Seungcheol memegang kertas itu dengan kuat. Kertas itu bahkan sampai terobek di tempat bagian yang ia pegang.
Setelah mendapat surat tersebut, entah kenapa hanya ada satu nama yang terlintas di kepala Seokmin dan juga Mingyu, yaitu Seungcheol. Maka dari itu, mereka segera pergi ke ruang ayah mereka.
Seokjin yang ikut melihat tulian itu kemudian menunjukan sesuatu," Seungcheol, lihat ini," ucapnya yang membuat Seungcheol ikut melihatnya.
Sebuah lambang kerajaan di atas lelehan lilin yang telah membeku. Seungcheol pun terkejut melihat lambang tersebut.
"Ini lambang Kerajaan Renava bukan?" Tanya Seokmin yang ikut memperhatikan lambang tersebut. Entah kenapa ia pernah mendengar kerajaan kecil itu,entah dari siapa.
Seungcheol mengangguk dan wajahnya yang putih itu menjadi semakin putih memucat.
"Ini lambang kerajaan Ibumu." Jawab Seungcheol singkat. Mata Seokmin melebar ketika mendengarnya, pantas saja ia pernah mendengar kerajaan itu.
"Lalu kenapa mereka ingin menyatakan perang,ayah?" Tanya Mingyu yang akhirnya membuka suara.
"Entahlah aku tidak ta-"
"Aku tahu," potong Seokjin yang membuat semua orang menoleh padanya.
Seokjin tersenyum kecil sebelum melanjutkan perkataannya, "karena putri keduanya adalah tunangan Wonwoo."
Sekarang giliran Mingyu yang terkejut mendengar berita itu. Ia kembali heran, kakaknya itu sudah memiliki tunangan, tetapi kenapa ia masih menginginkan Seokmin?
"Pertunangan mereka batal sejak Wonwoo menghilang. Hanya sampai situlah hubunganku dengan kerajaan itu." Jelas Seokjin yang membuat semua orang mengangguk mengerti.
"Lalu kenapa sasarannya adalah kerajaanku?" Tanya Seungcheol yang masih tidak habis pikir mengapa kerajaan istrinya itu ingin menyerang kerajaanya dan lagipula ia merasa sudah memperlakukan Jeonghan dengan baik sampai ia wafat. Lalu apa alasannya?
Seokjin menatap temannya dengan sendu, "mungkin surat itu ditujukan padaku,Seungcheol. Mungkin karena aku sudah tinggal di sini, jadi surat itu datang ke kerajaanmu. "
Seungcheol merobek kertas itu menjadi potongan kecil dan membakarnya diatas lilin. Ia menatap temannya dengan tatapan tidak percaya."Omong kosong sekali, semua orang juga tahu kalau kau,aku, dan Yoongi sudah memperlakukan Jeonghan dengan baik. Dan itu bukan alasan yang masuk akal,Seokjin. Dan satu lagi, memangnya kenapa kalau kau tinggal di sini? Aku yang meminta,bukan dia. Jadi jangan merasa bersalah. Besok aku akan pergi kesana untuk berunding. Kalau mereka ingin berperang, baiklah, kita lihat saja siapa yang akan menang, berani sekali orang yang menantangku itu." Omel Seungcheol yang kemudian meminum teh yang ada dimejanya sebelum kemudian berjalan melewati mereka semua untuk keluar.
Seokjin menatap punggung sahabatnya itu sebelum mengalihkan penglihatannya ke Seokmin dan Mingyu.
"Maaf kalian jadi ikut campur." Seokjin tersenyum kecut sebelum ikut meninggalkan mereka.
Seokmin menghela napas dengan berat, ia dudukan badannya di sofa ayahnya itu. Hari ini benar-benar tidak ada yang berjalan lancar. Penolakan hubungan Jihoon Soonyoung, dan sekarang surat ancaman.
"Benar-benar hari yang buruk." Ucap Seokmin tanpa melihat Mingyu yang sudah berada di sampingnya.
"Hmm sedikit." Balas Mingyu. Mereka terdiam sejenak, sibuk dengan pikiran masing-masing.
Mingyu yang masih bengong kemudian tersadar setelah mendengar dengkuran halus dari sebelahnya. Ternyata Seokmin sedang tertidur, tepatnya ketiduran.
KAMU SEDANG MEMBACA
Untouchable (Seokgyu/gyuseok) Completed
Fiksi SejarahSi Putra Mahkota, Lee Seokmin diwajibkan oleh ayahnya untuk menikahi Putra Mahkota dari kerajaan lain yang bernama Kim Mingyu. Meski dengan waktu yang berlalu, rasa penasaran mereka pun telah menjadi rasa cinta. Tetapi, Seokmin selalu membangun te...