hari agar Tuhan tidak menurunkan penyakitku kepadamu,dan Tuhan akhirnya mengabulkannya.
Janganlah marah kepada ayahmu yang tidak memberitahumu tentang penyakitku ini, karena aku yang memintanya agar kau tidak bersedih dan khawatir untukku. Aku tahu bahwa umurku akan semakin pendek ketika harus melahirkanmu, tabib sudah mengatakannya padaku dan aku tidak peduli apa pendapat mereka,yang penting aku bisa melahirkanmu. Dan akhirnya, aku bahkan bisa melahirkan seorang lagi untuk dijadikan adikmu.
Aku mungkin telah pergi ketika kau membaca ini, dan Janganlah bersedih terlalu lama, karena ayahmulah yang paling sedih karena aku meninggalkannya. Serta Jihoon yang masih sangat membutuhkanku.
Jika kau bersedia, tolong kabulkanlah permintaanku ini. Semoga diumurmu yang sudah 20 tahun. Aku dapat melihatmu memiliki pendamping hidup agar bisa mendukungmu seperti aku mendukung ayahmu. Aku juga ingin agar ada yang menemani ayahmu yang pasti akan kesepian ketika aku meninggalkannya nanti.
Salam hangat,
Yoon Jeonghan.Seokmin mengakhiri bacaannya dengan airmata yang sudah menetes sedari tadi. Ia melihat ayahnya yang tengah menatapnya sendu. Seokmin berjalan kearah ayahnya dan segera memeluknya. Seungcheol juga membalas pelukan anaknya itu dan mengelus kepala anaknya. Ia sudah merelakan Jeonghan sejak lama meski cintanya masih tidak berkurang sedikitpun. Itulah alasannya ia tidak memiliki selir.
"Ini permintaanku dan juga ibumu. Kumohon supaya kau mengerti kenapa aku harus memintamu segera menikah."
.
.
.
Mingyu sedang berkeliling taman belakang. Ia tidak menyangka taman belakang kerajaan ini sangat luas dengan kolam ikan yang kecil di sudut taman. Serta bunga-bunga harum dan tertata dengan rapi. Meski dikerajaannya juga memiliki sebuah taman,namun yang setiap hari ia lihat hanya bunga mawar putih saja, alasannya? Karena ibunya menyukai mawar putih jadi ayah hanya menanam mawar putih di setiap tamannya. Berbeda dengan taman yang berwarna-warni di sini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Untouchable (Seokgyu/gyuseok) Completed
Ficción históricaSi Putra Mahkota, Lee Seokmin diwajibkan oleh ayahnya untuk menikahi Putra Mahkota dari kerajaan lain yang bernama Kim Mingyu. Meski dengan waktu yang berlalu, rasa penasaran mereka pun telah menjadi rasa cinta. Tetapi, Seokmin selalu membangun te...